Sejarah dan Perkembangan MEDIA INDONESIA

commit to user 77

B. MEDIA INDONESIA

1. Sejarah dan Perkembangan

Media Indonesia didirikan oleh Teuku Yousli Syah pada tahun 1969, dengan SIT Surat Ijin Terbit No. 0856SKDir-PKSIT1969. Meskipun didirikan pada tahun 1969, namun Media Indonesia pertama kali muncul dan terbit pada tanggal 19 Januari 1970, dan mempunyai terbitan pertama setebal 4 halaman dengan kolom yang amat terbatas. Namun seiring perkembangannya, pada tahun 1976 Media Indonesia mampu menambah jumlah halaman dari yang semula hanya 4 halaman menjadi 8 halaman. Media Indonesia pertama kali berkantor di Jl. MT. Haryono Jakarta dan dibawah pengawasan lembaga penerbitan yakni Yayasan Warta Indonesia. Seiring dengan perkembangan Media Indonesia, perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan juga ikut terjadi. Salah satu akibat yang ditimbulkan adalah berubahnya status SIT Surat Izin Terbit menjadi SIUPP Surat Izin Usaha Penerbitan Pers. Dengan adanya perubahan ini penerbitan dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tetapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha yang sepenuhnya dilindungi oleh hukum. Hingga pada tahun 1981, surat ijin terbit Media Indonesia dicabut oleh Departemen Penerangan karena adanya proses perkembangan regulasi tersebut. Namun setahun kemudian, melalui surat keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No. 986Ditjen PPGK1982, commit to user 78 Media Indonesia diterbitkan kembali. Dengan munculnya Undang-Undang Pokok Pers tahun 1982 dan ketentuan SIUPP yang diwajibkan kepada penerbit pers berbadan hukum, menjadikan Media Indonesia untuk mengubah SIT menjadi SIUPP yang diterima Departemen Penerangan pada tahun 1986. Demi kemajuan perusahaan, pada tahun 1988 Teuku Yousli Syah yang selaku pendiri Media Indonesia melakukan kerjasama dengan Surya Paloh, mantan pimpinan surat kabar Prioritas yang kala itu sedang mencari SIUPP baru untuk media yang dipimpinnya. Berdasarkan kerjasama tersebut, maka pada tahun itu juga Media Indonesia berada dibawah manajemen baru yakni PT Citra Media Nusa Purnama. Manajemen Media Indonesia yang baru akan dikembangkan menjadi penerbitan yang profesional dengan dukungan sumber daya manusia yang kuat dan handal. Selain itu, dari kerjasama ini diharapkan dapat membawa kekuatan modal dan semangat yang dapat menjadikan penerbitan ini menjadi semakin profesional. Dalam manajemen baru ini, Surya Paloh menjabat sebagai Direktur Utama, Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, alamat perusahaan dan redaksi juga dipindahkan ke Jl. Gondangdia Lama No. 46 Jakarta. Awal tahun 1995, Media Indonesia kembali berpindah lokasi dan kali ini menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas commit to user 79 Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Perpindahan lokasi ini bertepatan dengan 25 tahun berdirinya Media Indonesia. Di gedung yang ditempati hingga sekarang ini semua kegiatan berada dibawah satu atap; redaksi, usaha, percetakan, pusat dokumentasi, perpustakaan, iklan, sirkulasi dan distribusi serta fasilitas lainnnya untuk menunjang kebutuhan karyawan. Sejak menjadi satu kesatuan dalam manajemen baru, Media Indonesia berubah menjadi sebuah surat kabar inovator yangmana perkembangannya semakin pesat hingga menurut sejumlah kalangan Media Indonesia sebagai surat kabar umum terbesar kedua di Indonesia setelah harian Kompas. Hal tersebut dibuktikan dengan penciptaan rubrik, mutu berita, tata letak dan perwajahan yang banyak ditiru oleh media- media serupa. Sebagai industri media massa yang berfokus pada bisnis, pada perkembangannya Media Indonesia semakin kokoh karena ditunjang berbagai unit usaha yang berada dibawah logo Group Media Indonesia, seperti hotel, Indocarter, Lampung Post dan Metro TV.

2. Visi, Misi dan Objektif Perusahaan