Bahan Pengisi Kemasan TINJAUAN PUSTAKA
                                                                                10 selama delapan jam dengan frekuensi penggetaran sebesar 6 Hz dan amplitudo 5 cm. Keadaan ini
setara  dengan  2490  km  pada  jalan  beraspal  atau  905  km  pada  jalan  berbatu.  Simulasi pengangkutan  ini  mewakili  pengangkutan  antarpulau  Jawa  dan  Sumatera  dan  mengakibatkan
kerusakan buah sebesar 26.1. Anwar 2005 mengkaji dampak kemasan terhadap perubahan sifat fisik dan masa simpan
buah  dengan  menggunakan  meja  getar  yang  sama.  Simulasi  transportasi  dalam  penelitian  ini dilakukan  selama  satu  jam  dengan  frekuensi  3.33  Hz  dan  amplitudo  5.31  cm.  Hasil  penelitian
menunjukkan bahwa jenis kemasan  kardus  karton dengan  bahan pengisi kertas  koran  merupakan kemasan yang paling baik untuk transportasi buah dengan kerusakan mekanis terkecil, yaitu 8.46
apabila  dibandingkan  dengan  jenis  kemasan  lain  seperti  kantong  plastik    tanpa  bahan  pengisi dengan kerusakan mekanis yang terjadi sebesar 23.70.
Pradnyawati  2006  telah  melakukan  penelitian  mengenai  pengaruh  kemasan  dan guncangan  terhadap  mutu  fisik  jambu  biji  selama  transportasi.  Jenis  kemasan  yang  digunakan
adalah keranjang bambu dengan pengisi daun pisang,  kardus karton dengan bahan pengisi kertas koran  cacah,  dan  kardus  karton  dengan  bahan  pembungkus  kertas  koran.  Hasil  penelitiannya
menunjukkan  bahwa  tingkat  kerusakan  mekanis  yang  tertinggi  dialami  oleh  jambu  biji  dalam kemasan  keranjang  bambu  dengan  bahan  pengisi  daun  pisang.  Sedangkan  tingkat  kerusakan
mekanis  terendah  dialami  oleh  jambu  biji  dalam  kemasan  kardus  karton  dengan  bahan pembungkus koran.
Kusumah  2007  mengkaji  pengaruh  kemasan  dan  suhu  terhadap  mutu  fisik  mentimun selama  transportasi.  Penelitian  ini  menggunakan  empat  kemasan  yang  berbeda  untuk  mengemas
mentimun  yang  akan  ditransportasikan.  Simulasi  penggetaran  dilakukan  selama  tiga  jam.  Hasil penelitiannya  menunjukkan  bahwa  tingkat  kerusakan  mekanis  tertinggi  dialami  oleh  mentimun
dalam  peti  kayu  dengan  nilai  kerusakan  sebesar  40.915  dan  kerusakan  terendah  dialami  oleh mentimun dalam kemasan kardus dengan nilai kerusakan sebesar 26.1.
Yulianti  2009  merancang  kemasan  untuk  transportasi  manggis.  Dari  rancangan  tersebut diperoleh  bahwa  kemasan  berkapasitas  8  kg  berdimensi  39.4  cm  x  21  cm  x  21  cm  dengan
pengaturan buah pola fcc face cubic centre merupakan kemasan dan pola pengaturan buah yang optimal untuk transportasi manggis.
Seesar 2009 meneliti umur simpan dan mutu buah manggis dalam berbagai jenis kemasan dan suhu penyimpanan pada simulasi transportasi. Hasil penelitiannya menunjukkan peti kayu dan
keranjang plastik yang diberi sekat styrofoam berpotensi digunakan dalam distribusi buah manggis dengan kerusakan  masing-masing  5.2 dan 3.57.
11 Tabel 2. Data guncangan truk
Jumlah kejadian amplitudo
Amplitudo gerakan vertikal cm Jalan dalam
kota Jalan luar kota
Jalan buruk aspal
Jalan buruk berbatu
1 3.5
3.9 4.8
5.2 500
3.2 3.6
4.2 4.1
1000 2.9
3.3 3.9
3.8 1500
2.5 3.0
3.5 3.6
2000 2.2
2.8 3.1
3.2 2500
1.8 2.5
2.8 2.6
3000 1.6
2.1 2.8
2.6 3500
1.5 2.0
2.0 2.0
4000 1.1
1.7 1.2
1.1 4500
0.9 1.3
0.8 0.7
5000 0.0
0.1 0.2
0.1
Amplitudo rataan
1.3 1.74
1.85 1.71
Sumber: BPPT 1986 dalam Tirtosoekotjo 1992
                                            
                