23 Para manajer tersebut dalam menjalankan operasional tentu akan lebih
banyak mengetahui informasi internal dalam prospek perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dibandingkan pemilik. Ketidakseimbangan
penguasaan informasi akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi. Asimetri informasi dapat menjadi pemicu bagi para
manajer untuk melakukan tindakan manajemen laba dalam rangka menyesatkan pemegang saham terkait kinerja ekonomi perusahaan Asward dan Lina, 2015.
2.1.4 Free Cash Flow
Jensen 1976 mendefinisikan free cash flow sebagai aliran kas yang
merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present
value NPV positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Brigham dan Houston 2006: 65-66 mengartikan bahwa
free cash flow adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk dibayarkan kepada investor pemegang
saham dan pemilik utang setelah perusahaan melakukan investasi dalam aset tetap, produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan
operasi yang sedang berjalan. Nilai dari operasi perusahaan akan bergantung pada seluruh arus kas bebas yang diharapkan pada masa mendatang. Hal ini berarti
bahwa semakin besar aliran dana bebas atau free cash flow suatu perusahaan maka
menunjukkan bahwa keuangan perusahaan tersebut semakin bagus, karena perusahaan memiliki dana untuk pertumbuhan perusahaan, pembayaran utang,
dan pembagian dividen. Wild
et al. 2005: 23 menyatakan bahwa free cash flow arus kas bebas
positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas bisnis setelah
Universitas Sumatera Utara
24 penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk
mempertahankan kapasitas produksi pada tingkat sekarang. Pertumbuhan dan fleksibilitas keuangan bergantung pada ketersediaan arus kas bebas. Bagi pihak
manajemen, seberapa besar free cash flow juga mencerminkan kemampuan
perusahaan kedepannya Rosnidi, 2009 Menurut Lubis dan Putra 2012: 101 ada lima manfaat dari
free cash flow, yaitu:
1. Untuk membayar bunga kepada
debt holder, perusahaan harus tetap mengingat bahwa
net cost dari perusahaan adalah after taxes interest expenses.
2. Membayar kembali
debt holder’s untuk pokok pinajaman. 3.
Membayar dividen kepada para pemegang saham 4.
Membeli kembali saham yang dimiliki oleh pemegang saham 5.
Membeli saham dari perusahaan lain yang merupakan non operating
assets Berbagai kondisi perusahaan dapat mempengaruhi nilai
free cash flow aliran kas bebas, misalnya bila perusahaan memiliki
free cash flow yang tinggi dengan tingkat pertumbuhan rendah maka
free cash flow ini seharusnya didistribusikan kepada pemegang saham. Tetapi, bila perusahaan memiliki
free cash flow tinggi dengan tingkat pertumbuhan tinggi maka free cash flow ini dapat
ditahan sementara dan bisa dimanfaatkan untuk investasi pada periode mendatang Rosnidi, 2009.
Universitas Sumatera Utara
25 Free cash flow inilah yang sering menjadi pemicu timbulnya perbedaan
kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Ketika free cash flow tersedia,
manajer disinyalir akan menghamburkan free cash flow tersebut sehingga terjadi
inefisiensi dalam perusahaan atau akan menginvestasikan free cash flow dengan
return yang kecil Smith dan Kim dalam Zuhri dan Prabowo, 2010. Perusahaan dengan
free cash flow arus kas bebas yang tinggi akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melakukan manajemen laba, karena
perusahaan tersebut terindikasi menghadapi masalah keagenan yang lebih besar Agustia, 2013. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perusahaan dengan
surplus arus kas bebas yang tinggi juga cenderung melakukan praktik manajemen laba dengan meningkatkan laba yang dilaporkan untuk menutupi tindakan pihak
manajer yang tidak optimal dalam memanfaatkan kekayaan perusahaan.
2.1.5 Struktur Kepemilikan