Pengemasan Melon HASIL DAN PEMBAHASAN

17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengemasan Melon

A.1. Pembuatan Kemasan Melon dari Karton Gelombang dan Peti Kayu Pembuatan kemasan melon dalam penelitian ini didasarkan pada kedaan di lapangan. Kemasan melon yang ada di pasar Indonesia yang sering digunakan adalah peti kayu dan karton gelombang. Peti kayu sering digunakan dalam distribusi melon oleh petani kecil untuk dikirim ke pasar lokal atau tradisional, sedangkan karton gelombang biasa digunakan dalam distribusi melon untuk supermarket. Penentuan ukuran dan kapasitas melon didasarkan pada hasil pengukuran rata-rata bobot dan dimesi melon dengan sampel sebanyak 10 melon, yaitu didapat: bobot 1.4 kg, dimensi mayor 17 cm, serta dimensi minor 14 cm. Dalam satu kemasan diisi 12 melon yang terdiri atas dua layer, masing-masing layer diisi enam melon yang disusun secara teratur yang dpat dilihat dari Gambar 9 dengan diberi penyekat atau bahan pengisi. Penyusunan ini tidak mengikuti penyusunan teratur pattern pack yang disarankan oleh Peleg 1990. Hal ini mengikuti penyusunan di lapangan dengan mempertimbangkan efisiensi penggunaan kemasan. Selain susunan buah dalam kemasan, tipe kemasan dan standar berat tipe kemasan juga menentukan dimensi kemasan yang akan dibuat. Untuk kemasan karton gelombang tipe yang paling banyak digunakan untuk pengemasan buah dan sayur adalah tipe regular slotted container RSC dengan penutup atau atasan bersatu dengan kemasan, sedangkan untuk peti kayu yang sering digunakan untuk pengangkutan buah-buahan adalah peti kayu tipe krat. Kedua jenis kemasan tersebut merupakan kemasan yang penanganannya berdasarkan kemampuan manusia dengan kapasitas berat antara 15 kg sampai 30 kg. Dimensi kemasan yang didapat, yaitu 42x28x34 cm Tabel 3 diperoleh dari dimensi melon. Panjang kemasan diperoleh dari dimensi minor melon, yaitu 14 cm yang tersusun atas tiga satuan melon sehingga panjangnya 42 cm, lebar kemasan diperoleh dari dimensi minor 14 cm yang tersusun atas dua satuan melon sehingga lebarnya 28 cm, dan tinggi kemasan diperoleh dari dimensi mayor, yaitu 17 cm yang tersusun atas dua satuan melon sehingga tingginya 34 cm. Selain itu, juga diperhatikan berat kemasan yang berisi melon tidak boleh melebihi 30 kg. Dari data Tabel 3 maka berat maksimum melon di dalam kemasan adalah 16.8 kg. Dikarenakan berat melon maksimum yang digunakan mencapai 1.5 kg, maka kapasitas kemasan di bulatkan menjadi 18 kg. Kemasan ini didesain untuk melon kelas II M2. 18 Tabel 3. Spesifikasi kemasan yang dibuat Spesifikasi Karton gelombang Peti kayu Bobot kg 0.6 4.5 Dimensi: p x l x t cm 3 42 x 28 x 34 42 x 28 x 34 Jenis Double wall board tipe A+B krat Kapasitas kg 18 18 Tebal cm 0.8 1.3 Harga rupiah kemasan 5000 8000 Keterangan: p = panjang; l = lebar; t = tinggi Pembuatan peti kayu menggunakan kayu sengon yang biasa banyak tersedia di petani dengan sisi peti terdiri dari tiga papan dengan tebal berkisar 1.3 cm. Peti kayu yang dibuat merupakan peti kayu tipe krat yang biasa digunakan sebagai pengemas selama pengangkutan, terutama pengangkutan buah-buahan. Sedangkan karton yang digunakan merupakan karton jenis double-wall board yang terdiri atas dua media gelombang di tengahnya sehingga lebih kuat untuk menahan bobot dari melon tersebut. Bagian luar yang berupa pelapis dan bagian tengah yang berupa penyekat disebut kertas liner yang umumnya dibuat dan dipasarkan di Indonesia dengan nama kraftliner. Sedangkan, kertas gelombang antara dua permukaan liner dinamakan kertas medium fluting medium atau corrugating medium. Menurut Pantastico 1989 Peti kayu merupakan wadah pengiriman yang paling kuat dan kokoh. Namun, kardus yang bergelombang makin disukai untuk pengiriman hasil- hasil daerah tropika maupun subtropika. Bobot yang ringan dan harga yang murah merupakan hal-hal yang sangat menguntungkan. Gambar 7. Desain kemasan: a Karton gelombang, b peti kayu a b 19 A.2. Bahan Pengisi Dalam pengemasan, peti kemas harus cukup kuat dan dapat mencegah terjadinya pergerakan buah yang telah disusun di dalamnya. Bahan pengisi digunakan untuk mencegah pergerakan buah selama transportasi sehingga gesekan atau benturan dapat dikurangi. Dalam penelitian ini, bahan pengisi berupa potongan kertas koran pada posisi horisontal kemasan disebar merata sebanyak 85 gram pada bagian bawah dan atas melon di setiap layer, sedangkan pada posisi vertikal melon diisi potongan koran sebanyak 20 gram. Bahan pengisi berupa kertas koran dibalutdibungkus pada setiap buah dengan koran sebanyak dua lembar berukuran 76 cm x 58 cm sehingga permukaan melon tertutupi oleh kertas koran. Gambar 8. Bahan pengisi: a potongan kertas koran, b kertas koran Gambar 9. Pengemasan melon dalam karton gelombang: a dengan potongan koran, b tanpa bahan pengisi a b a b 20 Gambar 10. Pengemasan melon: a karton gelombang dengan pembungkus koran, b peti kayu dengan potongan koran Gambar 11. Pengemasan melon dalam peti kayu: a tanpa bahan pengisi, b dengan dibungkus koran

B. Simulasi Transportasi