2.2 Behavior Based Safety BBS
Behavior Based Safety BBS adalah proses keterlibatan pekerja
dalammemahamiberbagai hal kemungkinan yang dapat menyebabkan cidera, memberi masukan, dan mengamati sesama rekan kerja demimengurangi perilaku
berisiko Kaila, 2010. Proses BBS secara terstruktur berupa mengidentifikasi perilaku, mengukur kinerja, memberikan feedback, mengidentifikasi perilaku
baru, serta menentukan peran perkerja dalam jalannya program BBS Krause dkk, 1990.
2.2.1 Model ABC
Agnew dan Syder 2008 menyatakan banyak perusahaan telah memiliki peraturan dan regulasi yang lengkap mengenai keselamatan dan kesehatan kerja,
namun masih
banyak karyawan
yang mengalami
cidera dalam
bekerja.Kenyataannya bahwa segala peraturan dan regulasi tersebut hanya sebuah pajangan instruksi.Krause 1990 menyatakan bahwa 80–95 kecelakaan terjadi
akibat perilaku tidak aman.Semua program keselamatan yang berjalan dengan baik disebabkan karena efektifnya program sehingga memengaruhi perilaku
karyawan.Untuk mengetahui bagaimana cara orang-orang berperilaku dengan cara tertentu atau mengapa pekerja tetap bekerja dalam keadaan berisiko, maka yang
dibutuhkan adalah memahami dan menganalisis ilmu perilaku, disebut Model ABC Antecedent, Behavior, danConsequence, yaitu mengenai Mengapa sebab
atau penggerak, kita melakukan Apa perilaku yang kita lakukan, serta persepsi akan Dampak akibat dari perilaku.
Penjelasan Model Perilaku ABC menurut Gunawan dan Martowiyoto 2015 adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Antecedent
Antecedent merupakan sesuatu yang terjadi sebelum perilaku dan
membangun atau mendorong seseorang melakukan sesuatu, atau alasan seseorang melakukan sesuatu.Antecedent juga disebut sebagai aktivator, yaitu adanya
tindakan karena adanya pendorong atau penggerak.Aktivator ini dapat berbentuk faktor dalam diri manusia atau faktor di luar diri manusia. Tindakan akan
dilakukan atau tidak, masih dipengaruhi oleh tata nilai, sikap, maupun kesadaran diri perilaku.
Faktor dalam diri manusia yang memengaruhi antecedent ialah pengetahuan, kemampuan fisik, keadaan mental, atau emosi lelah, bingung,
stress, sikap attitude, pengalaman masa lalu, dan kebiasaan habit.Faktor dari luar yakni ciri pekerjaan, peralatan, lingkungan fisik tempat kerja, lingkungan
sosial, budaya organisasi, pendidikan, sistem kerja, dan kepemimpinan. 2.
Behavior
Perilaku adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan makhluk hidup, khususnya manyusui.Perilaku ini dapat berbentuk perilaku aman atau tak aman;
perilaku yang benar atau tidak benar; dan jalan pintas yang melanggar aturan, baik prosedur maupun standar.
Aktivator mengarahkan untuk dilakukannya suatu perilaku. Aktivator menentukan perilaku akan diulang kembali atau tidak diulang, tetapi oleh persepsi
atau pemahaman pelaku terhadap dampak atau consequences.
Universitas Sumatera Utara
3. Concequences
Aktivator menentukan langkah awal dari perilaku, tetapi tidak yang mengendalikan perilaku adalah dampak perilaku consequences.Perilaku
merupakan fungsi dari hasil persepsi terhadap dampak. Bobot dampak ditentukan oleh :
a. Waktu. Apakah terjadi segera soonimmediate yang disingkat S, atau
yang berjangka panjang future atau berselang delayed, yang disingkat N. Dampak yang terjadi segera s, akan memberikan pengaruh lebih kuat
daripada yang berselang. b.
Kepastian. Apakah dampak itu pasti certain terjadi mengikuti perilaku, yang disingkat P atau dampak belum pasti uncertain terjadi atau ragu,
disingkat R. Dampak yang pasti memberikan pengaruh yang lebih kuat daripada yang belum pasti.
c. Makna. Apakah dampak tersebut positif + atau negative -. Dampak
positif berpengaruh lebih kuat bagi pelaku untuk melakukannya lagi, sedangkan dampak negatif akan mencegah tindakan tersebut.
Menurut Steve Jacobs dalam Gunawan dan Martowiyoto 2015, antecedent
berpengaruh lebih kecil, yaitu 20 daripada consequence yang berbobot sekitar 80, yang akan mempertahankan perilaku secara berkelanjutan.
Kebanyakan perusahaan lebih memusatkan upaya pada penggerak, seperti memberikan pelatihan, dan kurang pada consequence, seperti penghargaan pada
yang berperilaku aman.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Pelaksanaan Program Behavior Based Safety 2.2.2.1 Observasi