71 data yang disajikan pada Tabel 4.4, diketahui nilai koefisien determinasi adjusted
�
2
sebesar 0.004751. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat diinterpretasikan bahwa kemampuan
free cash flow, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan
leverage dalam menjelaskanmempengaruhi manajemen laba secara simultan atau bersama-sama sebesar 0,4751, sedangkan sisanya
99,5249 dipengaruhi oleh variabel lain selain yang digunakan dalam penelitian ini.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk membentuk model regresi adalah
Common Effect Model CEM. Hal ini didapat berdasarkan uji Chow yang telah dilakukan, dimana hasil asil uji Chow menghasilkan nilai
probabilitas 0,05. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa secara simultan
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu free cash flow,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan leverage perusahaan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas F-statistik sebesar 0,349 0,05.
4.6.1 Pengaruh Free Cash Flow terhadap Earnings Management
Perusahaan dengan free cash flow arus kas bebas yang tinggi akan
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melakukan manajemen laba, karena perusahaan tersebut terindikasi menghadapi masalah keagenan yang lebih besar
Agustia, 2013. Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai probabilitas free cash flow FCF adalah sebesar 0,7599 dan lebih besar dari tingkat
Universitas Sumatera Utara
72 signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial
free cash flow tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Artinya, jika perusahaan memiliki
free cash flow yang tinggi ataupun rendah, hal tersebut tidak akan mempengaruhi
tindakan perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian Simorangkir 2015 yang memberikan bukti lain bahwa besar
kecilnya nilai FCF suatu perusahaan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan terjadinya manajemen laba.
4.6.2 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Earnings Management
Menurut Downes dan Godman dalam Novelma 2014, kepemilikan manajerial
insider ownership adalah para pemegang saham yang berarti sebagai pemilik dalam perusahaan yang juga merupakan pihak manajemen yang sama
secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan. Selain itu, seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan terhadap metode akuntansi
yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Dengan kata lain, presentase tertentu terhadap kepemilikan saham oleh pihak manajemen,
cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba Anggraeni, 2013. Berdasarkan Tabel 4.4, diperoleh signifikansi sebesar 0,0412. Dengan nilai
signifikansi di bawah 0,05 berarti bahwa kepemilikan saham manajerial terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Arah koefisien
negatif menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan manajerial yang dimiliki perusahaan, maka semakin kecil manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.
Dengan adanya kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer maka manajer akan bertindak selaras dengan kepentingan pemegang saham sehingga dapat
Universitas Sumatera Utara
73 memperkecil perilaku oportunis manajer. Selain hal itu, peningkatan kepemilikan
manajerial akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan karena manajer menanggung proporsi kekayaan sebagai pemegang saham. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian Putri dan Yuyetta 2013 yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.
4.6.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Earnings Management