LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105
4-107
Kegiatan Akademik, Peraturan dan Ketentuan Pelaksanaan Kegiatan Kemahasiswaan Kokurikuler atau Peraturan dan
Ketentuan yang berlingkup khusus lokal di Jurusan yang di berbagai jurusan tidak sama tergantung keadaan dan situasi
masing-masing. Di dalam usaha pengendalian dan kestabilan organisasi
baik dalam lingkungan sistem ITB, sub-sistem fakultas maupun sub-sistem jurusan sertasub-sistem-sub-sistem lainnya maka
semua sub-sistem ataupun sub-sub-sistem yang ada harus tunduk dan menyesuaikan diri dengan peraturan dan ketentuan
yang berlaku dalam sistem ITB tersebut. Adanya organisasi pengatur dan yang diatur merupakan suatu prinsip organisasi
yang umum. Jadi, setiap sub-sistem ataupun sub-sub-sistem harus
menempatkan dirinya dalam kaitan organisatoris terhadap sistem yang berlaku. Apabila suatu atau beberapa sub-sistem atau sub-
sistem ditempatkan atau menempatkan dirinya di dalarn sistem yang sudah tidak mungkin lagi untuk menyesuaikan dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku dari system- sistem maka kemudian sub-sistem dan sub-sub-sistem tersebut menjasi
sesuatu materi atau organisasi yang berada di luar system atau beyond the sistem.
3.3.3. Proses Perencanaan Sebagai Sistem
Seperti telah dikatakan di atas bahwa di dalaui suatu sistem akan terdapat keterkaitan dan kesalingtergantungan antar
sub-sistem. Kejadian ini akan menunjang kekompakan suatu sistem. Oleh karena itu di dalam sistem ITB juga akan terdapat
keterkaitan ini yang terjadi misalnya antara fakultas yang satu dengan yang lainnya, antara jurusan yang satu dengan lainnya,
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105
4-108
antara jurusan dan himpunan mahasiswa dan lain-lain. Hubungan keterkaitan dan ketergantungan ini tetap berdasarkan
kaidah dan keteraturan yang berlaku dari sistem ITB. Dalam hubungan ini maka sistem ITB ataupun sistem yang lebih luas
dari ITB dapat menyatakan ketidakberlakuan suatu pola keterkaitan
apabila keterkaitan
yang terjadi
itu dapat
menimbulkan gangguan terhadap pengendalian dan kestabilan sistem secara keseluruhan.
Proses Perencanaan sebagai suatu sistem menyangkut kelembagaan pemerintahan pusat maupun daerah yang
mempunyai kekuatan dan kewenangan di dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan kelembagaan swasta dan
masyarakat yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut Herington, 1989.
Dengan demikian maka suatu produk perencanaan dan pengendaiian pembangunan pada dasarnya merupakan suatu
hasil dari suatu proses yang menyangkut berbagai unsur tersebut. Di dalam proses perencanaan akan terjadi suatu
keterkaitan yang kompieks antara peranana perencana yang bekerja untuk pemerintah dengan berbagai unsur yang
mempunyai kepentingan
dengan pembangunan
misalnya pembangun atau developers yang sering memiliki keputusan
sendiri atau berusaha untuk mempenagruhi pengambilan keputusan - untuk kepenlingannya yang sering pula akan
bertentangan dengan keputusan yang siambii berdasarkan kebijaksanaan umum yang telah ditentukan.
Proses perencanaan bukan sekedar suatu rangkaian rasional bagaimana suatu keputusan ditentukan tetapi juga
bagaimana keputusan perencanaan dihasilkan. Jadi di dalam proses perencanaan ini termasuk suatu kaitan sistem dari
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PWT KAB. KEPULAUAN YAPEN TH. 2105
4-109
Masyarakat sebagai
subyek dan
obyek perencanaan
pembangunan; Sistem
Kelembagaan dan
Politik sebagai
pengambil keputusan, pelaksana dan pengelola pembangunan; Sektor swasta sebagai penyandang dana dan pembangun; dan
unsur fisik sebagai hasil pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
3.4. PROSES PERENCANAAN WILAYAH