LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PENGEMBANGAN WILAYAH TERPADU KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN 2016-2020

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105 2-10 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Istilah pembangunan menurut Todaro 1998, pada hakikatnya merupakan cerminan proses terjadinya perubahan sosial suatu masyarakat, tanpa mengabaikan keragamaan kebutuhan dasar dan keinginaan individual maupun kelompok sosial atau institusi yang ada di dalamnya untuk mencapai kondisi kehidupan yang lebih baik. Sedangkan istilah pembangunan berkelanjutan sustainable development menurut Brundtland Report dari PBB, 1987 adalah proses pembangunan yang mencakup tidak hanya wilayah lahan, kota tetapi juga semua unsur, bisnis, masyarakat, dan sebagainya yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Sementara itu pengertian dan penerapan pembangunan wilayah pada umumnya dikaitkan dengan kebija kan ekonomi atau keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara 1. BAB LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105 2-11 spasial dari kebijakan pembangunan nasional secara keseluruhan. Menurut Cullis dan Jones Nugroho dan Dahuri, 2004: Sugiharto, 2006. Pembangunan wilayah sangat tepat diimplementasikan dalam perekonomian yang tumbuh dengan mengandalkan pengelolaan sumberdaya publik common and public resources, antara lain sektor kehutanan, perikanan, atau pengelolaan wilayah. Dengan demikian pembangunan wilayah tentu saja memiliki kompleksitas permasalahan terkait dengan pengelolaan sumberdaya-sumberdaya tersebut, mengintensifkan pembinaan lingkungannya ataupun yang terkait dengan masalah moral pelaksananya. Namun untuk sebagian orang lain, konsep pertumbuhan ekonomi itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan wilayah yang berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial di wilayah tersebut. Mengingat pembangunan wilayah yang berkelanjutan memiliki makna yang multidimensional, maka diperlukan mekanisme pengambilan keputusan yang tepat melalui analisis kebijakan pembangunan wilayah yang mampu mengkombinasikan dan mentransformasikan substansi dan metode beberapa disiplin ilmu. Lebih jauh lagi analisis tersebut harus manghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah publik tersebut. Pembangunan wilayah terpadu merupakan kebijakan untuk mendorong pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan melalui pendekatan kewilayahan. Kebijakan ini LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105 2-12 dibutuhkan agar pembangunan daerah dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam pemanfaatan sumber daya dan sumber dana pembangunan di daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan Wilayah Terpadu adalah sebuah metode inovatif untuk mengidentifikasi kebutuhan program kewilayahan yang layak dan mendesak untuk dilakukan dalam konteks PWT. Sekaligus memberikan gambaran tentang visi bersama yang dilakukan melalui proses partisipatif yang sistematis diantara sektor terkait. Gambaran visi bersama ini disertai dengan aspek penting lainnya seperti program kewilayahan, tolok ukur, aktor, kebijakan, strategi dan berbagai informasi lain sesuai kebutuhan pelaksanaan PWT. Melalui pemanfaatan PWT, maka penentuan program kewilayahan akan lebih fokus dan memperjelas maksud, tujuan, peran dan fungsi masing-masing aktor khususnya SKPD yang terlibat dalam PWT. Selain itu PWT dirancang sesuai dengan prinsip dasar dan kebutuhan dinamika perencanaan pembangunan kontemporer yang kental dengan aspek efisiensi, peningkatan transparansi, partisipatif, komunikatif dan pencapaian yang efektif. Metode ini juga sesuai dengan pemanfaatan pola strategic planning, perencanaan kolektif, aktivasi kesadaran bersama awareness dan penguatan jejaring networking yang melekat pada pendekatan Regional Management. Oleh karena itu PWT merupakan salah satu instrumen penting dan perlu digunakan dalam aplikasi konsep PWT. PWT sangat bermanfaat untuk hasil yang tajam dalam penyusunan dokumen PWT, yaitu yang tertuang dalam PWTJP, PWTJM dan PWT Tahunan. Dalam Pedoman PWT sesuai arahan LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105 2-13 Permendagri No. 72 Tahun 2014 telah disampaikan petunjuk teknis secara formal. S-PWT menajamkan dan memberi bobot perencanaan berupa validasi dari para pelaku yang langsung terlibat dalam PWT di Daerah. Pelaksanaan yang mudah, praktis dan singkat sehingga meringankan Daerah dalam penyusunan PWTJP, PWTJM dan PWT Tahunan. PWT biasa dilakukan dalam bentuk rapat koordinasi, workshop, musrenbang, FGD dan lain sebagainya. Metode ini mengedepankan aspek partisipatif aktif dari para peserta yang kompeten. Penyusunan PWTJP daerah merupakan bagian dari arah kebijakan dan sasaran pembangunan jangka panjang daerah yang mengacu pada RPJPN memperhatikan RPJP Provinsi dan berpedoman pada RTRW daerah. Arah kebijakan dalam pembangunan wilayah terpadu jangka panjang daerah merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan selama 20 dua puluh tahun guna mencapai sasaran pokok PWTJP secara bertahap yang tertuang dalam RPJPD. Sedangan Penyusunan PWTJM daerah merupakan penjabaran arah kebijakan dan sasaran pokok PWTJP selama 5 lima tahun dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pembangunan jangka menengah daerah RPJMD. PWTJM diprioritaskan pada program-program pembangunan di kawasan strategis daerah dan atau kawasan yang mendukung kawasan strategis nasionalprovinsi ditinjau dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya serta daya dukung lingkungan hidup. Dengan demikian kebijakan PWT merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJP dan RPJMD. Kebijakan PWT ini diharapkan LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105 2-14 dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam menterjemahkan, mengisi dan mengaplikasikan prinsip-prinsip pemanfaatan ruang secara langsung, nyata dan bertanggung jawab sehingga dapat memberikan dampak positif yang sebesar- besarnya bagi kepentingan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat secara luas, melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi hasil pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

1.2. LANDASAN HUKUM