Tingkat kematangan gonad TKG Analisis Ketidakpastian

P = 100  N n Keterangan : P = Proporsi ikan jantan atau betina n = Jumlah jantan atau betina N = Jumlah total ikan jantan dan betina

3.3.6. Faktor kondisi

Faktor kondisi yaitu keadaan atau kemontokan ikan yang dinyatakan dalam angka-angka berdasarkan pada data panjang dan bobot. Sebelum ikan dianalisis, ikan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin yang sama. Ikan yang mempunyai jenis kelamin sama dilihat koefisien pertumbuhannya b. Setelah pola pertumbuhan panjang tesebut diketahui, maka dapat ditentukan faktor kondisi dari ikan tersebut yaitu Effendie 2002 : a Jika pertumbuhan ikan isometrik b=3 maka digunakan persamaan berikut: K = W.10 2 L 3 b Jika pertumbuhan yang ditemukan adalah model pertumbuhan allometrik maka persamaan yang digunakan adalah : K = W aL b Faktor kondisi dapat naik atau turun. Keadaan ini merupakan indikasi dari musim pemijahan ikan, khususnya ikan betina. Faktor kondisi juga dipengaruhi oleh indeks relatif penting makanan dan pada ikan betina dipengaruhi oleh indeks kematangan gonad. Apabila ikan cenderung menggunakan cadangan lemaknya sebagai sumber tenaga selama proses pemijahan, maka ikan mengalami penurunan faktor produksi.

3.3.7. Tingkat kematangan gonad TKG

Jenis kelamin diduga berdasarkan pengamatan gonad ikan contoh. Kemudian penentuan TKG menggunakan klasifikasi kematangan gonad yang telah ditentukan berdasarkan Tabel 2 Effendie 1979. TKG ditentukan secara morfologi berdasarkan bentuk, warna, ukuran, berat gonad, serta perkembangan isi gonad. Tabel 2. Penentuan TKG secara morfologi TKG Betina Jantan I Ovari seperti benang, panjangnya sampai ke depan rongga tubuh, serta permukaannya licin Testes seperti benang,warna jernih, dan ujungnya terlihat di rongga tubuh II Ukuran ovari lebih besar. Warna ovari kekuning-kuningan, dan telur belum terlihat jelas Ukuran testes lebih besar pewarnaan seperti susu III Ovari berwarna kuning dan secara morfologi telur mulai terlihat Permukaan testes tampak bergerigi, warna makin putih dan ukuran makin besar IV Ovari makin besa, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi 12-23 rongga perut Dalam keadaan diawet mudah putus, testes semakin pejal V Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat didekat pelepasan Testes bagian belakang kempis dan dibagian dekat pelepasan masih berisi Sumber: Modifikasi Cassie in Effendie 1979

3.3.8. Analisis Ketidakpastian

Analisis ketidakpastian dalam perikanan mengikuti hukum peluang dimana terdapat kemungkinan berhasil atau gagal dalam mengahasilkan tangkapan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya upaya serta harga price dari ikan hasil tangkapan. Analisis ketidakpastian dilakukan dengan menggunakan teorema Bayes yang menggunakan probabilitas bersyarat sebagai dasarnya. Teorema Bayes dijelaskan dalam Walpole 1993 yaitu : Jika kejadian-kejadian B 1 , B 2 , …, B k merupakan kejadian yang saling terpisah antara gabungan ruang contoh S dengan PB i ≠ 0 untuk i = 1, 2, …, k, maka untuk sembarang kejadian A yang bersifat PA ≠ 0. Analisis ketidakpastian menggunakan alat bantu berupa program Crystal ball yang merupakan suatu program perangkat lunak analisis data statistik yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Aplikasi Crystal ball ini biasa digunakan dalam bidang bisnis, penjualan atau peramalan keuangan, model prediksi, simulasi Monte Carlo, dan optimasi. Program Crystal ball dapat membantu menganalisis resiko dan ketidakpastian yang terkait dengan model spreadsheet suite. Program Crystal ball diharapkan dapat membuat keputusan-keputusan taktis yang tepat untuk mencapai tujuan dan mendapatkan keunggulan kompetitif pada kondisi pasar yang tidak pasti Mayangsoka 2010.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN