Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas

37 Ghozali 2005:115 menjelaskan bahwa “Uji satatistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov- Smirnov K-S”. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H H : Data residua l berdistribusi normal A Bila signifikansi 0,05 dengan = 5 berarti distribusi data normal dan diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan diterima. Menurut Jogiyanto 2004:172, Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu: : Data residua l tidak berdistribusi normal 1. Dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10, 2. Melakukan trimming, yaitu memangkas observasi yang bersifat outlier, 3.Melakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliers menjadinilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

3.4.1.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali 2005:91 menyatakan bahwa “Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen”. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat Universitas Sumatera Utara 38 ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan : 1 Melihat nilai tolerance, nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,10 2 Melihat variance inflation factor VIF, nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai VIF10. 3 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Menurut Ghozali 2005:93 “untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolinieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,95”. 4 Membandingkan nilai model utama awal terhadap nilai dari masing-masing axilary regression antar variabel independen 5 Melihat nilai Condition Index CI, jika CI antara 10 dan 30 terdapat multikolinieritas moderat ke kuat, sedangkan jika nilai CI 30 artinya terdapat multikolinieritas sangat kuat. Jika terdapat korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah : a koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, b nilai standard error setiap regresi menjadi tak terhingga. Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat masalah multikolinieritas. Universitas Sumatera Utara 39

3.4.1.3 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Erlina 2007:108 menyatakan jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika varians berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scattetplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Menurut Ghozali 2005:105, Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedastisitas antara lain: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Menurut Ghozali 2005:107 Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik p-p plot. Hal ini berarti diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang Universitas Sumatera Utara 40 dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, antara lain: Uji Park dan Uji Glejser.

3.4.1.4 Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

15 198 120

Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 85 97

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 1 4

Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) terhadap harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15