Penetapan RKPD KESIMPULAN Peranan BappedaDalam Proses Perencanaan Pembangunan Partisipatif Di Kabupaten Humbang Hasundutan

107 prioritas dan pagu indikatif. Jika dirasa perlu, untuk memenuhi aspek kecukupan informasi, hal-hal terkait dengan perubahan tersebut, ditambahkan informasi yang relevan pada bab analisis dan evaluasi pada sub -bab terkait. b. Tahap Penyajian Rancangan Akhir RKPD Penyajian rancangan akhir RKPD disusun menurut sistematika yang telah disusun sebagaimana disajikan pada rancangan RKPD. Kertas kerja yang muncul pada tahap penyusunan rancangan RKPD sebagaimana dijelaskan pada sub-bab diatas menjadi dasar perubahan materi terkait dari isi rancangan akhir RKPD.

4.7. Penetapan RKPD

a. RKPD ditetapkan dengan peraturan Bupati setelah RKPD Provinsi ditetapkan dengan Peraturan Gubernur. b. RKPD Provinsi yang telah ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan akhir RKPD Kabupaten. c. RKPD Kabupaten yang telah ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD Kabupaten. Universitas Sumatera Utara 108 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti selama ini. Pengumpulan data diperoleh dengan melalui teknik wawancara dengan beberapa narasumber. Observasi kelapangan dan studi dokumentasi Hasil penelitian ini akan menguraikan tentang peranan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan dalam proses perencanaan pembangunan partisipatif. Uraian tersebut mencakup bukti-bukti yang berupa data-data kualitatif hasil penelitian dari berbagai sumber untuk kemudian dilakukan pembahasan oleh peneliti.

5.1.1. Peranan Bappeda

Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan Nomor 17 tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan dalam proses perencanaan pembangunan partisipatif memiliki peran dalam melaksanakan fungsi pendampingan dalam Musrenbangcam serta memfasilitasi penyelenggaraan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dan Musrenbang Kabupaten. Adapun uraian mengenai peranan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 109 a. Pendampingan Musrenbang Kecamatan Sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan Nomor 17 tahun 2011 Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai peran pendampingan dalam forum Musrenbang Kecamatan. Dalam peran ini Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan mendampingi pelaksanaan Musrenbang Kecamatan agar alur dan mekanismenya sesuai dengan pedoman. Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan selanjutnya membentuk tim pelaksana pendampingan yang terdiri dari seluruh pegawai Bappeda. Tim yang dibentuk ini dipimpin oleh Kepala Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya yang menangani tentang musrenbang yang dibantu oleh para staf bidang Ekonomi dan Sosial Budaya dalam melakukan peran pendampingan di lapangan. Dalam pelaksanaan tugas pendampingan di lapangan nanti dilaksanakan oleh para staf Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan seperti yang telah tersusun. Secara otomatis semua pegawai Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan harus paham tentang petunjuk teknis Musrenbang Kecamatan seperti yang tercakup dalam Peraturan Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini diungkapkan oleh Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA selaku Kepala Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan berikut : “Bappeda membentuk tim, berdasarkan pada peraturan Bupati yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat keputusan kepala Bappeda, yakni untuk melibatkan seluruh pegawai Bappeda untuk terlibat dalam Universitas Sumatera Utara 110 pelaksanaan Musrenbang Kecamatan dan Musrenbang Kabupaten. Sehingga secara otomatis semua harus paham tentang buku pedomannya. ” Wawancara, 01 Maret 2016 Namun dalam pelaksanaan Musrenbang Desa, pendampingan tidak dilakukan oleh Bappeda. Musrenbang Desa diserahkan sepenuhnya ke Kecamatan. Kecamatanlah yang menyurati Kepala Desa untuk melaksanakan musrenbang. Hal ini seperti diungkapkan oleh Opzen Simamora,S.Pd selaku Camat Doloksanggul sebagai berikut: “...Yang dari Bappeda hanya surat undangan. Surat yang berisi jadwal pelaksanaan musrenbang desa dan kecamatan sebagai dasar untuk melakukan musrenbang .” Wawancara, 07 Maret 2016 Keterangan di atas sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Raden Simamora selaku Kepala Desa Sirisi-risi berikut ini: “Untuk musrenbang, camat menyampaikan kepada kepala desa. Jadi kepala desa menyampaikan surat tersebut kepada tiap kelembagaan desa seperti BPD, Kaur, Kadus, Karang taruna, LKMD dll. Untuk pimpinan rapatnya sendiri adalah BPD. Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Perwakilan Kecamatan merupakan narasumber dalam musrenbang tersebut.” Wawancara, 07 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara 111 Jadi Bappeda menuntun panitia penyelenggara agar alur sidang mengacu pada peraturan Bupati sebagai pedoman penyelenggaraan Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan. Selanjutnya peran Bappeda juga membantu dalam memberikan garis arah pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan. Jadi semua usulan pembangunan dari masyarakat harus mengacu pada arah pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan yang tercermin dalam rencana strategis kota. Hal ini diungkapkan oleh Bottor Purba, SE selaku Kabid Fisik dan Tata Ruang Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan : ”Dalam hal ini, paling-paling Bappeda hanya memberikan garis arahannya saja, bahwa visi dan misi pemerintah Kabupaten itu ini. Pembangunan itu meliputi bidang ini, sehingga semua aspirasi harus sesuai dengan visi dan misi tersebut”. Wawancara, 01 Maret 2016 Selanjutnya Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA menambahkan : ”Secara teknis pegangan Bappeda adalah Rencana Strategis Kabupaten Humbang Hasundutan. Sehingga Bappeda mengarahkan agar semua usulan dari masyarakat tersebut jangan sampai melenceng dari Renstra Kabupaten Kita hanya memberikan arahannya saja.” Wawancara, 01 Maret 2016 Secara teknis Bappeda tidak ikut campur dalam penyusunan subtansi permasalahan pembangunan. Penyusunan subtansi permasalahan diserahkan sepenuhnya pada masyarakat. Bappeda dalam pendampingan ini hanya berperan Universitas Sumatera Utara 112 pasif dan memberikan garis arahannya saja, Bappeda bertugas mengarahkan bahwa pembangunan harus didasarkan pada visi dan misi yang kemudian dijabarkan dalam renstra kabupaten. Hal ini diungkapkan oleh Andi Saut Sihombing, SE selaku Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan bahwa : ”Bappeda tidak ikut campur tangan proses perencanaan, tetapi kita hanya menjelaskan bahwa nanti perencanaan tersebut harus mengarah ke sini, yaitu untuk mendukung visi dan misi kota.” Wawancara, 03 Maret 2016 Penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam melaksanakan Musrenbang Desa dan Musrenbangcam ini, Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan berperan dalam menuntun alur atau mekanisme persidangan agar mengacu pada pedoman surat keputusan bupati. Bappeda dalam hal ini juga berperan untuk mengarahkan bahwa rencana pembangunan harus sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Humbang Hasundutan yang kemudian dijabarkan dalam rencana strategis Kabupaten. Sehingga secara teknis semua usulan harus mengarah pada rencana strategis kaabupaten tersebut. Namun dalam peran ini Bappeda tidak terlibat dalam menentukan subtansi usulan permasalahan pembangunan, semua diserahkan pada masyarakat. Hal ini sesuai dengan konsep perencanaan pembangunan partisipatif yang menekankan pada keterlibatan masyarakat secara aktif dalam setiap tahap pembangunan. b. Membantu kelancaran proses Musrenbangdes dan Musrenbangcam Universitas Sumatera Utara 113 Peranan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan dalam membantu kelancaran proses Musrenbangdes dan Musrenbangcam dengan menentukan jadwal pelaksanaan Musrenbangdes dan Musrenbangcam Pada awalnya Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan membuat jadwal pelaksanaan sidang Musrenbangdes dan Musrenbangcam seluruh desa dan kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Penentuan jadwal ini dilakukan oleh Bappeda karena Bappeda yang mengetahui time schedule penyusunan APBD. Sehingga jadwal sidang Musrenbangdes dan Musrenbangcam ini harus disesuaikan dengan jadwal Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA sebagai berikut : ”Bappeda lah yang membuat jadwal, karena yang mengetahui mekanisme penyusunan APBD adalah Bappeda. Jadi kita harus menyesuaikan dengan jadwal Pemerintah Kota, hal ini untuk menciptakan sinkronisasi antara jadwal kegiatan masyarakat dan kota.” Wawancara, 04 Maret 2016 Jadi dapat disimpulkan bahwa Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan untuk membantu kelancaran proses Musrenbangdes dan Musrenbangcam membuat jadwal pelaksanaan persidangan. Pengaturan ini dilakukan oleh Bappeda karena Bappeda yang mengetahui aturan main penyusunan APBD Kabupaten Humbang Hasundutan. Sehingga jadwal Musrenbangdes dan Musrenbangcam ditentukan oleh Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini juga dapat membantu Universitas Sumatera Utara 114 Bappeda dalam melakukan koordinasi pelaksanaan pendampingan di seluruh kelurahan dan kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan. c. Membantu dalam menyusun skala prioritas pembangunan Secara umum Bappeda membantu dalam memberikan petunjuk-petunjuk teknis penentuan skala prioritas pembangunan berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat. Jadi Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan berperan dalam membantu masyarakat dalam menentukan skala prioritas pembangunan di sidang Musrenbangdes dan Musrenbangcam. Karena seringkali usulan masyarakat hanya merupakan keinginan bukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan mengenai arah kebutuhan, analisa potensi wilayah serta hasilnya sesuai dengan keadaan wilayah setempat. Namun keputusan akhir dalam menentukan substansi skala prioritas tetap dipegang oleh masyarakat. Bappeda hanya memberikan formula untuk menentukan skala prioritas agar benar-benar berdasarkan kebutuhan masyarakat. d. Penyelenggara Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Forum SKPD merupakan forum musyawarah antara para pemangku kepentingan pembangunan untuk membahas rumusan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangcam dan rumusan kegiatan komunitas sektoral dalam rangka menyepakati Daftar Skala Prioritas Kegiatan dalam rancangan Renja SKPD. Dalam hal ini Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai peran Universitas Sumatera Utara 115 sebagai penyelenggara Forum SKPD dalam tahapan pelaksanaan Musrenbang. Adapun peranan Bappeda dalam Forum SKPD meliputi: 1 Memfasilitasi pembentukan panitia penyelenggara Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan membantu memfasilitasi pembentukan panitia penyelenggara Forum SKPD. Susunan panitia penyelenggara ini ditetapkan oleh Kepala Bappeda, yang meliputi unsur pimpinan SKPD pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan dan Bappeda. Adapun tugas panitia penyelenggara meliputi : a Merekapitulasi hasil Musrenbangcam. b Mengumumkan secara terbuka jadwal, agenda pembahasan dan tempat penyelenggaraan Forum SKPD. c Membuka pendaftaran dan mengundang calon peserta Forum SKPD. d Mempersiapkan bahan atau materi dan peralatan serta notulen untuk Forum SKPD. e Bersama SKPD menyusun hasil pemutakhiran rancangan Renja SKPD berdasarkan hasil Forum SKPD. f Merangkum berita acara Forum SKPD. g Memimpin sidang pleno. h Menyampaikan tata tertib persidangan pada peserta. i Melaporkan kepada Kepala Bappeda hasil pemutakhiran rancangan Renja SKPD. Universitas Sumatera Utara 116 Hal ini seperti yang disampaikan oleh Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA selaku kabid Ekonomi dan Sosial Budaya. ”Forum SKPD ini difasilitasi oleh Bappeda dan ditetapkan oleh Kepala Bappeda, sedangkan panitia penyelenggara itu sendiri terdiri dari un sur pimpinan SKPD dan Bappeda.” Wawancara,04 Maret 2016 2 Memfasilitasi pelaksanaan Forum SKPD Pada pelaksanaan Forum SKPD ini, Bappeda berperan sebagai penyelenggara serta memfasilitasi semua keperluan Forum SKPD antara lain : a Menyiapkan ruang atau tempat penyelenggaraan serta memfasilitasi semua keperluan Forum SKPD lengkap dengan sidang komisi. Sehingga proses persidangan dapat berjalan tertib dan lancar. b Menyediakan saran dan prasarana untuk pelaksanaan sidang Forum SKPD. c Melaksanakan administrasi sidang Forum SKPD. e. Penyelenggara Musrenbang Kabupaten Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai peran sebagai penyelenggara dalam sidang Musrenbang Kabupaten. Adaapun peran Bappeda dalam tahapan Musrenbang Kabupaten meliputi : Universitas Sumatera Utara 117 1 Menjadi panitia musrenbang kabupaten Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan menjadi panitia Musrenbang Kabupaten. Adapun tugas panitia Musrenbang Kabupaten ini adalah: a. Panitia Musrenbang kabupaten menyusun tata tertib Musrenbang kabupaten. b. Merancang tahapan kegiatan yang dibutuhkan dalam Musrenbang kabupaten. c. Menentukan mekanisme sosialisasi pedoman penyelenggaraan Musrenbang kabupaten dan hasil Musrenbang kabupaten tahun lalu. d. Mengumpulkan materi hasil Musrenbangcam. e. Sinkronisasi hasil Musrenbangcam dengan program kegiatan berbasis program pemerintah kabupaten. Selanjutnya Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA menjelaskan: ”Semua hasil dari Musrenbang desa dan Musrenbangcam ada di Bappeda. Jadi nanti semua masuk dari sini. Bappeda yang menangani. Kemudian kita bekerja sama dengan SKPD untuk mengkompilasikan semua hasil Musrenbang desa dan Musrenbangcam ke dalam sebuah daftar sebagai Universitas Sumatera Utara 118 materi bahan Musrenbang Kabupaten nanti.” Wawancara, 04 Maret 2016 2 Memfasilitasi pelaksanaan Musrenbang kabupaten. Pada pelaksanaan Musrenbang kabupaten ini, Bappeda berperan sebagai penyelenggara serta memfasilitasi semua keperluan sidang Musrenbang kabupaten antara lain : a. Menyiapkan ruang atau tempat penyelenggaraan serta memfasilitasi semua keperluan sidang Musrenbang kabupaten lengkap dengan sidang komisi. Sehingga proses persidangan dapat berjalan tertib dan lancar. b. Menyediakan saran dan prasarana sidang, berupa dana yang sudah dianggarkan. c. Melaksanakan administrasi sidang Musrenbang kabupaten, meliputi kesekretariatan sidang, bahan sidang, dan lain-lain. Peranan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan di atas sesuai dengan bukti-bukti kualitatif seperti yang diungkapkan oleh Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA: “mengenai sarana dan prasarana, saya pikir setiap tahun kita menganggarkan dalam APBD Kab. Humbang Hasundutan untuk anggaran penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan di tingkat Universitas Sumatera Utara 119 kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat juga dianggarkan. Contoh yang difasilitasi adalah tempat pertemuan, bahan-bahan yang disosialisasikan dipaparkan di masing-masing tingkat musrenbang. Jadi, sarana dan prasarana dalam hal inikan termasuk juga dalam dana yang tersedia. Untuk sarana pendukung seperti laptop komputer, Infocus, speaker, dll tidak disediakan oleh Bappeda. Bappeda hanya mendorong masing-masing tingkat pemerintahan untuk menyediakan tempat pertemuan yang representatif memadai. ” Wawancara, 04 Maret 2016 Keterangan di atas juga sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Andi Saut Sihombing, SE sebagai berikut : ”Dalam pelaksanaan Musrenbang kabupaten, Bappeda hanya panitia saja, semua diserahkan pada peserta sidang. Kita hanya memfasilitasi.” Wawancara, 04 Maret 2016

5.1.2. Peranan Bappeda dalam Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Perencanaan Pembangunan Partisipatif mempunyai makna yang sangat penting dalam perubahan paradigma pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Perubahan ini menunjukkan bahwa arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan telah sejalan dengan tutuntutan reformasi, demokrasi, otonomi daerah dan peningkatan partisipasi masyarakat. Adapun peranan Bappeda dalam Perencanaan Pembangunan Partisipatif ini dapat dilihat melalui beberapa indikator berikut ini : Universitas Sumatera Utara 120 1. Kemitraan partnership antara pemerintah, DPRD dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Paradigma Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Humbang Hasundutan perlu dipahami oleh semua pihak karena pemahaman konsep tersebut akan mempengaruhi terciptanya keterpaduan antara komponen pelaku pembangunan yang terdiri dari pemerintah daerah, DPRD dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemahaman konsep yang sama tersebut akan memberi kemudahan dalam menerapkan konsep Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Humbang Hasundutan. Dalam usaha mencapai keterpaduan tersebut perlu adanya pemahaman dan tersusunnya visi yang sama sehingga program-program pembangunan dapat dilaksanakan lebih terarah dan efektif. Adapun visi dari Kabupaten Humbang Hasundutan adalah “Humbang Hasundutan yang berkelas nasional dalam hal kemakmuran, tata kelola dan mentalitas unggul melalui pemberdayaan masyarakat, pendayagunaan potensi alam dan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan merata.” Adanya visi tersebut akan memberikan arah setiap kebijakan pembangunan menuju terciptanya kemitraan dan keterpaduan antara komponen pelaksana pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Humbang Hasundutan ini diperlukan peran para komponen pelaksana Universitas Sumatera Utara 121 pembangunan di atas sesuai dengan kedudukannya masing-masing. Adapun kedudukan antara pemerintah, DPRD dan masyarakat meliputi : a. Pemerintah Pemerintah berkedudukan sebagai executive agent yang bertugas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintah berperan sebagai fasilitator pembangunan dan bertanggung jawab untuk mengelola daerah menuju visi dan misi Kabupaten Humbang Hasundutan dengan menekankan pada peran serta masyarakat. Dalam bidang pembangunan pemerintah wajib melaksanakan semua program pembangunan yang telah direncanakan bersama masyarakat serta wajib memberikan pertanggungjawaban atas peranannya tersebut kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan konsep Perencanaan Pembangunan Partisipatif yakni penyelenggaraan pemerintahan daerah yang demokratis, partisipatif dan bertanggung jawab. Selanjutnya Hanaya C. Simamora S.Sos, MPA selaku Ekonomi dan Sosial Budaya Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan menjelaskan : Universitas Sumatera Utara 122 ”Pemerintah sebagai lembaga eksekutif kan punya kewenangan kebijakan untuk membangun kabupaten. Dan itu kita sesuaikan dengan visi dan misi pemerintah kabupaten, skala prioritas dan aspirasi masyarakat.” Wawancara, 03 Maret 2016 b. DPRD DPRD sebagai legislative agent. Lembaga ini memegang fungsi legislasi, budget dan kontrol dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilaksanakan oleh eksekutif. DPRD berhak memeriksa dan mengoreksi apabila penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA mengatakan : ” peran serta masyarakat sampai di musyawarah pembangunan saja. Akan tetapi dalam penganggaranpun, peran masyarakat masih ada melalui DPRD. Karena mereka adalah perwakilan rakyat. Bahwa tidak bisa dipungkiri, bahwa sebagian besar aspirasi masyarakat itu ditampung oleh DPRD melalui reses, kunjungan kerja ke masing-masing desa melihat pembangunan. Hadir tidak hadirnya masyarakat itu, bahwa mereka juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan melalui perwakilannya sesuai dengan apa yang sudah dibicarakan dalam musrenbang .” Wawancara, 03 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara 123 c. Masyarakat Masyarakat sebagai primary agent. Masyarakat berkedudukan subyek dan obyek dalam pembangunan. Adapun perencanaan masyarakat adalah : a Menyusun rencana pembangunan daerah baik di tingkat lokal hingga kota sesuai dengan kebutuhan. b Ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan, khususnya program pembangunan melalui dana desa. c Memegang peran kontrol dalam monitoring dan evaluasi pembangunan daerah, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat sendiri. Opzen Simamora, S.Pd selaku Camat Doloksanggul mengungkapkan : ”Peran masyarakat dalam pembangunan daerah sekarang ini lebih dominan. Karena sebagai subyek, mereka yang merencanakan juga ikut mengawasi pelaksanaannya khususnya di tingkat desa”. Wawancara, 07 Maret 2016 Adapun bentuk kerja sama antara pemerintah, DPRD dan masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Humbang Hasundutan saat ini terwujud melalui Universitas Sumatera Utara 124 kegiatan Musrenbang. Melalui kegiatan tersebut, antar komponen pelaksana pembangunan bekerja sama dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah. Keterpaduan antara Pemerintah, DPRD dan masyarakat tersebut dapat kita lihat dalam pelaksanaan Musrenbangkecamatan dan musrenbang kabupaten. Hal seperti diungkapkan oleh Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA berikut : ”Kita kalau di Musrenbang Kabupaten itu kan mendatangkan wakil kecamatan, juga seluruh stakeholders juga dilibatkan, ada tokoh masyarakat, Pemeritah kabupaten tetangga, LSM juga ada. Di situ letak kerja samanya. Itu dari segi perencanaan, sedangkan dari sisi legalitas itu kan di dewan. Dewan yang akan melegalisasi perencanaan tadi”. Wawancara, 04 Maret 2016 Secara garis besar kohesifitas antara pemerintah, DPRD dan masyarakat untuk saat ini sudah terwujud, namun belum mencapai titik maksimal. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Andi Saut Sihombing, SE selaku Kabid Universitas Sumatera Utara 125 Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan : ”Menurut saya, masyarakat dari sisi konsep dan dalam tahap proses pelaksanaan sudah cukup tanggap dan paham, sedangkan pemerintah dan DPRD sebagai fasilitator juga sudah mampu memberikan ruang dan kepercayaan pada masyarakat.” Wawancara, 04 Maret 2016 Keterangan senada juga diungkapkan oleh Bottor Purba, SE selaku Kabid Fisik dan Tata Ruang Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan: ”Memang prinsip demokrasi dan kerja sama saat ini benar-benar terasa. Hanya masih butuh waktu terutama bagi masyarakat yang terlibat dalam mekanisme ini.” Wawancara, 04 Maret 2016 Peranan Bappeda selaku pemerintah daerah dalam mendukung kemitraan ini tercermin dalam pelaksanaan kegiatan Musrenbang. Berdasarkan peraturan bupati Bappeda berperan melakukan pendampingan dalam Musrenbang kecamatan serta memfasilitasi pelaksanaan Forum SKPD dan Musrenbang kabupaten . Universitas Sumatera Utara 126 Peranan Bappeda ini menunjukkan bahwa unsur pemerintah daerah tidak terlibat dalam penyusunan kebijakan pembangunan, pemerintah hanya sebagai fasilitator saja. Penjelasan ini seperti yang diungkapkan oleh Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA berikut : ”Bappeda mendampingi pelaksanaan musyawarah mulai dari tingkat kelurahan. Dalam pendampingan ini kita hanya memberikan arahannya saja, proses selanjutnya kita serahkan pada masyarakat.” Wawancara, 03 Maret 2016 Sedangkan pada tingkat kabupaten, Bappeda berperan dalam memfasilitasi pelaksanaan Musrenbangkot. Hal ini disampaikan oleh Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA berikut: ”Dalam pelaksanaan Musrenbangkot, peran Bappeda berlaku sebagai penyelenggara saja, seperti persiapan ruang sidang dan sebagainya.” Wawancara, 03 Maret 2016 Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sejauh ini kemitraan antara pemerintah, DPRD dan masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan terwujud dalam Universitas Sumatera Utara 127 penyusunan rencana pembangunan daerah melalui mekanisme Musrenbang. Dalam forum tersebut antara pemerintah, DPRD dan masyarakat bersatu dalam penyusunan rencana pembangunan. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan telah memiliki kedudukan yang setara dengan pemerintah dan DPRD dalam penyusunan rencana pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan. Jika dahulu masyarakat hanya sebagai obyek pembangunan maka sekarang ini masyarakat telah ikut berpartisipasi dalam pembangunan daerah, sedangkan pemerintah berperan sebagai fasilitator saja. Selain itu kerja sama antara pemerintah, DPRD dan masyarakat tersebut membuktikan bahwa dalam pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan telah terbangun komunikasi, dialog, sikap saling percaya dan kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun keterlibatan masyarakat juga sebenarnya masih di rasakan kurang, sebab masih ada sebagian masyarakat yang sulit untuk diajak musyawarah, tetapi hal ini masih dalam batas kewajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Raden Simamora berikut : Universitas Sumatera Utara 128 ”Dalam musrenbang ini memang tidak semua masyarakat berpartisipasi aktif. Masih ada sebagian masyarakat yang enggan atau bersikap acuh tak acuh ketika diajak untuk berpartisipasi, khususnya dalam Murenbang desa. Namun prosentasenya relatif kecil dan masih dalam batas yang wajar.” Wawancara, 07 Maret 2016 2. Mekanisme perencanaan pembangunan yang bertumpu pada prakarsa, kemampuan dan kepentingan masyarakat Mekanisme Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Humbang Hasundutan ini dimulai dari penjaringan aspirasi masyarakat tingkat lokal, yakni dusun. Penjaringan aspirasi mulai dari dusun dimaksudkan agar semua masyarakat mulai dari tingkat bawah dapat berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan pembangunan. Sehingga semua permasalahan dan kebutuhan dari tingkat dusun dapat tercakup dalam daftar usulan kegiatan pembangunan. Permasalahan dari tingkat dusun tersebut kemudian diajukan dalam forum tingkat desa Musrenbangdes untuk disusun Daftar Skala Prioritas pembangunan tingkat desa. Adapun usulan kegiatan pembangunan ini meliputi dua macam yakni usulan kegiatan yang diaujukan ke tingkat kabupaten dan usulan kegiatan dengan dana bantuan dari dana desa. Universitas Sumatera Utara 129 Selanjutnya usulan kegiatan ke tingkat kabupaten dibawa ke dalam forum kecamatan Musrenbangcam untuk disinkronisasikan dengan rancangan awal Rencana Kerja SKPD kecamatan. Hasil dari forum kecamatan ini merupakan penyempurnaan rumusan-rumusan kegiatan pembangunan dan rancangan rencana kerja SKPD kecamatan yang nantinya akan dibawa dan di bahas dalam Forum SKPD. Dalam Forum SKPD akan dilakukan verifikasi dan sinkronisasi prioritas hasil Musrenbangcam. Hasil Forum SKPD tersebut lalu akan dibawa ke Musrenbang kabupaten. Dalam Musrenbang kabupaten akan dilakukan kompilasi dan penyempurnaan arah kebijakan, prioritas pembangunan dan pagu dana indikatif berdasar urusan pemerintah daerah, yang akan menghasilkan rancangan final rencana kerja SKPD yang akan dituangkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan. Mekanisme perencanaan pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan di atas menunjukkan bahwa masyarakat lebih dominan dalam menyusun rencana pembangunan. Artinya bahwa penyusunan rencana pembangunan benar-benar berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Andi Saut Sihombing, SE, selaku Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan. ”Sekarang usulan benar-benar dibuat oleh masyarakat, karena pemerintah tidak tahu masalah kalau tanpa data dari masyarakat.” Wawancara, 04 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara 130 Keterangan di atas didukung oleh Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA selaku Kabid Ekonomi dan Sosial Budaya : ”Kalau sekarang polanya sudah benar-benar bootom up, kita menggali aspirasi dari masyarakat, tinggal kita memfasilitasinya saja. , aspirasi dari masyarakat ditampung dan Bappeda tidak menjanjikan bahwa di setiap musrenbang itu harus dilaksanakan. Tetapi, usulan aspirasi masyarakat itu dicocokkan dan disinkronkan dengan kemampuan keuangan daerah dan program prioritas pemerintah. Selanjutnya usulan yang diberikan harus dilihat terlebih dahulu apakah usulan tersebut merupakan kewenangan Kabupaten, Kewenangan Propinsi, Kewenangan Pusat, atau kewenanagan Desa. Semua aspirasi diterima, disaring dan dipilih manakah yang harus segera diselesaikan dan menjadi program prioritas pemerintah. Bappeda memberikan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan pengertian mengenai pembangunan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan, baik itu mengenai kemampuan dana, dan pembagian kewenangan. ” Wawancara, 03 Maret 2016 Mekanisme di atas menunjukkan adanya keterlibatan aktif dari masyarakat dalam penyusunan rencana pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini juga memperlihatkan bahwa telah terwujud adanya keterbukaan bagi masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan untuk menyampaikan aspirasinya dalam pembangunan. Mekanisme penyusunan rencana pembangunan secara partisipatif ini mengisyaratkan bahwa kebijakan pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan saat ini benar-benar murni berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang bertumpu pada prakarsa, kemampuan dan kebutuhan masyarakat. 3. Mendukung penyelenggara pemerintah daerah sebagai fasilitator pembangunan Universitas Sumatera Utara 131 Konsep Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Humbang Hasundutan menuntut pemerintah Kelurahan, Kecamatan dan Kota tidak terlibat dalam penyusunan kebijakan pembangunan. Perencanaan pembangunan partisipatif memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk menentukan sendiri rencana pembangunan yang sesuai dengan prakarsa, kemampuan dan kepentingan masyarakat. Adapun peranan pemerintah dalam model perencanaan pembangunan partisipatif mulai dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten adalah : 1 Pemerintah Desa Memberikan surat tugas kepada kecamatan untuk melakukan musrenbang desa. 2 Pemerintah Kecamatan a. Memfasilitasi pelaksanaan musyawarah kecamatan sebagai narasumber. b. Mengawasi jalannya Musrenbang kecamatan agar sesuai dengan buku pedoman dari Peraturan Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan. 3 Pemerintah Kabupaten a. Menjalankan fungsi pendampingan dalam Musrenbangcam. b. Menyelenggarakan Forum SKPD dan Musrenbang kabupaten. Sesuai dengan penjelasan di atas, peran aparat pemerintah di sini hanya Universitas Sumatera Utara 132 sebagai fasilitator saja. Penyusunan subtansi pembangunan diserahkan pada masyarakat. Bahkan dalam kepanitiaan musyawarah sekalipun pemerintah tidak diperbolehkan ada didalamnya. Semua diserahkan kepada masyarakat, seperti yang diutarakan Hanaya C. Simamora, S.Sos, MPA berikut : ”Bappeda sama sekali tidak boleh terlibat dalam kepanitiaan musyawarah, semua harus dari masyarakat.” Wawancara, 03 Maret 2016 Hal senada juga diungkapkan oleh Bottor Purba, SE bahwa : ”Bappeda tidak berperan dalam kepanitiaan, kita hanya sebagai peninjau saja.” Wawancara, 04 Maret 2016 Kedudukan aparat pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten dalam persidangan Musrenbang di atas menunjukkan bahwa aparat pemerintah tidak lagi mendominasi, pemerintah hanya memfasilitasi saja, semua diserahkan pada masyarakat sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan mereka. Peran aparat Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan di atas sesuai dengan konsep Perencanaan Pembangunan Partisipatif yang mengedepankan peran aktif masyarakat dalam penyusunan program kegiatan pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan lebih berfungsi sebagai pelayan masyarakat public service atau fasilitator pembangunan. Universitas Sumatera Utara 133 5.2. PEMBAHASAN 5.2.1. Peranan Bappeda Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa peranan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan dalam pelaksanaan Musrenbang telah sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan No. 17 Tahun 2011. Pendampingan yang dilaksanakan dalam persidangan Musrenbangcam menunjukkan bahwa Bappeda hanya berperan untuk arahan mengenai petunjuk mekanisme persidangan yang dimaksudkan agar mekanisme persidangan di lapangan tetap mengacu pada buku pedoman. Bappeda juga berperan sebagai mediator jika terjadi persoalan dalam proses persidangan, khususnya dalam menentukan skala prioritas permasalahan pembangunan. Karena seringkali penyusunan permasalahan dari masyarakat masih berdasarkan pada keinginan bukan kebutuhan masyarakat. Bappeda membantu dengan memberikan pertimbangan-pertimbangan mengenai kebutuhan, analisa potensi serta hasilnya. Namun keputusan akhir tetap diserahkan pada masyarakat. Bappeda juga berperan untuk mengatur jadwal Musrenbangdes dan Musrenbangcam. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mekanisme kontrol Bappeda dalam pelaksanaannya. Begitu pula dengan pelaksanaan Musrenbangcam, Bappeda hanya sebagai narasumber saja. Mengenai subtansi persidangan tetap diserahkan pada masyarakat. Hanya mungkin masih perlu adanya beberapa peningkatan terkait dengan peranan Bappeda ini, yakni peningkatan kapasitas aparat Bappeda yang diturunkan dalam Musrenbangcam agar mereka benar-benar mampu melaksanakan peran Universitas Sumatera Utara 134 pendampingan dengan lebih baik lagi. Penyusunan jadwal Musrenbangdes dan Musrenbangcam sebaiknya dibuat lebih longgar agar pihak kelurahan dan kecamatan setempat mempunyai waktu yang cukup sehingga dapat melakukan persiapan persidangan dengan lebih baik.

5.2.2. Proses Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Walaupun konsep Perencanaan Pembangunan Partisipatif ini masih dalam proses pembelajaran, namun secara keseluruhan konsep yang telah berjalan di Kabupaten Humbang Hasundutan ini dinilai cukup efektif. Hal ini dari penelitian dilapangan yang menunjukkan bahwa masing-masing indikator dapat terpenuhi dengan cukup baik. Meskipun dalam beberapa hal perlu adanya peningkatan maupun perbaikan, antara lain dalam hal pemahaman masyarakat tentang konsep partisipatif dimana selama ini masyarakat masih terlihat ragu dalam mengemukakan aspirasinya dalam forum musyawarah. Juga jumlah perwakilan dari kelembagaan informal yang hadir dalam setiap forum musyawarah dinilai masih sangat kurang dari yang diharapkan. 5.2.3. Optimalisasi Peranan Bappeda dalam mendukung Efektivitas Perencanaan Pembangunan Partisipatif Hasil penelitian tentang optimalisasi peranan Bappeda dalam Perencanaan Pembangunan Partisipatif menunjukkan bahwa Bappeda telah mampu berperan Universitas Sumatera Utara 135 sebagai fasilitator pembangunan daerah, khususnya di Kabupaten Humbang Hasundutan. Peran pendampingan dalam Musrenbang desa dan Musrenbangcam serta sebagai pihak penyelenggara dalam Forum SKPD dan Musrenbang kabupaten menunjukkan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan selaku unsur pemerintah daerah tidak lagi mendominasi dalam penyusunan kebijakan pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Peran telah bergeser pada masyarakat. Konsep Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Humbang Hasundutan memang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat dan meletakkan masyarakat sebagai subyek pembangunan sehingga masyarakat dapat mengetahui arah pembangunan dengan jelas. Peranan Bappeda di atas mampu mendukung efektivitas Perencanaan Pembangunan Partisipatif yakni dalam mendukung penyelenggara pemerintah daerah Desa, Kecamatan, dan Kabupaten sebagai fasilitator pembangunan. Kesimpulan ini ditarik berdasarkan hasil penelitian di atas, bahwa saat ini penyusunan program kegiatan perencanaan pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan lebih untuk mengedepankan peran aktif masyarakat, kedudukan dan fungsi aparat pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan hanya sebagai pelayan masyarkat public service atau fasilitator pembangunan. Program dan kegiatan yang telah dibuat oleh Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan akan lebih terarah dan lebih jelas disertai indikator yang meliputi indikator program dan indikator kegiatan. Indikator dan output memberikan gambaran yang jelas apakah program dan kegiatan menghasilkan keluaran yang Universitas Sumatera Utara 136 saling terkait dan efektif. Dengan ditetapkannya program kegiatan dan indikator peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan membuat pelaksanaannya lebih fokus dan terarah dan diharapkan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Kegiatan program dan indikator peranan yang ditetapkan dimuat pada Tabel 3 sebagai berikut: No. Nama Kegiatan Program Indikator 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a Penyediaan jasa surat menyurat Lancarnya adm surat menyurat b Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Tersedianya jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c Penyediaan jasa kebersihan kantor Terpenuhinya kebutuhan kebersihan d Penyediaan komponen instansi listrikpenerangan bangunan kantor Tersedianya komponen penerangan e Penyediaan makanan dan minuman Tersedianya makan minum pegawai F Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah Penyediaan dana untuk rapat koordinasi di dalam daerah g Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Lancarnya tugas konsultasi dan koordinasi Universitas Sumatera Utara 137 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a Pengadaan peralatan gedung kantor Tersedianya peralatan gedung kantor b Pemeliharaan rutinberkala kendaraan dinasoperasional Tersedianya pemeliharaan kendaraan dinasoperasional 3 Program Pengembangan Data Informasi a Penggandaan Humbang Hasundutan Dalam Angka Buku Humbang Hasundutan Dalam Angka dibagikan kepada unit lembaga organisasi yang terkait b Penggandaan buku PDRB Kab. Humbang Hasundutan Buku PDRB Kab. Humbang Hasundutan dibagikan kepada unitlembagaorganisasi yang terkait c Penyusunan dan penggandaan Indeks Pembangunan Manusia IPM Kab. Humbang Hasundutan Buku Indeks Pembangunan Manusia IPM Kab. Humbang Hasundutan dibagikan kepada unitlembagaorganisasi yang terkait d Penggandaan PDRB Kecamatan Buku PDRB Kecamatan dibagikan kepada unit lembagaorganisasi yang Universitas Sumatera Utara 138 terkait e Penyusunan dan penggandaan Indeks Kemahalan Konstruksi Bangunan IKKB Kab. Humbang Hasundutan Buku Indeks Kemahalan Konstruksi Bangunan IKKB Kab. Humbang Hasundutan dibagikan kepada unitlembagaorganisasi yang terkait f Penyusunan dan penggandaan indikator kesejahteran rakyat Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat dibagikan kepada unitlembagaorganisasi yang terkait g Penyusunan dan penggandaan buku Shift Share Buku Shift Share dibagikan kepada unit lembaga organisasi yang terkait h Penyusunan dan penggandaan buku Local Question Buku Local Question dibagikan kepada unit lembagaorganisasi yang terkait i Penyusunan dan penggandaan buku Klasifikasi Kecamatan Kab.Humbang Hasundutan Buku Klasifikasi Kecamatan Kab. Humbang Hasundutan dibagikan kepada unit lembagaorganisasi yang terkait j Penyusunan dan penggandaan buku Indeks Buku Indeks Williamson Universitas Sumatera Utara 139 Williamson dibagikan kepada unit lembagaorganisasi yang terkait k Penyusunan dan penggandaan buku Gini Ratio Buku Gini Ratio dibagikan kepada unit lembaga organisasi yang terkait l Penyusunan dan pemggandaan buku Icor Buku Icor dibagikan kepada unitlembagaorganisasi yang terkait M Pembuatan jaringan internet dan wifi Bappeda Beroperasinya jaringan internet dan wifi Bappeda dalam mendukung aktifitas kantor 4 Program Perencanaan Pembangunan Daerah a Biaya Tim Pokja, Tim Teknis dan Badan Koordinasi Agropolitan Kab. Humbang Hasundutan Terlaksananya kegiatan kerjasama pembangunan 5 Program Perencanaan Pembangunan Daerah a Musrenbang RKPD Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan b Penyusunan RKPD Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan Universitas Sumatera Utara 140 daerah c Penyusunan KUA dan PPAS APBD Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah d Penyusunan KUA P-APBD dan PPAS P-APBD T.A 2011 Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah e Biaya operasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah f Pengadaan Peta Kabupaten dan Kecamatan Kab. Humbang Hasundutan Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah g Operasional tim Koordinasi Dana Tugas Pembantuan Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah h Kajian Teknokrat RPJMD Kab. Humbang Hasundutan Tahun 2011-2015 Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah i Penyusunan RDTR Ibukota Kecamatan Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah K Sosialisasi Tata Ruang Kab. Humbang Hasundutan Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah L Pendamping WISMP Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah m Sosialisasi kegiatan Pembangunan Terlaksananya Perencanaan Universitas Sumatera Utara 141 Pembangunan Daerah n Pra survey, monitoring, dan Evaluasi Rencana Pembangunan Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah 6 Program Perencanaan Sosial dan Budaya A Operasional Tim Koordinasi Jaringan Penelitian Bidang Pendidikan Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah B Pemutakhiran Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah c Penyusunan Data Base Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial dan Budaya Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Daerah d Membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Terlaksananya monitoring gotong royong dan masyarakat siap membangun 7 Program Perencanaan Pembanngunan Daerah Rawan Bencana A Penyusunan Profil Daerah Rawan Bencana Tersusunnya profil Daerah Rawan Bencana 8 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi A Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Tersedianya Master Plan Penanggulangan Kemiskinan B Studi peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD Kab. Humbang Hasundutan Terlaksananya Studi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Universitas Sumatera Utara 142 C Koordinasi Pembangunan Bidang Peningkatan Ekonomi dan Penanaman Modal Terlaksananya Koordinasi Pembangunan Bidang Peningkatan Ekonomi dan Penanaman Modal 9 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah A Peningkatan SDM Aparatur perencana Meningkatnya SDM Aparatur perencana Sumber: Renstra Bappeda Kab. Humbang Hasundutan 2011-2015 Tabel 3. Program dan Indikator Peranan Bappeda Universitas Sumatera Utara 143 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan Bappeda dalam Proses Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan Partisipatif ini yakni bahwa Proses Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Humbang Hasundutan meliputi empat tahapan, yakni tahap Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pedesaan Musrenbangdes, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan Musrenbangcam, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD, serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten. Seluruh tahapan tersebut merupakan urutan tahapan dalam penyusunan rencana pembangunan yang berbasis pada masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hasil penelitian di atas juga menunjukkan bahwa peranan Bappeda Kabupaten Humbang Hasundutan dalam pelaksanaan Musrenbangdes, Musrenbangcam, Forum SKPD serta Musrenbang kabupaten telah sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan No. 17 tahun 2011. Proses pendampingan yang dilaksanakan dalam persidangan Musrenbangcam menunjukkan bahwa Bappeda hanya berperan untuk memberikan pengarahan mengenai petunjuk mekanisme persidangan, agar mekanisme persidangan di Universitas Sumatera Utara 144 lapangan tetap mengacu pada buku pedoman. Bappeda juga berperan sebagai mediator jika terjadi persoalan dalam proses persidangan, khususnya dalam menentukan skala prioritas permasalahan pembangunan. Begitu pula dengan pelaksanaan Forum SKPD dan Musrenbang kabupaten, Bappeda hanya sebagai penyelenggara saja. Mengenai subtansi persidangan tetap diserahkan pada masyarakat. Kesimpulan ini ditarik berdasarkan hasil penelitian di atas, bahwa saat ini penyusunan program kegiatan pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan lebih mengedepankan partisipasi aktif masyarakat. Kedudukan dan fungsi aparat pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan hanya sebagai pelayan masyarakat public service atau fasilitator pembangunan.

6.2. SARAN