Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Antarbudaya

commit to user 26 mempengaruhi hubungan tersebut. Perbedaan antar budaya yang didasari oleh interaksi awal akan berangsur-angsur menurun tingkat kepentingannya bila hubungan sudah menjadi lebih dekat. 6. Memaksimalkan Hasil Interaksi Dalam komunikasi antarbudaya kita perlu untuk memaksimalkan hasil interaksi. Beragam jenis interaksi terkadang mempengaruhi sifat dan perilaku seseorang, sehingga terkadang terjadi perbedaan pendapat. Oleh karena itu diperlukan sikap saling tenggang rasa antar sesama pendudukmasyarakat yang terlibat dalam suatu hubungan komunikasi agar bisa menghasilkan hubungan interaksi yang maksimal.

1.2.1. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Antarbudaya

Setiap melakukan proses komunikasi antara komunikan dan komunikator terkadang terjadi hambatan yang menyebabakan pesan tidak sampai dengan jelas diterima oleh lawan bicara. Begitu halnya dengan komunikasi antarbudaya, juga terkadang mengalami hambatan. Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai Communication Barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif Chaney and Martin, 2004:11. Dalam hal ini konsep hambatan yang dimaksud adalah saat seseorang melakukan komunikasi dengan lawan bicara mereka yang berbeda latar belakang budaya. Ada 3 tiga faktor penghalang atau penghambat dalam melakukan komunikasi antarbudaya yaitu: commit to user 27 a. Etnosentrisme Sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah etnosentrisme, yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan menggunakan kelompok kita sendiri sebagai kriteria untuk segala penilaian Mulyana dan Rakhmat, 2009:76. Etnosentrisme terkadang muncul dalam keadaan seseorang tidak sadar, namun selalu diekspresikan dalam keadaan sadar. Sehingga diperlukan kewaspadaan dalam menangani seseorang yang termasuk dalam tipe etnosentrisme untuk menghindari terjadinya konflik antar budaya. b. Streotip Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstereotipan stereotyping , yakni mengeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatan orang-orang dan obyek-obyek ke dalam kategori-kategori yang mapan, alih-alih berdasarkan karakterikstik mereka Mulyana, 2001:218. Sikap seperti ini seringkali nampak ketika seseorang menilai orang lain pada basis kelompok etnis tertentu, dan selanjutnya dibawa pada penilaian terhadap pribadi individu tersebut. c. Prasangka Prasangka prejudice yakni salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka commit to user 28 belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi Effendi, 1993:49. Berdasarkan pengertian diatas, sikap prasangka telah membuat seseorang memasang tembok pembatas terhadap orang lain dalam pergaulan dan justru membuat orang tersebut cenderung menjadi emosional ketika prasangka terancam oleh hal-hal yang bersifat kontradiktif.

1.2.2. Konflik Budaya