Effendie 1979 menyatakan faktor yang mempengaruhi fluktuasi faktor kondisi adalah perbedaan umur, TKG, kondisi lingkungan, dan ketersediaan makanan.
4.8. Tingkat Kematangan Gonad TKG
Tingkat kematangan gonad menunjukkan perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Ikan terisi yang ditangkap di perairan Teluk Jakarta lebih
dominan memiliki TKG 1 dan 2 pada setiap pengambilan contohnya Tabel 10 Tabel 10. Tingkat kematangan gonad ikan terisi Nemipterus balinensis di perairan
Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
Pengambilan contoh
Waktu Jumlah ikan menurut TKG individu
Betina Jantan
1 2
3 4
1 2
3 4
1 06 Nopember 2010
14 7
28 11
2 20 Nopember 2010
50 45
15 2
3 2 Desember 2010
11 19
7 2
20 38
8 3
4 18 Desember 2010
15 26
10 1
27 32
11 8
Tingkat kematangan gonad diamati secara morfologi. Proses pemijahan ditentukan oleh kondisi lingkungan, jika kondisi lingkungan dalam kondisi baik
maka pemijahan akan berlangsung dengan baik. Tingkat kematangan gonad TKG ikan terisi betina dan jantan setiap pengambilan contoh disajikan pada Gambar 14.
a b
Gambar 14. TKG ikan terisi Nemipterus balinensis a betina dan b jantan di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
Selama penelitian, ikan terisi yang diperoleh memiliki tingkat kematangan gonad TKG I, II, III dan IV. Setiap pengambilan contoh persentase tingkat
kematangan gonad ikan terisi berbeda-beda. Ikan terisi yang memiliki TGK IV baik jantan maupun betina diperoleh pada pengambilan contoh ke-4 dan ke-5. Hal ini
menunjukkan bahwa pada waktu tersebut mendekati masa pemijahan yaitu bulan Februari hingga Juli. Faktor-faktor yang mempengaruhi saat pertama kali ikan
matang gonad adalah faktor internal perbedaan spesies, umur, ukuran, serta sift- sifat fisiologis dari ikan tersebut dan faktor eksternal makanan, suhu, dan arus
Tampubolon 2008.
4.9. Nisbah Kelamin
Pada suatu stok sumberdaya ikan yang telah dieksploitasi, terdapat perbedaan antara jumlah jantan dan jumlah betina. Dari 410 ekor ikan terisi
Nemipterus balinensis menunjukkan komposisi ikan terisi jantan dan betina berdasarkan pengambilan contoh. Hasil pengambilan contoh ikan terisi diperoleh
162 ekor ikan terisi betina dan 248 ekor ikan jantan. Hasil analisis nisbah kelamin ikan terisi tiap pengambilan contoh terdapat pada Tabel 11.
Tabel 11. Nisbah kelamin ikan terisi Nemipterus balinensis di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
Pengambilan Waktu
Nisbah Jenis Kelamin Contoh
Jantan Betina
2 6 November 2010
65 35
3 20 November 2010
55 45
4 4 Desember 2010
64 36
5 18 Desember 2010
60 40
Selama pengambilan contoh diperoleh jumlah ikan jantan dan betina masing-masing sebanyak 248 ekor dan 162 ekor. Komposisi jumlah ikan betina dan
ikan jantan menunjukkan rasio kelamin yang tidak seimbang yaitu 1 :1.5. Hal ini menyatakan bahwa populasi ikan jantan lebih banyak dari pada ikan betina, karena
pola adaptasi pertumbuhan ikan jantan lebih kuat dibandingkan ikan betina. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan laju mortalitas dan pertumbuhan ikan terisi. Selain
itu, ketidakseimbangan tersebut juga disebabkan oleh perbedaan umur karena kematangan gonad yang pertama kali Yustina 2002. Dalam mempertahankan
kelangsungan hidup suatu populasi, diharapkan perbandingan ikan jantan dengan ikan betina berada dalam kondisi yang seimbang 1:1 Purwanto et al 1986 in
Affandi et al. 2007.
4.10. Analisis ketidakpastian