25 Free cash flow inilah yang sering menjadi pemicu timbulnya perbedaan
kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Ketika free cash flow tersedia,
manajer disinyalir akan menghamburkan free cash flow tersebut sehingga terjadi
inefisiensi dalam perusahaan atau akan menginvestasikan free cash flow dengan
return yang kecil Smith dan Kim dalam Zuhri dan Prabowo, 2010. Perusahaan dengan
free cash flow arus kas bebas yang tinggi akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melakukan manajemen laba, karena
perusahaan tersebut terindikasi menghadapi masalah keagenan yang lebih besar Agustia, 2013. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perusahaan dengan
surplus arus kas bebas yang tinggi juga cenderung melakukan praktik manajemen laba dengan meningkatkan laba yang dilaporkan untuk menutupi tindakan pihak
manajer yang tidak optimal dalam memanfaatkan kekayaan perusahaan.
2.1.5 Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan bentuk komitmen dari para pemegang saham untuk mendelegasikan pengendalian dengan tingkat tertentu kepada para
manajer. Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel-variabel yang penting didalam struktur modal tidak hanya ditentukan
oleh jumlah utang dan equity tetapi juga oleh persentase kepemilikan oleh
manajer dan institusional. Pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat menyebar Pujiningsih, 2011.
Terjadinya manajemen laba selain karena tindakan manajemen yang oportunistik, juga terjadi karena kurangnya pengawasan dan kontrol pada
perusahaan. Struktur kepemilikan kepemilikan manajerial dan kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
26 institusional dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada
akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan Dwi Putri, 2013.
2.1.5.1 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manjerial adalah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Jensen dan Meckling 1976 menemukan bukti bahwa kepemilikan
manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan
pemegang saham. Penelitian ini menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham
oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya.
Menurut Downes dan Godman dalam Novelma 2014, kepemilikan manajerial
insider ownership adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang sama
secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan yang bersangkutan. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara manajer dan
pemegang saham timbul karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan kontrol, pihak insider atau manajemen cenderung menginginkan pembagian dividen kecil,
karena mereka menginginkan kelebihan aliran kas untuk membiayai investasi perusahaan, namun pihak
insider cenderung memanfaatkan kelebihan arus kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan melakukan kegiatan yang tidak ada
Universitas Sumatera Utara
27 kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraasn
pemegang saham, dan cenderung merugikan pemegang saham. Berdasarkan berbagai penelitian keterlibatan manajer pada kepemilikan
saham efektif untuk meningkatkan kinerja manajer. Dengan strategi ini manajer berhati-hati mengambil keputusan. Posisi manajer sangat rentan karena modal,
selain itu manajer juga berorientasi pada minimalisasi risiko sehingga dalam prakteknya apabila mendapat kesempatan cenderung melakukan kegiatan yang
menguntungkan kepentingan pribadi. Dengan adanya peluang yang merugikan perusahaan perlu dilibatkan dalam kepemilikan saham yang dikenal sebagai
kepemilikan manajerial Dewi, 2011. Manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan.
Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai pemegang saham dan manajer
yang tidak sebagai pemegang saham. Dua hal tersebut akan mempengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan
kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Dengan kata lain, presentase tertentu
terhadap kepemilikan saham oleh pihak manajemen, cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba Anggraeni, 2013.
2.1.5.2 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pihak institusi lain yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau lembaga lain. Kepemilikan
saham oleh pihak-pihak yang terbentuk institusi seperti perusahaan asuransi, bank,
Universitas Sumatera Utara
28 perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional
merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik keagenan. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat
mengurangi manajemen laba. Pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar
modal. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat
akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen Boediono, 2005. Rachmawati dan Triatmoko 2007 menyatakan bahwa dalam hubungannya
dengan fungsi monitor, investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual. Ada
dua perbedaan pendapat mengenai investor institusional. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor institusional adalah pemilik sementara
transfer owner sehingga hanya terfokus pada laba sekarang current earnings. Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor
institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan oleh investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional biasanya
memiliki saham dengan jumlah besar, sehingga jika mereka melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan. Untuk
menghindari tindakan likuidasi dari investor, manajer akan melakukan earnings
management. Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang berpengalaman
sophisticated. Menurut pendapat ini, investor lebih
Universitas Sumatera Utara
29 terfokus pada laba masa datang
future earnings yang lebih besar relatif dari laba sekarang. Investor institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk
melakukan analisis investasi dan mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi investor lain. Investor institusional akan
melakukan monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.
2.1.6 Leverage