Hubungan Tingkat Stres Dengan Tipe Stroke Hubungan Onset Stres Dengan Stroke Hubungan Faktor Risiko Stroke Dengan Tingkat Stres. Keterbatasan Penelitian

Stroke iskemik dan stroke hemoragik dapat menunjukkan frekuensi peristiwa kejadian bimodal. Semua jenis stroke dianggap sama, lebih sering terjadi pada pagi dan sore hari Schallner dkk 2014; Ahmadi dkk 2014.

IV.2.5. Hubungan Tingkat Stres Dengan Tipe Stroke

Pada penelitian ini tidak dijumpai perbedaan yang signifikan antara tingkat stres dengan stroke p=0.783, sesuai penelitian Shiue dkk tidak ada hubungan yang jelas antara beberapa peristiwa kehidupan dan PSA untuk dua bulan sebelum dan 2 sampai 12 bulan keduanya p 0.4. Penelitian Truelsen dkk tidak dijumpai perbedaan yang signifikan antara tipe stroke dengan tingkat stres p=0.33.

IV.2.6. Hubungan Onset Stres Dengan Stroke

Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan signifikan antara onset stres dengan stroke p=0.088. Penelitian Abdelsame dkk 2009, menunjukkan bahwa pasien secara signifikan lebih banyak melaporkan peristiwa kehidupan yang berat pada 1 hari, 1 minggu, dan 6 bulan sebelum onset stroke. Pada pasien stroke hemoragik dilaporkan kejadian life event 100 segera sebelum onset stroke 1 hari dan 1 minggu dibandingkan pada pasien stroke iskemik hanya 33.3 p 0.001. Pasien dengan 1 life event lebih sering menderita stroke pada minggu pertama Universitas Sumatera Utara dibandingkan pada kontrol menderita stroke minggu ketiga Guiraud dkk, 2012.

IV.2.7. Hubungan Faktor Risiko Stroke Dengan Tingkat Stres.

Pada penelitian ini menunjukkan perbedaan signifikan antara faktor risiko stroke dengan tingkat stres p=0.013, sesuai penelitian Abdelsamee dkk faktor resiko diklassifikasikan menjadi tanpa faktor resiko, 1 faktor resiko dan 1 faktor resiko didapati hubungan yang signifikan antara faktor resiko stroke dengan life event yang berat p 0.001. Subyek yang dilaporkan sering stres yang memiliki faktor risiko stroke p=0.01 Truelsen dkk, 2003. Pada pasien dengan skor life event yang tinggi biasanya dijumpai faktor resiko stroke yang lebih buruk seperti darah tinggi, merokok dan lain lain dibandingkan pasien dengan skor life event yang rendah Truelsen dkk, 2003.

V.2.5. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini bersifat potong lintang, dengan demikian tidak dapat menentukan lebih jauh hubungan stres dan sleep stroke dengan outcome stroke. 2. Beberapa data klinis pasien didapatkan dari hasil wawancara baik dengan pasien maupun keluarga yang mendampingi. Pertanyaan mengenai stres dan sleep stroke mungkin dapat menimbulkan bias. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN