Plot Ford-Walford L Hubungan panjang bobot

3.3.2. Plot Ford-Walford L

∞ , K dan t Plot Ford-Walford merupakan salah satu metode yang paling sederhana untuk menduga parameter pertumbuhan L ∞ dan K dari persamaan von Bertalanffy dengan interval waktu pengambilan contoh yang tetap King 1995. Berikut adalah persamaan Von Bertalanffy. L t = L ∞ 1-e [-Kt-t0] 1 atau, 2 L t adalah Panjang ikan pada saat umur t satuan waktu, L ∞ adalah Panjang maksimum secara teoritis panjang asimtotik, K adalah koefisien pertumbuhan per satuan waktu, t adalah umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol. Untuk t sama dengan t+1, persamaaan 3 menjadi: L t+1 = L ∞ 1-e [-Kt+1-t0] 3 sehingga, = L ∞ e -Kt-t0 [1-e -K ] 4 dengan mendistribusikan persamaan 2 ke 4, di peroleh 5 atau, = L ∞ [1-e -K ] + L t e -K 6 Persamaan 4 merupakan bentuk persamaan linear y = a + bx, dengan L t sumbu x diplotkan terhadap L t+1 sumbu y sehingga garis lurus yang terbentuk akan memilki kemiringan slope b sama dengan e -K dan intersep a sama dengan L ∞ 1-e [-K] . Umur teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol dapat diduga secara terpisah menggunakan persamaan empiris Pauly Pauly 1983 sebagai berikut. Log -t = -0,3922 – 0,2752 Log L∞ – 1,0380 Log K

3.3.3. Hubungan panjang bobot

Analisis pertumbuhan menggunakan parameter panjang dan bobot, dengan pendekatan regresi linier maka hubungan antara kedua parameter dapat dilihat dengan rumus. Korelasi parameter dari hubungan panjang dan bobot dapat dilihat dari nilai konstanta b. Analisis pola pertumbuhan ikan terisi menggunakan hubungan panjang bobot ikan dengan menggunakan persamaan Efendie 2002 : W= aL b Keterangan: W = Bobot ikan L = Panjang ikan a = Intersep perpotongan kurva hubungan panjang bobot dengan sumbu y b = Penduga pola pertumbuhan panjang bobot Analisa hubungan panjang bobot ikan bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam. Dapat ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma dan diperoleh persamaan linier sebagai berikut: Log W= Log a + b Log L Untuk mendapatkan parameter a dan b, digunakan log W sebagai y dan log L sebagai x, maka diperoleh persamaan regresi : y = a + bx Untuk menguji nilai b = 3 atau b ≠ 3 dilakukan uji-t dengan hipotesis : H : b = 3, hubungan panjang dengan bobot adalah isometrik H 1 : b ≠ 3, hubungan panjang dengan bobot adalah allometrik, dimana: 1. b 3 menunjukkan bahwa hubungan panjang dengan bobot adalah allometrik negatif pertambahan panjang lebih dominan daripada pertambahan bobot 2. b 3 menunjukkan bahwa hubungan panjang dengan bobot adalah allometrik positif Pertambahan bobot lebih dominan daripada pertambahan panjang Keterangan : b 1 = Nilai b dari hubungan panjang bobot b = 3 Sb 1 = Galat baku koefisien b Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel pada selang kepercayaan 95. Untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan terisi, maka kaidah keputusan yang diambil adalah: t hitung t tabel : tolak hipotesis nol H t hitung t tabel : gagal tolak hipotesis nol

3.3.4. Mortalitas dan laju ekspoitasi