merkuri Hg dalam sedimen Teluk Jakarta adalah 0,60 mgkg, sedangkan konsentrasi alami dan baku mutu maksimalnya adalah 0,50 mgkg. Menurut hasil
penelitian Apriadi 2005 pada titik contoh sejauh 3000 m dari muara sungai, kandungan logam berat di Teluk Jakarta diantaranya timbal Pb berkisar antara
0,01-0,06 mgl, sedangkan kandungan krom Cr berkisar antara 0,01-0,03 mgl. Nilai tersebut telah melebihi nilai baku mutu yang ditetapkan oleh Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 untuk biota laut, yaitu masing- masing sebesar 0,01 mgl.
Teluk Jakarta termasuk wilayah yang memiliki curah hujan agak rendah dan menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson bertipe iklim D, dengan nisbah
antara rata-rata jumlah bulan kering dan rata-rata jumlah bulan basah sebesar 60- 100. Suhu rata-rata berkisar antara 26
C pada bulan Februari sampai 27 C pada
bulan Oktober KPPL-DKI dan PPLH-IPB 1997 in Zainab 2001.
4.3. Sebaran Frekuensi Panjang Ikan Terisi
Ikan terisi yang diamati selama penelitian pada bulan Nopember dan Desember 2010 berjumlah 472 ekor. Pada pengambilan contoh bulan Oktober
frekuensi ikan terisi yang dominan pada selang kelas 109-115 mm. Pada pengambilan contoh II awal bulan Nopember frekuensi ikan terisi betina dan jantan
yang dominan masing-masing terdapat pada selang kelas 144-150 mm dan 109-155 mm. Pada pengambilan contoh III akhir bulan Nopember frekuensi ikan terisi baik
betina maupun jantan dominan terdapat pada selang kelas 95-101 mm. Pada pengambilan contoh IV awal bulan Desember frekuensi ikan terisi betina dan jantan
masing-masing dominan pada selang kelas 137-143 mm dan 130-136 mm. Pada akhir bulan Desember pengambilan contoh ikan terisi betina dan jantan masing-
masing adalah 109-115 mm dan 116-122 mm. Hasil menunjukkan secara keseluruhan ukuran ikan terisi betina lebih besar dibandingkan ukuran ikan terisi
jantan Tabel 3.
Tabel 3. Sebaran frekuensi panjang ikan terisi Nemipterus balinensis di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
Selang Kelas
Sabtu Sabtu
Sabtu Sabtu
Sabtu 23 Oktober
2010 6 Nopember
2010 20 Nopember
2010 4 Desember
2010 18 Desember
2010 T
B J
T B
J T
B J
T B
J T
74-80 1
1 1
2 3
3 81-87
1 2
2 1
1 1
1 88-94
1 1
2 2
9 11
1 1
95-101 7
2 5
7 24
21 45
1 1
3 4
7 102-108
7 2
8 10
6 6
12 2
1 3
1 1
109-115 15
3 8
11 7
10 17
5 4
9 11
9 20
116-122 7
2 3
5 2
4 6
2 13
15 6
14 20
123-129 1
2 3
5 1
1 2
5 14
19 5
6 11
130-136 7
2 3
5 7
4 11
7 15
22 2
8 10
137-143 4
1 1
8 4
12 4
11 15
144-150 3
4 2
6 1
1 2
6 8
7 10
17 151-157
5 1
2 3
1 5
6 5
6 11
158-164 2
1 1
1 2
3 1
1 165-171
1 1
1 1
2 1
1 172-178
1 1
2 2
1 2
3 179-185
2 3
3 3
3 6
186-192 1
1 1
1 193-199
1 1
2 2
200-206 207-213
2 2
1 1
2 Total
62 21
39 60
50 62
112 39
69 108
52 78
130
Keterangan : B= betina; J= jantan; T= total
Perubahan frekuensi panjang yang dialami ikan merupakan salah satu parameter dalam menentukan pertumbuhannya. Analisis frekuensi panjang
ditentukan dengan cara mengelompokkan ikan dalam selang kelas panjang dan menggunakan modus panjang kelas untuk mengetahui umur ikan. Analisis frekuensi
panjang menghasilkan fluktuasi yang menggambarkan adanya pengelompokkan modus Gambar 7.
Gambar 7. Sebaran frekuensi panjang ikan terisi Nemipterus balinensis di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di TPI Cilincing
Berdasarkan Gambar di atas diketahui bahwa ukuran ikan terisi betina lebih besar dibandingkan ukuran ikan terisi jantan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Nikolsky 1963 bahwa pada umumnya ukuran ikan betina lebih besar dibandingkan ikan jantan untuk menjamin fekunditas yang besar dalam stok dan perbedaan ukuran
ini dicapai ikan jantan lebih cepat matang gonad sehingga jangka hidupnya lebih singkat. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu
keterwakilan contoh yang diambil dan kemungkinan terjadinya tekanan penangkapan yang tinggi.
Ikan berukuran besar dengan jumlah sangat sedikit diduga adalah induk ikan terisi. Ukuran ikan terbesar yang muncul pada umumnya berhubungan dengan induk
yang p aling “penting” Lagler et al. 1977. Berdasarkan Gambar 7 terlihat adanya
pergeseran sebaran ukuran panjang. Pergeseran selang ukuran panjang ikan yang banyak tertangkap ke selang ukuran yang lebih kecil dapat dijadikan sebagai
indikasi adanya rekruitment pada interval waktu pengamatan. Untuk menentukan musim pemijahan dan rekruitmen ikan terisi di Teluk Jakarta perlu dilakukan kajian
lebih lanjut. Pertumbuhan ikan terisi dalam interval waktu yang singkat dapat diduga memiliki laju pertumbuhan yang relatif kecil.
Menurut Effendie 2002, faktor dalam adalah faktor yang umumnya sulit dikontrol seperti keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit. Faktor luar yang utama
mempengaruhi petumbuhan ikan yaitu suhu dan makanan. Dengan mengasumsikan ikan contoh yang diambil sudah mewakili populasi yang ada maka ukuran panjang
total maksimum yang lebih kecil dapat disebabkan oleh adanya tekanan penangkapan yang tinggi. Ukuran panjang ikan terkecil yang tertangkap pada
pengambilan contoh adalah 74 mm. Hal tersebut disebabkan karena mesh size jaring dogol yang digunakan 1 - 1,5 inch. Ukuran mata jaring tersebut memungkinkan
ukuran panjang terkecil dan ukuran panjang maksimal ikan yang diamati dapat tertangkap.
4.4. Parameter Pertumbuhan L