Analisis Regresi Analisis Koefisien Korelasi

59 a. Predictors: Constant, FCF1, LB1 b. Dependent Variable: HS Berdasarkan tabel 4.6 diatas, menunjukkan nilai D-W sebesar 1,138. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam penelitian ini.

4.3 Pengujian Hipotesis

Hasil uji asumsi klasik memperlihatkan data observasi tidak memenuhi asumsi normalitas, kemudian dilakukan transformasi ke dalam bentuk Logaritma 10 LOG10. Sehingga persamaan yang baru memenuhi asumsi klasik dan dapat dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis. Penulis menggunakan analisis regresi berganda untuk melakukan pengujian hipotesis dengan bantuan program SPSS 22.

4.3.1 Analisis Regresi

Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant ,538 5,562 1,176 ,246 LK ,920 ,282 ,438 3,261 ,002 ,921 1,415 FCF ,001 ,003 ,049 ,364 ,717 ,936 1,015 a. Dependent Variable: HS Universitas Sumatera Utara 60 Berdasarkan tabel 4.7 di atas, di dapatlah persamaan regresi sebagai berikut : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e HargaSaham = 0,538 + 0.920 LK + 0,001 FCF + e Keterangan : 1 β0 sebesar 6.538 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen laba, Arus kas bebas maka tingkathargasaham sebesar 53.8 2 β1 sebesar 0.920 menunjukkan bahwa setiap penambahan laba kotor sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan hargasaham sebesar 92.0 dengan asumsi variabel lain tetap. 3 β2 sebesar 0.001 menunjukkan bahwa setiap penambahan Arus kas bebassebesar 1 diikuti oleh kenaikan hargasaham sebesar 0.1 dengan asumsi variabel lain tetap.

4.3.2 Analisis Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk Universitas Sumatera Utara 61 memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,302 ,091 a ,051 ,34509 1,138 a. Predictors: Constant, FCF, LB b. Dependent Variable: HS Pada tampilan tabel 4.8 ouput SPSS model summary , nilai koefisien korelasi R sebesar 0,302 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara laba dan Arus Kas Bebasvariabel independen terhadap hargasaham variabel dependen rendah. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1. Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0,091. Hal ini berarti 9.1 variasi atau perubahan dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 90.9 dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,34509 semakin kecil nilai SEE maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.3.3 Pengujian secara Parsial Uji t

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

15 198 120

Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 85 97

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 1 4

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15