Partisipasi masyarakat dalam pembangunan

30 lingkungan yang berkelanjutan dalam mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia, dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam yang menopangnya.

1.5.4. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Keberhasilan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan desa pada khususnya tidak hanya ditentukan oleh pemerintah dan aparatnya melainkan juga oleh besarnya pengertian, kesadaran dan pertisipasi seluruh lapisan masyarakat. Partisipasi yang dimaksud seperti apa yang dirumuskan oleh Nyoman Bratha berikut ini : Mengikut sertakan faktor-faktor kesadaran, minat dan bakat serta kreatif yang ada dalam kelompok untuk merencanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang ada pada kelompok-kelompok masyarakat. Sedangkan Buya Hamka mengemukakan bahwa: Partisipasi adalah mengambil bagian atau turut menyusun, turut melaksanakan dan turut bertanggung jawab. Mencermati kedua kutipan tersebut, maka dapat kita ketahui ada enam hal yang pokok yang perlu kita kembangkan bila ingin memperoleh partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Adapun keenam hal tersebut adalah kesadaran, minat, kreatifitas, merencanakan atau menyusun dan melaksanakan. Dewasa ini diharapkan partisipasi masyarakat akan muncul dan Universitas Sumatera Utara 31 tumbuh dari bawah sebagai inisiatif dan aktifitas yang lahir dari rasa tanggung jawab warga masyarakat dalam pembangunan pedesaan kelurahan yang pada partisipasinya dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Seperti yang dikemukakan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010, pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan stakeholders dengan mempertimbangkan: a. relevansi pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, di setiap tahapan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah; b. kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur pemerintahan dan non pemerintahan dalam pengambilan keputusan; c. adanya transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan serta melibatkan media massa; d. keterwakilan seluruh segmen masyarakat, termasuk kelompok masyarakat rentan termarjinalkan dan pengarusutamaan gender; e. terciptanya rasa memiliki terhadap dokumen perencanaan pembangunan daerah; dan f. terciptanya konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan keputusan, seperti perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan, strategi, kebijakan dan prioritas program. Universitas Sumatera Utara 32 Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pembangunan yang dilaksanakan selama ini mengarah pada peningkatan kesejahteraan hidup di masa yang akan datang terutama bagi generasi penerus. Tanggapan, pengertian dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan akan mempercepat terelisasi suatu tujuan. Hal itu dikarenakan potensi besar dalam pembangunan tergantung banyak pada potensi sumber daya manusia dan memiliki kemampuan yang besar. Untuk mendapatkan partisipasi masyarakat, terutama pada tingkat desa harus diusahakan adanya perubahan sikap mental kearah perbaikan yang tanpa adanya tekanan-tekanan. Masyarakat juga harus merasa bahwa dalam pembangunan itu terdapat kebutuhan-kebutuhan mereka. Partisipasi dari segenap masyarakat merupakan syarat mutlak untuk terlaksananya kegiatan-kegiatan dalam pembangunan. Partisipasi menyebabkan terjalinnya kerjasama dalam masyarakat dan kerjasama ini perlu pengkoordinasian yang baik dari pimpinan, dalam hal ini dimaksudkan agar partisipasi tersebut berdaya guna secara efektif. Koordinasi akan berjalan dengan baik apabila komunikasi dalam masyarakat berjalan seimbang. Komunikasi yang dimaksudkan adalah komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Dalam masyarakat desa keadaan ini dapat terlaksana dengan baik apabila asas swadaya dan gotong-royong dilaksanakan secara massal dan menyeluruh dalam satu pola tertentu menggambarkan pencerminan kepentingan-kepentingan Universitas Sumatera Utara 33 masyarakat dan individu-individu yang mendukungnya. Dengan demikian apa yang dilaksanakan sebagai proses pembangunan adalah merupakan milik bersama yang harus di pelihara dan di pertanggung jawabkan demi kesejahteraan bersama. Tujuan-tujuan perencanaan pembangunan akan dicapai melalui perumusan dan pelaksanaan berbagai kebijakan dan program-program pembangunan yang konsisten berdasarkan sistem prioritas. Namun demikian berhasilnya pencapaian tujuan-tujuan pembangunan memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat pada umumnya. Tidak saja dari pengambil kebijakan tertinggi para perencana, aparatur pelaksanaan operasional tetapi juga dari masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan mempunyai sifat yang penting. Hal ini senada dengan pernyataan Diana Conyers 1994:154-155 yaitu: 1. partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek pembangunan akan gagal. 2. masyarakat akan lebih mempercayai program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya karena mereka akan mengetahui secara langsung dan mempunyai rasa memiliki sebab terlibat langsung didalamnya. Universitas Sumatera Utara 34 3. merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Merekapun mempunyai hak untuk memberikan saran dalam menentukan jenis pembangunan yang akan dilaksanakan di daerah mereka. Dan hal ini sesuai dengan konsep man centered development, suatu pembangunan yang dipusatkan pada kepentingan manusia, jenis pembangunan yang diarahkan demi perbaikan nasib manusia dan tidak sekedar sebagai obyek pembangunan. Dalam rangka meningkatkan keterlibatan atau partisipasi masyarakat, Bintoro Tjokroamidjojo 1997:207 berpendapat bahwa ada dua cara dalam perencanaan pembangunan: 1. Mobilisasi kegiatan-kegiatan masyarakat serasi untuk kepentingan- kepentingan pencapaian tujuan pembangunan dimana keterlibatan masyarakat lebih didasarkan atas hubungan satu arah dari atas kebawah. 2. Dengan meningkatkan aktivitas, swadaya dan swakarsa masyarakat itu sendiri.

1.5.5. Perencanaan Pembangunan Partisipatif