commit to user 31
yang mirip terhadap suatu obyek sosial atau peristiwa. Masalah- masalah kecil yang timbul dalam komunikasi seringkali akibat dari
perbedaan persepsi. Perbedaan persepsi ini diakibatkan oleh derajat kesamaan dan ketidaksamaan yang dicapai dalam integrasi sosial
antara komunikator dan komunikan. Perbedaan persepsi dalam kasus klaim budaya antara Indonesia
dan Malaysia pada kerangka pemikiran dan telaah pustaka ini sangat berkaitan dengan topik yang diangkat dari penelitian ini, yakni konflik
budaya Indonesia - Malaysia dalam surat kabar. Konflik budaya Indonesia – Malaysia ini mewakili proses dari
komunikasi antarbudaya. Proses konflik dari kedua negara tersebut merupakan bagian dari komunikasi antar negara yang terlibat
perseteruan dan konflik tersebut bersumber pada klaim budaya yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia. Sehingga secara tidak
langsung proses ini merupakan penerapan dari komunikasi antarbudaya yang terjadi antara negara, Indonesia dan Malaysia.
2. Analisis Isi sebagai Teknis Analisis
Berdasarkan asumi dan bahan penelitian, maka peneliti berusaha membandingkan surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia dalam hal
mengukur frekuensi isi berita dengan
point of interest
budaya-budaya Indonesia seperti Tari Pendet, Tari Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayange dan
commit to user 32
Batik. Adapun metode yang digunakan oleh peneliti adalah analisis isi
content analysis
. Analisis isi adalah suatu metode untuk mengamati dan mengukur isi
komunikasi. Analisis isi telah sering dipakai untuk mengkaji pesan-pesan media. Oleh karena metode ini adalah suatu cara untuk menguji isi secara
kuantitatif, keyakinan-keyakinan dan kepentingan-kepentingan para editor dan penerbit-penerbit, kecenderungan para pembaca, dan pola-pola kebudayaan
dari bangsa-bangsa seutuhnya, bahkan telah dipelajari dengan menggunakan tehnik penelitian ini.
Tehnik ini menurut Bernard Berelson didasarkan pada beberapa asumsi: a.
Bahwa kesimpulan-kesimpulan tentang hubungan antara maksud dan isi serta antara isi dan efek dapat ditarik secara sah, dan hubungan sebenarnya
ditetapkan. b.
Bahwa pengkajian isi nyata adalah sangat berarti. Kategori-kategori dapat dibuatkan pada isi yang sesuai dengan arti yang dimaksud oleh
komunikator dan dimengerti oleh para pembaca. c.
Bahwa uraian isi komunikasi secara kuantitatif adalah sangat berarti. Asumsinya mengandung arti bahwa frekuensi kejadian dari pelbagai sifat
isi itu sendiri merupakan faktor penting dalam proses komunikasi, dalam keadaan-keadaan tertentu Flournoy, 1989:12-13.
Pendekatan secara kuantitatif dapat mensyaratkan pada suatu penelitian, termasuk penggunaan metode analisis isi yang memiliki keandalan
reliability
dan kesahihan
validity
yang baik. Tingkat keandalan reliabilitas
commit to user 33
reliability
dalam metode analisis isi mengacu pada tingkat konsistensi yang ditampilkan oleh satu atau lebih pengkode
coders
dalam mengklasifikasi isi menurut nilai tertentu dalam variabel yang lebih spesifik. Selain itu,
reliabilitas juga dapat didemonstrasikan dengan mengkaji hubungan antara penilaian dari sampel yang sama untuk hasil yang relevan, oleh pengkode
yang berbeda
inter-coder reliability
, atau oleh pengkode yang sama dalam saat yang berbeda
intra-coder reliability
. Untuk dapat mencapai tingkat reliabilitas kepercayaan yang tinggi, peneliti wajib:
1. Mendefinisikan variabel dan nilai secara jelas dan tepat dan menjamin
bahwa semua pengkode dapat memahami definisi ini dalam cara yang sama.
2. Melatih pengkode dalam menerapkan kriteria terdefinisi untuk setiap
variabel dan nilai. 3.
Mengukur konsistensi
inter-coder
dimana dua atau lebih pengkode menerapkan kriteria definisi-definisi dengan menggunakan kumpulan
contoh serupa. Menurut Krippendorf, analisis isi menempati kedudukan yang penting diantara
metodologi penelitian karena kemampuan yang dimilikinya. Pertama, ia mampu menerima komunikasi simbolik yang relatif tidak terstruktur sebagai
data; dan kedua, menganalisis gejala yang tak teramati
unobserved
melalui medium data yang berkaitan dengan gejala tersebut Krippendorf, 1993:35.
commit to user 34
4. Penelitian Terdahulu
Untuk melengkapi bahan penelitian ini, maka peneliti merujuk pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang menjadi rujukan
oleh peneliti adalah hasil penelitian yang mempunyai nilai korelasi terhadap temakajian yang diangkat oleh peneliti, akan tetapi peneliti tidak memilih
penelitian terdahulu berdasarkan tema ataupun metodologi yang sama, namun mengacu pada penelitian yang sama-sama berkaitan dengan analisis isi,
konflik budaya atau konflik antar negara dalam media massa. Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan rujukan dan refrensi
pada penelitian yang dilakukan kali ini antara lain penelitian oleh Purnami Wulansari dalam skripsi “Perempuan dalam Foto Jurnalistik Studi Analisis Isi
Foto Jurnalistik tentang Citra Perempuan dalam Surat Kabar Bali Post dan Kedaulatan Rakyat Periode Maret-Mei 2005”. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan penyajian pemuatan foto jurnalistik dengan
point of interest
perempuan dalam menggambarkan citra perempuan dilihat dari kategori jenis foto jurnalistik, peran perempuan, halaman berita, lingkup berita
yang diukur dari frekuensi kemunculan dan volume berita. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua surat kabar yakni
Bali Post dan Kedaulatan Rakyat, lebih dominan menunjukkan foto berita. Dari kategori peran perempuan, Bali Post dominan menyajikan peran sebagai
entertainer
penghibur, sedangkan Kedaulatan Rakyat dominan menyajikan peran sebagai profesional. Untuk kategori halaman berita, kedua surat kabar
mayoritas menempatkan foto jurnalistik dengan
point of interest
perempuan
commit to user 35
pada halaman berita lain-lain. Sementara untuk kategori lingkup berita, Bali Post lebih banyak menyajikan dalam lingkup berita nasional, sedangkan untuk
Kedaulatan Rakyat lebih cenderung menyajikan dalam lingkup berita daerah. Selain itu, peneliti juga menggunakan beberapa bahan rujukan yang
berasal dari penelitian internasional dengan menggunakan metode analisis isi dan komunikasi antarbudaya. Studi yang dilakukan oleh Shahzad Ali denga
judul “
US Mass Media and Images of Pakistan: Portrayal of Pakistan by News week and Time Magazines 1991-2001
”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cakupan dan penggambaran tentang Pakistan pada dua majalah
Amerika, yaitu
News week
dan
Time
. Pada penelitian ini, peneliti bersangkutan menganalisa tentang
Pakistan berdasarkan padangan kedua majalah tersebut, mulai dari pertumbuhan ekonomi dan media di Pakistan hingga pandangan mengenai
hubungan antara Amerika Serikat dengan Pakistan hingga masa ini. Penelitian ini menggunakan bahan majalah berkisar tahun 1991 hingga 2001 dengan
penemuan berita sebanyak 20 item dari tiap majalah. Hasil penemuan berita mengungkapkan bahwa hasil analisis isi menemukan pemberitaan secara
positif mempunyai porsi yang lebih besar dibandingkan porsi pemberitaan negatif.
Isu Kashmir, Kargil, dan uji nuklir, kekuatan perjuangan antara Nawaz Sheriff dan Benazir Bhutoo serta kerusuhan Karachi menjadikan bahan
analisis yang kritis oleh kedua majalah tersebut. Selain itu, peneliti juga mengamati dari kebijakan perekonomian di Pakistan setelah tragedi 911 yang
commit to user 36
dikaitkan dengan negara Islam. Namun pada akhirnya, pemberitaan yang disajikan oleh kedua majalah tidak terlepas dari kebijakan prioritas gedung
putih mengenai penggambaran Pakistan pada dekade 90-an. Oleh karena kebijakan tersebut, kedua majalah menggambarkan Pakistan secara relatif baik
dan positif. Pada penelitian internasional kedua, peneliti menggunakan hasil karya
Andrew T. Kenyon dengan judul
“ Investigating Chilling Effects: News Media, and Public Speech in Malaysia, Singapore, and Australia”
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pemberitaan yang dimuat atau dilakukan oleh media-
media di Malaysia, Singapura dan membandingkan dengan hasil peliputan di Australia, tentunya dengan keterbatasan dan kebijaksanaan tiap-tiap negara
dalam memuat pemberitaan tersebut. Jenis pemberitaan yang menjadi pengamatan peniliti meliputi
pemberitaan dalam bidang politik, hukum, dan hal-hal yang terkait dengan isu publik, selain itu peneliti juga mengamati apakah keterbatasan tersebut ikut
mempengaruhi pemberitaan yang disajikan secara online yang berlaku di Malaysia dan Singapura. Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan
bahwa media-media di Malaysia dan Singapura dibatasi dalam meliput isu-isu politik, hukum dan publik, dibandingkan dengan negara-negara demokratis
seperti Australia dimana kebebasan berbicara sangat dihargai. Demikian halnya dengan pemberitaan yang dimuat secara online, hal ini mengakibatkan
pemberitaan yang disajikan menjadi terbatas, melihat kebijakan itu berlaku di negara yang belum mengakui demokrasi media yang sebenarnya.
commit to user 37
5. Kerangka Pemikiran