31
33 PT Lippo Karawaci Tbk
LPKR -
34 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LSIP S11
35 Malindo Feedmill Tbk
MAIN S12
36 Mitra Adi Perkasa Tbk
MAPI -
37 Media Nusantara Citra Tbk
MNCN -
38 PT Perusahaan Gas Negara Tbk
PGAS -
39 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA -
40 Semen Cibinong Tbk
SMCB S13
41 PT Semen Gresik Tbk
SMGR S14
42 Surya Semesta Internusa
SSIA -
43 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM -
44 PT United Tractors Tbk
UNTR S15
45 PT Unilever Indonesia Tbk
UNVR S16
Sumber : www.idx.co.id, ditabulasi Penulis 2014
3.2 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Indonesian Capital Market Directory ICMD untuk melihat nama-nama
perusahaan dan data laporan keuangan perusahaan. Selain itu data diperoleh dari Indonesian Stock Exchange IDX untuk melihat harga saham penutupan akhir
tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Universitas Sumatera Utara
32
1. Data harga saham tahun 2005 dan tahun 2006. Harga saham yang digunakan
adalah harga saham pada saat penutupan. Sumber penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan
adalah dengan menggunakan: 1.
Penelitian kepustakaan Library Research, yakni: penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang dapat dijadikan pegangan
dalam penelitian dengan cara membaca berbagai literature yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2. Penelitian lapangan Field Research, yakni: penelitian lapangan dilakukan
dengan mengadakan penelitian di lokasi penelitian, yaitu Bursa Efek Indonesia dengan cara menelaah berbagai catatan dan dokumen yang
berkaitan dengan teliti.
3.3 Defenisi Operasionalisasi Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Penelitian
Operasionalisasi variable diperlukan untuk mengetahui jenis dan indikator dari variabel-varibel yang terkait dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,
variabel-variabel yang diteliti dikelompokkan menjadi: 1.
Variabel Bebas Independent Variable Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain Indriantoro dan Supomo, 2002. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
33
1 Laba perusahaan yang dilambangkan dengan X1 yang diukur dengan
perubahan selisih antara pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan dikurangi bebab-beban.
2 Arus kas Bebas yang dilambangkan dengan X2 yang diukur dengan
arus kas operasi dikurangi dengan belanja atau pengeluaran modal dikurangi dividen..
2. Variabel Tidak Bebas Dependent Variable
Variabel Tidak Bebas Dependent Variable adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas Indriantoro dan Supomo, 2002.
Variabel terikat Y adalah Hargasaham yang diukur dengan mengurangi harga saham waktu tertentu dengan harga saham sebelumnya dibagi dengan harga
saham periode sebelumnya.
3.3.2 Defenisi Operasional Variabel
Satuan pengamatan yang menjadi objek penelitian adalah Laba kotor, laporan arus kas yang terdiri dari arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas
pendanaan serta ukuran perusahaan manufaktur yang telah diaudit dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia BEI untuk periode akuntansi tahun 2011
sampai dengan tahun 2013. 1.
Laba X1 adalah informasi penting yang digunakan oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan. Keberadaan informasi laba dan arus kas dipandang
oleh pemakai informasi sebagai hal yang saling melengkapi guna mengevaluasi
Universitas Sumatera Utara
34
kinerja perusahaan. Informasi arus kas dan laba memiliki kandungan informasi jika pada saat diumumkan ada reaksi pasar. Reaksi pasar ditunjukan adanya
perubahan harga sekuritas yang diukur dengan return saham. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya.
Laba X1 =
�
�−
�
�−1
�
�−1
2. Arus kas Bebas X2 adalah selisih dari arus kas dari akivitas operasi dikurangi
pengeluaran modal dikurangi dividen dalam tahun pengamatan. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun
sebelumnya. Arus Kas Bebas X2 =
���
�−
���
�−1
���
�−1
3. Harga saham Y adalah harga yang dibentuk oleh pembeli dan penjual saham
ketika mereka memperdagangkan saham di pasar bursa dan harga pada closing price pada periode pengamatan.
Harga Saham Y =
�
�−
�
�−1
�
�−1
Tabel 3.3 Defenisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi Variabel
Indikator Skala
Laba �
1
Selisih antara penerimaan dan pengeluaran perusahaan yang
bersal dari laporan laba-rugi tahunan.
Laba tahun sekarang dikurangi laba tahun
sebelumnya dibagi laba tahun
Rasio
Universitas Sumatera Utara
35 sebelumnya.
Arus Kas Bebas �
2
Selisih antara arus kas operasi dikurangi belanja modal dan
dividen Arus kas bebas tahun
sekarang dikurangi Arus kas bebas tahun
sebelumnya dibagi Arus kas bebas tahun
sebelumnya Rasio
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 22. Analisis data dilakukan
dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.
3.4.1 Uji Asumsi Klasik 3.4.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regressi
variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut:
H H
: data residua l berdistribusi normal
1
: data residual tidak berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
36
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada
penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut. 1. Uji Analisis Grafik
1 Histogram Pengujian dengan model histogram memiliki ketentuan bahwa data normal
berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti data tidak
terdistribusi secara normal. 2 Grafik Normality P-Plot
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Kriteria
pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka menunjukkan pola distribusi normal. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal. Penyimpangan asumsi normalitas ini akan semakin kecil pengaruhnya apabila
jumlah sampel diperbesar. Salah satu penyelesaiannya adalah dengan cara mengubah bentuk variabel yang semula nilai absolut ditransformasikan menjadi
bentuk lain kwadratik, resiprokal sehingga distribusi menjadi normal. 2. Uji Statistik
1 Uji Kolmogorov- Smirnov
Universitas Sumatera Utara
37
Ghozali 2005:115 menjelaskan bahwa “Uji satatistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-
Smirnov K-S”. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H
H : Data residua l berdistribusi normal
A
Bila signifikansi 0,05 dengan = 5 berarti distribusi data normal dan diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan
diterima. Menurut Jogiyanto 2004:172, Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu:
: Data residua l tidak berdistribusi normal
1. Dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10,
2. Melakukan trimming, yaitu memangkas observasi yang bersifat outlier, 3.Melakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliers
menjadinilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.
3.4.1.2 Uji Multikolinearitas
Ghozali 2005:91 menyatakan bahwa “Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara
variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen”. Multikolinearitas adalah situasi adanya
korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
38
ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan :
1 Melihat nilai tolerance, nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,10
2 Melihat variance inflation factor VIF, nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai VIF10.
3 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Menurut Ghozali 2005:93 “untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolinieritas dapat dilihat
jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,95”.
4 Membandingkan nilai model utama awal terhadap nilai dari masing-masing axilary regression antar variabel independen
5 Melihat nilai Condition Index CI, jika CI antara 10 dan 30 terdapat multikolinieritas moderat ke kuat, sedangkan jika nilai CI 30 artinya terdapat
multikolinieritas sangat kuat. Jika terdapat korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka
konsekuensinya adalah : a koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, b nilai standard error setiap regresi menjadi tak terhingga. Apabila
terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat masalah multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
39
3.4.1.3 Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Erlina 2007:108 menyatakan jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika
varians berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scattetplot antar nilai
prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Menurut Ghozali 2005:105, Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan
heterokedastisitas antara lain: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
atau terjadi homoskedastisitas.
Menurut Ghozali 2005:107 Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi
hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik p-p plot. Hal ini berarti diperlukan uji statistik
yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang
Universitas Sumatera Utara
40
dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, antara lain: Uji Park dan Uji Glejser.
3.4.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini
timbul karena residual atau kesalahan penganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling sering ditemukan pada data runtut waktu atau
time series karena gangguan pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode
berikutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan uji Durbin-Watson. 1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2 angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Run test sebagai bagian dari statistik nonparametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya. Menurut Ghozali
2005:103 “bila signifikansi 0,05 dengan = 5 berarti residual random dan
Universitas Sumatera Utara
41
diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi 0,05 berarti residual tidak random dan ditolak”.
3.4.2 Pengujian Hipotesis 3.4.2.1 Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan terlebih dahulu menguji variabel-variabel dari
karakteristik perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencari tingkat signifikansi yang paling tinggi diantara variabel-variabel tersebut. Variabel arus kas operasi,
arus kas investasi, dan arus kas pendanaan dengan tingkat signifikansi yang paling tinggi akan diregresi dengan indeks return saham. Adapun model regresi linear
berganda yang dipakai dalam penelitian ini sebagai berikut: Y = a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
3
x
3
+ b
4
x
4
+ b
5
x
5
Keterangan : + e
Y= Return Saham a = Konstanta
b
1
- b
5
x = Koefisien regresi variabel bebas
1
x = Laba kotor
2
x = Arus kas dari aktivitas operasi
3
x = Arus kas dari aktivitas investasi
4
x = Arus kas dari aktivitas pendanaan
5
= Ukuran perusahaan
Universitas Sumatera Utara
42
e= eror
3.4.2.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi �
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya
koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Menurut Ghozali 2005:169 “Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen”
3.4.2.3 Uji t
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat dimana hipotesis yang digunakan adalah
sebagai berikut : 1. H
: b
1
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap harga saham.
= 0,
2. H
1
:b
1
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap hargasaham.
≠ 0,
Universitas Sumatera Utara
43
Untuk menentukan. t
tabel
, taraf signifikan yang digunakan sebesar 5 dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n merupakan jumlah observasi
dan k merupakan jumlah variabel bebas. Nilait
hitung
diperoleh dengan rumus :
Dimana : bi = koefisien variabel independen
b = Nilai hipotesis nol S
bi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan = Simpangan baku standard deviasi dari variabel independen.
Jika t
hitung
t
tabel
Jika t maka Ho ditolak
hitung
t
tabel
Perhitungan nilai t maka Ho diterima
hitung
tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan menghitunung dengan Software SPSS 22 dengan memperhatikan tabel coeficient
pada kolom nilai t serta tingkat signifikansi dari variabel tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H
1
diterima.
3.4.2.4 Uji F
Uji ini merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara simultan atau bersama-sama, yaitu melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap
variabel terikat hipotesis ini dirumuskan dengan: 1. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= 0
Universitas Sumatera Utara
44
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikansi variabel arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan terhadap return saham.
1. H
1
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikansi variabel laba dan arus kas bebas terhadap harga saham.
≠ 0
Rumus F hitung oleh Gujarati 2003:258 adalah sebagai berikut
Dimana: k= jumlah variable bebas
n = jumlah observasi Untuk menentukan nilai F
hitung
Jika F tingkat signifikansi yang digunakan
sebessar 5 dengan derajat kebebasan df = k-1 dan n-k kriteria sebagai berikut:
hitung
F
tabel
maka Ho ditolak H
1
Jika F diterima
hitung
F
tabel
maka Ho ditolak H
1
Perhitungan nilai F tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan menghitung dengan Software SPSS 22 dengan memperhatikan tabel ANOVA
pada kolom nilai F serta tingkat signifikansi dari model tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H
ditolak
1
diterima
Universitas Sumatera Utara
45
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis
data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan
regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 22. Prosedur dimulai dengan memasukkan
variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output- output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Pengambilan sampel
Universitas Sumatera Utara
46
yang digunakan dengan menggunakan purposive sampling. berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh 16 perusahaan yangmemenuhi kriteria
dan dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode2011-2013. Daftar perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dapat dilihat pada tabel 4.1
` Sampel Penelitian
No. Nama Emiten LQ45
Kode Sample
1 PT Astra Agro Lestari Tbk
AALI S1
2 PT Astra International Tbk
ASII S2
3 PT. BW Plantations Tbk
BWPT S3
4 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
CPIN S4
5 PT Gudang Garam Tbk
GGRM S5
6 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
ICBP S6
7 Indomobil Sukses Makmur
IMAS S7
8 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF S8
9 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
INTP S9
10 PT Kalbe Farma Tbk
KLBF S10
11 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LSIP S11
12 Malindo Feedmill Tbk
MAIN S12
13 Semen Cibinong Tbk
SMCB S13
14 PT Semen Gresik Tbk
SMGR S14
15 PT United Tractors Tbk
UNTR S15
16 PT Unilever Indonesia Tbk
UNVR S16
Sumber : www.idx.co.id, ditabulasi Penulis 2014
Universitas Sumatera Utara
47
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskrptif