9
asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan investor. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi
nyata perusahaan saat ini dan prospeknya dimasa yang akan datang, dibandingkan dengan pihak eksternal. Asimetri informasi ini dapat diminimalkan dengan
mengungkapkan informasi sebanyak-banyaknya. Informasi yang diungkapkan diharapkan adalah informasi yang menunjukkan kondisi perusahaan yag sebenar-
benarnya. Laporan arus kas dapat dijadikan informasi alternatif dalam menilai
kinerja dan prospek perusahaan, pada saat laba mempunyai peluang yang besar untuk tersentuh praktek manipulasi. Angka-angka akuntansi yang dilaporkan
perusahaan dapat digunakan sebagi signal jika angka-angka tersebut dapat mencerminkan informasi mengenai atribut-atribut keputusan perusahaan yang
tidak dapat diamati. Ketika perusahaan melaporkan kepada publik komponen labanya, maka hal tersebut merupakan good news karena perusahaan menganggap
perusahaan memberikan informasi yang lengkap mengenai perusahaan. Dengan komponen laba yang dilaporkan perusahaan, maka investor dapat mengetahui
kinerja perusahaan sesungguhnya sehingga prediksi yang dilakukan akan lebih akurat. Penelitian ini menggunakan teori signal sebagai grand theory yang
melandasi pengembangan hipotesis.
2.1.2 Theory Keagenan Agency Theory
Jensen dan meckling 1976 mendefenisikan “agency Theory as a contract under which one or more persons theprincipals engage another person the
Universitas Sumatera Utara
10
agent to perform some service on their behalf whichinvolves delegating some decision making authority to the agent”. Berdasarkan defenisi tersebut dapat
dijelaskan bahwa hubungan keagenan terjadi ketika seorang pemilik Principle mempekerjakan orang lain Agent untuk melakukan suatu pekerjaan untuk
kepentingan prinsipal dengan mendelegasikan beberapa wewenang dalam pengambilan keputusan kepada agent. Prinsipal dalam hal ini adalah pemilik
sumber daya dan agent adalah pengelola sumber daya. Perusahaan yang memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan akan rentan terhadap
konflik keagenan. Hal ini didasari atas asumsi tentang sifat dasar manusia yang mendahulukan kepentingan diri sendiri. Sifat dasar inilah yang dapat memicu
timbulnya konflik. Seperti halnya jika perusahaan memiliki arus kas bebas yang tinggi,
pemegang saham akan memiliki kekhawatiran apabila pihak manajemen menggunakan kas tersebut untuk kepentingan diri sendiri sehingga pemegang
saham menginginkan kas tersebut dibagikan ke pemegang saham melalui dividen, namun pihak manajemen cenderung menginvestasikan kas tersebut
untuk memaksimalkan operasional perusahaan. Pihak manajemen menginginkan arus kas tersebut diinvestasikan ialah untuk menghindari adanya informasi
yang menyatakan bahwa bahwa pihak manajemen tidak mampu memanfaatkan kas yang tersedia untuk aktivitas investasi yang akan memberikan
kabar tidak baik pada pelaku pasar. Ini dikarenakan tanpa adanya upaya yang berkelanjutan untuk terus mempertahankan dan memperluas fasilitas operasi,
perusahaan sulit untuk terus mempertahankan posisi kompetitifnya.
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.3 Teori Burung The bird in the hand theory
Laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain, seperti imbal hasil investasi atau laba per saham. Semakin besar
laba yang diperoleh, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen tersebut dapat berupa uang dan saham perusahaan. Kebijakan dividen dipengaruhi dua kepentingan yang saling
bertolak belakang, yaitu kepentingan pemegang saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan untuk melakukan reinvestasi dengan menahan laba. Dari
sisi pemegang saham, dividen merupakan salah satu motivator untuk menanamkan dana di pasar modal. Pemegang saham lebih memilih dividen yang
berupa kas dibandingkan dengan capital gain. Perilaku ini diakui oleh Gordon- Lintner 1963 sebagai the bird in the hand theory, “argued that lower payouts
result in higher costs of capital. They suggested that investors prefer dividend as it is more certain than capital gains that might or might not appear if they let the
firm retain its earnings”, Bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Selain itu pemegang saham juga dapat mengevaluasi
kinerja perusahaan dengan menilai besarnya dividen yang dibagikan. Sedangkan dari sisi perusahaan, kebijakan dividen sangat penting, karena jika perusahaan
memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi laba yang ditahan perusahaan, dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern.
Universitas Sumatera Utara
12
Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
2.2 Laporan Keuangan