LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105
2-10
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Istilah pembangunan menurut Todaro 1998, pada hakikatnya merupakan cerminan proses terjadinya perubahan
sosial suatu masyarakat, tanpa mengabaikan keragamaan kebutuhan dasar dan keinginaan individual maupun kelompok
sosial atau institusi yang ada di dalamnya untuk mencapai kondisi
kehidupan yang
lebih baik.
Sedangkan istilah
pembangunan berkelanjutan sustainable development menurut Brundtland Report dari PBB, 1987 adalah proses pembangunan
yang mencakup tidak hanya wilayah lahan, kota tetapi juga semua unsur, bisnis, masyarakat, dan sebagainya yang
berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.
Sementara itu pengertian dan penerapan pembangunan wilayah pada umumnya dikaitkan dengan kebija kan ekonomi
atau keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara
1.
BAB
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105
2-11
spasial dari
kebijakan pembangunan
nasional secara
keseluruhan. Menurut Cullis dan Jones Nugroho dan Dahuri, 2004: Sugiharto, 2006. Pembangunan wilayah sangat tepat
diimplementasikan dalam perekonomian yang tumbuh dengan mengandalkan pengelolaan sumberdaya publik common and
public resources, antara lain sektor kehutanan, perikanan, atau pengelolaan wilayah.
Dengan demikian pembangunan wilayah tentu saja memiliki kompleksitas permasalahan terkait dengan pengelolaan
sumberdaya-sumberdaya tersebut, mengintensifkan pembinaan lingkungannya ataupun yang terkait dengan masalah moral
pelaksananya. Namun untuk sebagian orang lain, konsep pertumbuhan
ekonomi itu
sendiri bermasalah,
karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas. Salah satu faktor yang
harus dihadapi untuk mencapai pembangunan wilayah yang berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran
lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial di wilayah tersebut.
Mengingat pembangunan wilayah yang berkelanjutan memiliki makna yang multidimensional, maka diperlukan
mekanisme pengambilan keputusan yang tepat melalui analisis kebijakan
pembangunan wilayah
yang mampu
mengkombinasikan dan mentransformasikan substansi dan metode beberapa disiplin ilmu. Lebih jauh lagi analisis tersebut
harus manghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah publik
tersebut. Pembangunan wilayah terpadu merupakan kebijakan untuk
mendorong pemerintah
daerah dalam
melaksanakan pembangunan melalui pendekatan kewilayahan. Kebijakan ini
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105
2-12
dibutuhkan agar pembangunan daerah dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam pemanfaatan sumber daya dan
sumber dana pembangunan di daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan Wilayah Terpadu adalah sebuah metode inovatif untuk mengidentifikasi kebutuhan program kewilayahan
yang layak dan mendesak untuk dilakukan dalam konteks PWT. Sekaligus memberikan gambaran tentang visi bersama yang
dilakukan melalui proses partisipatif yang sistematis diantara sektor terkait. Gambaran visi bersama ini disertai dengan aspek
penting lainnya seperti program kewilayahan, tolok ukur, aktor, kebijakan, strategi dan berbagai informasi lain sesuai kebutuhan
pelaksanaan PWT. Melalui pemanfaatan PWT, maka penentuan program
kewilayahan akan lebih fokus dan memperjelas maksud, tujuan, peran dan fungsi masing-masing aktor khususnya SKPD yang
terlibat dalam PWT. Selain itu PWT dirancang sesuai dengan prinsip dasar dan
kebutuhan dinamika perencanaan pembangunan kontemporer yang kental dengan aspek efisiensi, peningkatan transparansi,
partisipatif, komunikatif dan pencapaian yang efektif. Metode ini juga sesuai dengan pemanfaatan pola strategic planning,
perencanaan kolektif, aktivasi kesadaran bersama awareness dan penguatan jejaring networking yang melekat pada
pendekatan Regional Management. Oleh karena itu PWT merupakan salah satu instrumen penting dan perlu digunakan
dalam aplikasi konsep PWT. PWT sangat bermanfaat untuk hasil yang tajam dalam
penyusunan dokumen PWT, yaitu yang tertuang dalam PWTJP, PWTJM dan PWT Tahunan. Dalam Pedoman PWT sesuai arahan
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105
2-13
Permendagri No. 72 Tahun 2014 telah disampaikan petunjuk teknis secara formal. S-PWT menajamkan dan memberi bobot
perencanaan berupa validasi dari para pelaku yang langsung terlibat dalam PWT di Daerah. Pelaksanaan yang mudah, praktis
dan singkat sehingga meringankan Daerah dalam penyusunan PWTJP, PWTJM dan PWT Tahunan.
PWT biasa dilakukan dalam bentuk rapat koordinasi, workshop, musrenbang, FGD dan lain sebagainya. Metode ini
mengedepankan aspek partisipatif aktif dari para peserta yang kompeten.
Penyusunan PWTJP daerah merupakan bagian dari arah kebijakan dan sasaran pembangunan jangka panjang daerah yang
mengacu pada RPJPN memperhatikan RPJP Provinsi dan berpedoman pada RTRW daerah. Arah kebijakan dalam
pembangunan wilayah
terpadu jangka
panjang daerah
merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan selama 20 dua puluh tahun guna
mencapai sasaran pokok PWTJP secara bertahap yang tertuang dalam RPJPD. Sedangan Penyusunan PWTJM daerah merupakan
penjabaran arah kebijakan dan sasaran pokok PWTJP selama 5 lima tahun dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana pembangunan jangka menengah daerah RPJMD. PWTJM diprioritaskan pada program-program pembangunan di
kawasan strategis daerah dan atau kawasan yang mendukung kawasan
strategis nasionalprovinsi
ditinjau dari
sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya serta daya
dukung lingkungan hidup. Dengan demikian kebijakan PWT merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari perencanaan pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJP dan RPJMD. Kebijakan PWT ini diharapkan
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105
2-14
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam menterjemahkan, mengisi dan mengaplikasikan prinsip-prinsip
pemanfaatan ruang secara langsung, nyata dan bertanggung jawab sehingga dapat memberikan dampak positif yang sebesar-
besarnya bagi kepentingan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat
secara luas,
melalui proses
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi hasil pelaksanaan
rencana pembangunan daerah.
1.2. LANDASAN HUKUM