Gambaran Program BBS di PT. Chevron Pasific Indonesia Distrik Minas

3. Safety Keselamatan Bidang ini menangani masalah keselamatan kerja. Hasil inspeksi dan audit yang dilakukan oleh perusahaan, IBU manajemen, dan tim HES. Kegiatan yang menjadi tanggung jawab bagian Safety Keselamatan adalah : a. Melakukan pembelian barang-barang penunjang keselamatan kerja dan kesehatan serta lingkungan. b. Melakukan perawatan terhadap alat-alat keselamatan. c. Melakukan pencegahan kecelakaan melalui perencanaan yang baik. d. Melacak sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan melaporkannya. e. Melakukan pelatihan terhadap HES secara berkesinambungan. Hierarki penerapan Health, Environment, and Safety HES berdasarkan regulasiguideline PT. Chevron Pacific Indonesia adalah sebagai berikut : Gambar 4.6 Hierarki Penerapan RegulasiGuideline Health, Environment, and Safety HES PT. Chevron Pacific Indonesia

4.2.2 Gambaran Program BBS di PT. Chevron Pasific Indonesia Distrik Minas

IndoAsia Business Unit menerapkan program keselamatan berdasarkan Behavior Based Safety BBS di PT. Chevron Pasific Indonesia sejak 2006. IBU menyadari bahwa 80 kecelakaan mengandung unsur perilaku. Oleh sebab itu, Universitas Sumatera Utara BBS dibentuk untuk mengelola Tingkat DAFW Days Away From Work Rate menuju nol. Proses BBS dimulai dengan pelatihan beberapa karyawan terpilih untuk menjadi steering committee. Ketentuan pemilihan steering committee ialah karyawan yang aktif dalam pekerjaan maupun organisasi serta telah banyak mendapatkan award dari perusahaan di berbagai kegiatan atau program. Tugas utama BBS Steering Committee adalah mengidentifikasi perilaku kategori kritikal critical behavior, yaitu perilaku yang sering menyebabkan kecelakaan di area setempat. Di Departemen HCT, ada 10 orang Steering Committee yang terdiri dari 3 Senior Operator, 1 Operator, 1 Facilities Representative, 1 Production Specialist , 1 Team Leader Operation, 1 Analyst, 1 Team Leader Maintenance, dan 1 Coordinator Plant. Ada tiga prinsip melakukan observasi di PT. CPI, yaitu No Name, No Blame, dan No Sneak Up. Sebelum observasi, BBS Observer memberitahu pekerja yang diobservasi, tidak dengan cara diam-diam. Hal ini dimaksudkan guna membangun suasana positif saat observasi dan tidak untuk mencari kesalahan. Nama pekerja yang diobservasi tidak dicantumkan. Jadi, apapun hasil observasi tidak mempengaruhi catatan kinerja pekerja. Kemudian, observer mengisi kolom komentar pada kartu BBS jika diperlukan. Setelah melakukan observasi, observer memberikan feedback kepada yang diobservasi. Berikut adalah Behavior Based Safety Process Flow Diagram : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Process Flow Diagram Pada gambar di atas adalah hasil observasi harus dikomunikasikan pada pekerja yang diamati, termasuk perilaku selamat dan berisiko. Perilaku selamat disampaikan terlebih dahulu agar memberi apresiasi, sehingga pekerja mendapat konsekuensi yang sifatnya positif, langsung, dan pasti untuk perilaku selamatnya dan diharapkan pekerja akan melakukan tindakan yang sama untuk selanjutnya. Tindakan berisiko disampaikan baik-baik, tanpa menyalahkan maupun menghakimi, tujuannya mengingatkan pekerja akan risiko yang dihadapi. Selain itu, observer juga mencari tahu penghalang barrier yang menyebabkan perilaku berisiko, agar dapat ditindaklanjuti untuk kemudian dihilangkan penghalangnya. Setelah observasi dilakukan, data diolah dan dikembalikan kepada BBS Steering Committee . Informasi yang didapat ditindaklanjuti, misalnya informasi mengenai penghalang yang membuat seseorang melakukan perilaku berisiko. BBS Steering Universitas Sumatera Utara Committee berupaya menghilangkannya. Penghalang yang berada di luar kemampuan BBS Steering Committee, penanganannya diserahkan ke Barrier Removal Team yang ada di Jakarta. Gambar 4.8 Langkah-langkah Observasi pada Buku Saku BBS Hal-hal yang menunjang berjalannya program BBS salah satunya ialah kartu observasi BBS. Setiap karyawan diberikan sebuah buku kecil yang terdiri dari lembaran-lembaran kartu BBS yang nantinya dikumpulkan kepada Steering Committee. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Cara Melakukan Observasi dan Memberikan Umpan Balik Di buku yang sama, terdapat critical behavior definitions yang merupakan definisi-definisi dari pilihan penilaian yang ada di depan. Ini bertujuan untuk memudahkan observer apabila lupa atau kurang paham dengan opsi pilihan penilaian. Sehingga, observer mampu menilai dengan akurat dan tepat sesuai dengan definisi perilaku yang dimaksud atau dilihat. Universitas Sumatera Utara Karyawan wajib mengumpulkan minimal 2 kartu BBS setiap bulannya, baik kepada steering committee maupun mengisi laporan di komputer yang terhubung ke database IBU PT. CPI. Pengumpulan kartu BBS kepada steering committee dilakukan di akhir bulan dan pelaporan dilakukan di awal bulan. Apabila pengumpulan kepada steering committee dilakukan pada akhir bulan Juni, maka pelaporan ke website IBU dilakukan pada awal bulan Juli. Pengumpulan kartu BBS kepada steering committee nantinya akan dipergunakan sebagai referensi untuk membuat rekomendasi agar perilaku tidak aman tidak terjadi lagi di tempat kerja, terutama di Departemen HCT. Sementara pelaporan kartu BBS ke website IBU berguna untuk pihak HES menilai kinerja karyawan dalam melaksanakan program BBS di perusahaan. Kemudian, laporan hasil program BBS akan di-upload di website IBU untuk dilihat secara publik. Laporan BBS dari HES terbentuk setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun. Tidak ada karyawan yang diberikan sanksi apabila karyawan tidak mengisi atau mengumpulkan kartu observasi. Sebaliknya, karyawan yang mengisi atau mengumpulkan kartu observasi sesuai target perusahaan akan diberi insentif. Karyawan yang memiliki kinerja baik dalam melaksanakan proses program BBS akan mendapatkan penghargaan berupa sertifikat dan reward. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10 Contoh Kartu BBS Tampilan Kiri Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Contoh Kartu BBS Tampilan Kanan Universitas Sumatera Utara 34 Gambar 4.12 Tampak depan Home Laporan BBS pada Website IBU 61 Universitas Sumatera Utara 4.2.3 Hasil Penelitian Gambaran Penerapan Program BBS di Departemen Hydrocarbon Transportation Minas Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan Umur Kategori Frekuensi Persentase 28 – 38 7 23,3 39 – 49 4 13,3 50 – 60 19 63,3 Berdasarkan tabel di atas bahwa sebagian besar responden berusia 50 – 60 tahun, yaitu sebesar 63,3 atau 19 orang. Ada 23,3 atau 7 responden berusia 28-38. Yang terkecil jumlahnya, ada 13,3 atau 4 responden berusia 39 – 49 tahun. Responden berusia 50 – 60 tahun sudah lebih berpengelaman dalam menjalankan pekerjaan dan lebih mumpuni di bidang kerjanya. Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Frekuensi Persentase SLTASTM 22 73,3 Diploma 5 16,7 Sarjana 3 10 Berdasarkan table di atas terlihat bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak ialah SLTASTM sebesar 73,3 atau 22 orang. Sedangkan responden yang memiliki pendidikan terakhir Sarjana S1 sebesar 10 atau 3 orang. Latar belakang pendidikan merupakan salag satu faktor penting. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan Masa Kerja Waktu Frekuensi Persentase 7 – 16 9 30 17 – 26 1 3,3 27 – 36 20 66,7 Berdasarkan tabel di atas bahwa sebagian besar responden berusia 27 – 36 tahun sebanyak 66,7 atau 20 orang dan yang terendah ialah responden berusia 17 – 26 tahun sebanyak 13,3 atau 1 orang. Semakin lama masa kerja seorang karyawan bekerja dalam sebuah perusahaan, maka diharapkan semakin loyal karyawan tersebut dalam pekerjaannya. Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan Jabatan Jabatan Frekuensi Persentase Operator 4 13,3 Senior Operator 16 53,3 Facilities Representative 5 16,7 Production Specialist 1 3,3 Team Leader Operation 1 3,3 Team Leader Facilities 1 3,3 Analyst 1 3,3 Coordinator Plant 1 3,3 Berdasarkan tabel di atas, responden sebagian besar merupakan Senior Operator dengan jumlah 53,3 atau 16 karyawan, disusul oleh Facilities Representative dengan jumlah 16,7 atau 5 orang yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir pihak maintenance dalam perawatan dan perbaikan mesin. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Distribusi frekuensi terhadap Penerapan Kartu Observasi No. Pertanyaan YA TIDAK n N 1 Apakah Anda selalu mengisi Kartu Observasi BBS sesuai target perusahaan 2 x sebulan ? 27 90 3 10 2 Apakah Anda selalu diobservasi oleh pekerja lainnya secara reguler? 30 100 3 Apakah Anda selalu menghadiri pelatihan mengenai BBS? 30 100 4 Apakah Anda langsung memasukkan meng-input data BBS ke website? 25 83,3 5 16,7 5 Apakah Anda merasa orang lain memberikan data yang akurat dalam mengisi Kartu Observasi BBS mereka? 30 100 6 Pekerja tidak akan diberikan sanksi apabila tindakan tidak aman diobservasi dan dilaporkan. Apakah pernyataan tersebut benar? 28 93,3 2 6,7 7 Apakah Anda selalu memiliki kesempatan waktu untuk memberikan komentar yang ada di kolom Kartu Observasi BBS? 30 100 8 Apakah Anda pernah mendapatkan penghargaan BBS? 16 53,3 14 46,7 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 8 pertanyaan, pertanyaan dengan jawaban “YA” terbanyak sejumlah 30 100 responden terdapat pada nomor 2, 3, 5, dan 7. Pertanyaan dengan dengan jawaban “TIDAK” terbanyak terdapat pada nomor 8 sejumlah 14 46,7 responden. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Distribusi frekuensi terhadap Pelaksanaan Feedback No. Pertanyaan YA TIDAK n n 9 Apakah Anda menerima feedback umpan balik dari pengamat observer yang mengamati Anda dalam melakukan pekerjaan? 30 100 10 Apakah Anda selalu memberikan feedback kepada pekerja yang Anda observasi? 30 100 11 Apakah Anda mengakui dan memuji, apabila kinerja pekerja meningkat? 30 100 12 Apakah Anda menyampaikan feedback dengan detail dan spesifik? 30 100 13 Apakah Anda menyampaikan feedback positif terlebih dahulu kemudian menyampaikan hal yang perlu diperbaiki setelahnya? 30 100 14 Apakah pekerja yang Anda observasi mendengar feedback yang Anda sampaikan dengan seksama? 30 100 Berdasarkan tabel di atas dari 6 pertanyaan, tidak satupun responden n = 30 yang menjawab “TIDAK”, yaitu semua responden menjawab “YA” dengan presentase 100. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Distribusi frekuensi terhadap Pelaksanaan Tugas Steering Committee No. Pertanyaan YA TIDAK n n 15 Apakah Anda selalu hadir dalam meeting rapat dengan sesama Steering Committee secara reguler? 10 100 16 Apakah Anda selalu mendorong partisipasi sesama karyawan secara personal mengenai program BBS? 10 100 17 Apakah Anda selalu memastikan Kartu Observasi BBS terkumpul tepat waktu? 9 90 1 10 18 Apakah Anda selalu menerima Kartu Observasi BBS dari karyawan tepat pada waktunya? 8 80 2 20 19 Apakah Anda mengidentifikasi dan memberikan pelatihan serta pembinaan BBS kepada pekerja yang membutuhkan? 10 100 21 Apakah Anda mengembangkan rencana aksi tindak lanjut dari data analisis program BBS dan menyampaikannya kepada pihak manajemen untuk aksi selanjutnya? 10 100 22 Apakah Anda akan menginformasikan mengenai hasil dari keberhasilan keselamatan kerja? 10 100 23 Apakah penghargaan diberikan kepada pekerja yang melaksanakan program BBS dengan baik? 10 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 8 pertanyaan, pertanyaan dengan jawaban “YA” terbanyak sejumlah 30 100 responden terdapat pada „nomor 15, 16, 19, 20, 21, 22 dan 23. Pertanyaan dengan dengan jawaban “TIDAK” terbanyak terdapat pada nomor 18 sejumlah 2 20 responden. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Penerapan Program Behavior Based Safety

Penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan melibatkan semua karyawan baik dalam jabatan tertinggi maupun terendah. Salah satu program K3 di PT. Chevron Pasific Indonesia ialah program behavior based safety yang telah dicanangkan sejak tahun 2006. Tujuan program BBS ini adalah mengajak keterlibatan semua pihak untuk saling mengobservasi dan memberi masukan terhadap perilaku sesama karyawan yang memungkinkan untuk menimbulkan risiko serta demi mencapai cita-cita utama perusahaan, yaitu Zero Accident . Untuk menilai kinerja hasil observasi dan masukan karyawan tersebut serta perkembangan program BBS di perusahaan, maka setiap karyawan diwajibkan untuk membuat laporan yang dikumpul setiap bulannya. Hasil pengisian kuesioner bagian satu pada pertanyaan nomor 8 mendapatkan jawaban “TIDAK” terbanyak dari seluruh pertanyaan mengenai penerapan program BBS di Departemen Hydcrocarbon Transportation HCT Distrik Minas. Terdapat 14 46,7 karyawan dari pertanyaan nomor 8 yang sama sekali tidak pernah mendapatkan penghargaan BBS. Perusahaan selalu mencapai target perusahaan dalam laporan mengenai program BBS dan bahkan melampui target. Diketahui bahwa terdapat lebih dari separuh responden n = 30 yang telah memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun dan 14 diantara mereka tidak pernah mendapatkan penghargaan BBS. Steve Jacobs dalam Gunawan dan Martowiyoto 2015 menyatakan bahwa antecedents berpengaruh lebih kecil, yaitu 20 daripada consequence yang 68 Universitas Sumatera Utara