21
sebutan lain adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian,
dan evaluasi pelaksa naan rencana pembangunan daerah.”
1.5.3. Proses Perencanaan Pembangunan
Dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan terdapat tahapan- tahapan yang tentunya sangat menunjang dan membantu kelancaran suatu
perencanaan pembangunan agar dapat berjalan dengan baik dan lancar serta tepat sasaran. Seringkali terdapat kesalahpahaman seakan-akan
perencanaan adalah suatu proses kegiatan usaha yangg terus menerus dan menyeluruh dari penyusunan suatu rencana, penyusunan program rencana,
pelaksanaan serta pengawasan dan evaluasi pelaksanaannya. Adapun proses Perencanaan yang ada di Indonesia sesuai dengan
UU No 25 tahun 2004 adalah : 1
Penyusunan Rencana Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan
rancangan lengkap suatu rencana yang siap untuk ditetapkan yang terdiri dari empat langkah. a Penyiapan rancangan rencana
pembangunan yang bersifat teknokratif, menyeluruh, dan terukur. b Masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana
kerja dengan berpedoman padarancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan. c Melibatkan masyarakat stakeholders dan
Universitas Sumatera Utara
22
menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan.
Diawali dengan
penyelenggaraan musrenbang
tingkat desa,
musrenbang tingkat kecamatan, musrenbang tingkat kabupaten. d Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan, langkah ini
berdasarkan hasil musrenbang kabupaten. 2
Penetapan Rencana Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua
pihak untuk melaksanakannya. Menurut UU ini, rencana pembangunan jangka panjang nasionaldaerah ditetapkan sebagai PERDA, rencana
pembangunan jangka menengah daerah ditetapkan kepala daerah. 3
Pengendalian Pelaksanaan rencana Pembangunan Dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh
pimpinan lembagasatuan kerja perangkat daerah. Selanjutnya kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan
rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan lembagasatuan kerjaperangkat daerah sesuai denagn tugas dan kewenangannya.
4 Evaluasi Pelaksanaan rencana
Adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk
Universitas Sumatera Utara
23
menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang
tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Menurut Bintoro Tjokoroamidjojo 1997, tahap- tahap dalam
suatu proses perencanaan adalah sebagai berikut: 1
Penyusunan rencana Penyusunan rencana ini terdiri dari unsur-unsur:
a. Tinjauan keadaan. Tinjauan keadaan atau revew ini dapat berupa tinjauan sebelum memulai suatu rencana review before take off
atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya review of performance. Dengan kegiatan ini diusahakan dapat
dilakukan dan diidentifikasi masalah-masalah pokok yang masih dihadapi, seberapa jauh kemajuan teah dicapai untuk menjamin
kontinuitas kegiatan-kegiatan usaha, hambatan-hambatan yang masih ada dan potensi serta prospek yang masih bisa
dikembangkan. b. Perkiraan keadaan masa lalu yang akan dilalui rencana. Sering juga
disebut dengan forecasting dalam hal ini diperlukan data-data statistik, berbagai hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi.
Mekanisme informasi
untuk mengetahui
kecenderungan- kencenderungan perspektif masa depan.
Universitas Sumatera Utara
24
c. Penetapan tujuan rencana Plan Objectives dan pemilihan cara-cara pencapaian tujuan rencana tersebut. Dalam hal ini seringkali nilai-
nilai politik, sosial masyarakat, memainkan peranan yang cukup penting. Secara teknis hal ini didasarkan kepada tinjauan keadaan
dan perkiraan tentng masa yang akan dilalui rencana. Dilihat dalam suatu kerangka yang lebih luas berdasar atas azas konsistensi dan
prioritas. Pada umumnya hal ini sebaiknya dilakukan melalui penyusunan
suatu kerangka menyeluruh atau kerangka makro. Dengan demikian dapat dilihat implikasi dari hubungan-hubungan antara berbagai
variabel dan parameter dalam bidang ekonomi dan sosial secara menyeluruh.
d. Identifikasi kebijakan danatau kegiatan usaha yang perludilakukan dalam rencana. Suatu kebijakan atau policy mungkin perlu
didukung oleh program-program pembangunan untuk bisa lebih operasionalnya rencana kegiatan-kegiatan usaha ini perlu dilakukan
berdasar alternatifnya yang terbaik. Hal ini dilakukan berdasar opportunity cost dan skala prioritas. Bagi proyek-proyek
pembangunan identifikasinya didukung oleh feasibility studies dan survei-survei pendahuluan.
e. Tahap terakhir dari penyusunan rencana ini adalah tahap persetujuan rencana. Proses pengambilan keputusan di sini mungkin bertingkat-
Universitas Sumatera Utara
25
tingkat, dari putusan dibidang teknis kemudian memasuki wilayah proses politik. Di sini diusahakan pula penyerasian dengan
perencanaan pembiayaan secara umum daripada program-program perencanaan yang akan dilakukan.
2 Penyusunan Program Rencana. Dalam tahap ini dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai
tujuan atau sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan serta penentuan lembaga atau
kerjasama antar lembaga mana yang akan menentukan program- program pembangunan. Bahkan daripada masing-masing proyek-
proyek pembangunan sebagai bagian ataupun tidak daripada program- programtersebut terdahulu. Seringkali dipakai disini suatu program
kegiatan dan pembiayaan yang konkrit daripada program-program atau proyek-proyek pembangunan tersebut dalam project plan yang dituang
daam project form. Bahkan ini menjadi alat rencana, alat pembiayaan, alat pelaksanaandan alat evaluasi rencana yang penting. Perlu
disebutkan bahwa seringkali pengesahan rencana ini dilakukan sebagai penutup tahap ini. Dengan demikian, rencana memiliki kedudukan legal
untuk pelaksanaannya. Seringkali tahap ini perlu dibantu dengan penyusunan suatu flow chart, operation-plan atau network plan.
3 Tahap berikutnya adalah Pelaksanaan Rencana. Dalam hal ini seringkali perlu dibedakan anatara tahap konstruksi, dan tahap operasi. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
26
perlu dipertimbangkan kerena sifat kegiatan usahanya berbeda. Dalam tahap pelaksanaan operasi perlu dipertimbangkan kegiatan-kegiatan
pemeliharaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pun perlu diikuti implikasi pelaksanaannya,
bahkan secara
terus-menerus memerlukan
penyesuaian. 4 Tahap selanjutnya adalah tahap pengawasan atas pelaksanaan rencana.
Tujuan dari pengawasan adalah: a. Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan
rencananya. b. Apabila terdapat penyimpangan maka perlu diketahui seberapa jauh
penyimpangan maka perlu diketahui seberapa jauh penyimpangan tersebut dan apa penyebabnya.
c. Dilakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan. Untuk
ini diperlukan
suatu sistem
monitoring dengan
mengusahakan pelaporan dan feed back yang baik daripada pelaksanaan rencana.
5 Evaluasi juga penting dalam proses perencanaan guna membantu kegiatatan pengawasan. Dalam hal ini dilakukan suatu evaluasi atau
tinjauan yang berjalan secara terus menerus, seringkali disebut sebagai concurrent review. Evaluasi juga dilakukan sebagai pendukung tahap
penyusunan rencana, yaitu evaluasi tentang situasi sebelum rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. Dari
Universitas Sumatera Utara
27
hasil-hasil evaluasi ini dapat dilakukann perbaikan terhadap perencanaan selanjutnya atau penyesuaian yang diperlukan dalam
pelaksanaan perencanaan itu sendiri. Apabila disebutkan dalam penelahaan proses pembangunan ini,
maka hal tersebut hanya menunjukkan urutannya saja, sebab didalam kegiatan sebenarnya tahap-tahap ini beberapa diantaranya mungkin
dilakukan secara bersama-sama. Misalnya saja bersamaan dengan pelaksanaan rencana pembangunan sebelumnya sudah dimulai penyusunan
rencana masa berikutnya. Identifikasi kebijaksanaan atau proyek pembangunan bisa dilakukan sembarang waktu biarpun pelaksanaannya
perlu disesuaikan dengan siklus perencanaan pembiayaannya. Hal terakhir ini karena biasanya perencanaan pembiayaan terkait dengan siklus tahun
anggaran yang berlaku. Demikian pula tinjauan yang berjalan juga dilakukan terus menerus atau periodik. Bahkan hal ini dapat memberi
pengaruh untuk penyusunan kembali rencana sebelum jadwal waktu selesainya rencana seperti yang ditetapkan semula.
Kunarjo 2002:23 berpendapat bahwa dalam sebuah perencanaan yang baik maka harus mempunyai persyaratan-persyaratan sebagai
berikut: didasari dengan tujuan pembangunan, konsisten dan realistis, pengawasan yang kontinu, mencakup aspek fisik dan pembiayaan,
memahami berbagai perilaku dan hubungan antarvariabel ekonomi, mempunyai koordinasi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
28
Dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010, tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah terdapat prinsip-prinsip perencanaan
pembangunan daerah yaitu : a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional; b. dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan
berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing; c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan
daerah; dan d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-
masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tersebut
juga diatur tentang perencanaan pembangunan daerah yang dirumuskan secara :
1 Transparan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
Universitas Sumatera Utara
29
2 Responsif, yaitu dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi di daerah.
3 Efisien, yaitu pencapaian keluaran tertentu dengan masukan terendah atau masukan terendah dengan keluaran maksimal.
4 Efektif, merupakan kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki, dengan cara atau proses yang paling optimal.
5 Akuntabel, yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari perencanaan pembangunan daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
6 Partisipatif, merupakan hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap proses tahapan perencanaan pembangunan daerah dan
bersifat inklusif terhadap kelompok masyarakat rentan
termarginalkan, melalui jalur khusus komunikasi untuk mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat yang tidak
memiliki akses dalam pengambilan kebijakan. 7 Terukur, adalah penetapan target kinerja yang akan dicapai dan
cara-cara untuk mencapainya. 8 Berkeadilan, adalah prinsip keseimbangan antarwilayah, sektor,
pendapatan, gender dan usia. 9 Berwawasan lingkungan, yaitu untuk mewujudkan kehidupan
adil dan makmur tanpa harus menimbulkan kerusakan
Universitas Sumatera Utara
30
lingkungan yang berkelanjutan dalam mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia, dengan cara
menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam yang menopangnya.
1.5.4. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan