Berdasarkan Gambar di atas diketahui bahwa ukuran ikan terisi betina lebih besar dibandingkan ukuran ikan terisi jantan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Nikolsky 1963 bahwa pada umumnya ukuran ikan betina lebih besar dibandingkan ikan jantan untuk menjamin fekunditas yang besar dalam stok dan perbedaan ukuran
ini dicapai ikan jantan lebih cepat matang gonad sehingga jangka hidupnya lebih singkat. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu
keterwakilan contoh yang diambil dan kemungkinan terjadinya tekanan penangkapan yang tinggi.
Ikan berukuran besar dengan jumlah sangat sedikit diduga adalah induk ikan terisi. Ukuran ikan terbesar yang muncul pada umumnya berhubungan dengan induk
yang p aling “penting” Lagler et al. 1977. Berdasarkan Gambar 7 terlihat adanya
pergeseran sebaran ukuran panjang. Pergeseran selang ukuran panjang ikan yang banyak tertangkap ke selang ukuran yang lebih kecil dapat dijadikan sebagai
indikasi adanya rekruitment pada interval waktu pengamatan. Untuk menentukan musim pemijahan dan rekruitmen ikan terisi di Teluk Jakarta perlu dilakukan kajian
lebih lanjut. Pertumbuhan ikan terisi dalam interval waktu yang singkat dapat diduga memiliki laju pertumbuhan yang relatif kecil.
Menurut Effendie 2002, faktor dalam adalah faktor yang umumnya sulit dikontrol seperti keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit. Faktor luar yang utama
mempengaruhi petumbuhan ikan yaitu suhu dan makanan. Dengan mengasumsikan ikan contoh yang diambil sudah mewakili populasi yang ada maka ukuran panjang
total maksimum yang lebih kecil dapat disebabkan oleh adanya tekanan penangkapan yang tinggi. Ukuran panjang ikan terkecil yang tertangkap pada
pengambilan contoh adalah 74 mm. Hal tersebut disebabkan karena mesh size jaring dogol yang digunakan 1 - 1,5 inch. Ukuran mata jaring tersebut memungkinkan
ukuran panjang terkecil dan ukuran panjang maksimal ikan yang diamati dapat tertangkap.
4.4. Parameter Pertumbuhan L
∞
, K dan t
Parameter pertumbuhan Von Bertalanffy K dan L
∞
diduga dengan menggunakan metode Plot Ford-Walford. Metode Ford-Walford dapat digunakan
karena data diambil pada interval waktu yang tetap yaitu 14 hari. Hasil pemisahan
kelompok umur menunjukkan bahwa ikan terdiri dari beberapa kelompok umur seperti disajikan pada Gambar 8 untuk ikan betina dan Gambar 9 untuk ikan jantan.
Gambar 8. Kelompok umur ikan terisi Nemipterus balinensis betina di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
Gambar 9. Kelompok umur ikan terisi Nemipterus balinensis jantan di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
Hasil analisis kelompok umur di atas memiliki nilai tengah, simpangan baku, dan indeks separasi seperti disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Dalam pemisahan
kelompok umur ikan indeks separasi sangat penting diperhatikan. Menurut Hasselblad 1966, McNew Summerfelt 1978 serta Clark 1981 in Sparre
Venema 1999, jika I2 maka pemisahan di antara dua kelompok umur tidak mungkin dilakukan karena terjadi tumpang tindih yang besar antar kelompok umur.
Nilai simpangan baku yang semakin besar menunjukkan bahwa ikan yang semakin tua mempunyai ukuran semakin beragam.
Tabel 4. Sebaran kelompok umur ikan terisi Nemipterus balinensis betina di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
Tanggal Nilai Tengah
Simpangan Indeks
Separasi mm
Baku 6 Nopember 2010
110,70 17,27
- 144,81
3,50 3,28
20 Nopember 2010
98,69 7,41
- 129,14
3,50 5,58
2 Desember 2010
107,51 6,38
- 131,79
6,99 3,63
18 Desember 2010
111,04 3,50
- 143,16
27,15 2,10
Tabel 5. Sebaran kelompok umur ikan terisi Nemipterus balinensis jantan di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
Tanggal Nilai Tengah
Simpangan Indeks
Separasi mm
Baku 6 Nopember 2010
78,87 3,64
- 103,51
7,46 4,44
131,23 16,35
2,33
20 Nopember 2010
97,59 10,10
-
2 Desember 2010
122,60 8,18
-
18 Desember 2010
94,01 3,50
- 114,47
5,26 4,67
138,79 8,10
3,64 183,99
11,81 4,54
Hasil analisis pertumbuhan menghasilkan parameter pertumbuhan antara lain panjang maksimum secara teoritis L
∞
, koefisien determinasi K, dan umur ikan pada saat panjang ikan sama dengan nol t
Tabel 6.
Tabel 6. Parameter pertumbuhan model Von Bertalanffy K, L
∞
, t ikan terisi
Nemipterus balinensis di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing periode Oktober
– Desember 2010
Contoh ikan Parameter Pertumbuhan
K per tahun L
∞
mm t
tahun Jantan
0,52 217,51
-1,85 Betina
0,33 282,12
-1,08
Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy yang terbentuk untuk ikan terisi betina adalah L
t
= 282,12 1-e
[-0,33t+1,08]
dan ikan terisi jantan L
t
= 217,51 1-e
[- 0,52t+1,85]
. Panjang total maksimum ikan terisi betina dan jantan yang tertangkap di perairan Teluk Jakarta dan didaratkan di TPI Cilincing adalah 210 mm, panjang ini
lebih kecil dari panjang asimtotik infinitif ikan terisi. Koefisien pertumbuhan K ikan terisi betina dan jantan masing-masing di Teluk Jakarta adalah 0,33 dan 0,52
per tahun. Plot Ford-Walford merupakan salah satu metode yang paling sederhana dalam
meduga persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy dengan interval waktu pengambilan contoh yang sama Sparee Venema 1999. Ikan terisi jantan dan
betina masing-masing memiliki nilai koefisien pertumbuhan K 0,52 dan 0,33. Pada Gambar 10 disajikan kurva pertumbuhan ikan terisi dengan memplotkan
umur dan panjang teoritis ikan sampai ikan berumur 68 bulan untuk ikan terisi betina, dan untuk ikan terisi jantan berumur sampai 36 bulan. Nilai koefisien
pertumbuhan berbanding terbalik dengan panjang asimtotik artinya semakin besar koefisien pertumbuhan maka panjang asimtotik ikan semakin kecil dan sebaliknya.
Hal ini berarti apabila koefisien pertumbuhan ikan semakin besar maka ikan akan mati sebelum mencapai panjang maksimum.
Gambar 10. Kurva pertumbuhan ikan terisi Nemipterus balinensis a betina dan b jantan di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
periode Oktober – Desember 2010
Parameter pertumbuhan memegang peranan penting dalam pengkajian stok ikan dan pengelolaan perikanan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Cepatnya pertumbuhan ikan terisi pada saat muda dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengelola sumberdaya perikanan dalam penyusunan rencana
pengelolaan perikanan agar memperhatikan pemanfaatannya secara berkelanjutan Suman et al. 2006.
4. 5. Hubungan Panjang Bobot