73 memperkecil perilaku oportunis manajer. Selain hal itu, peningkatan kepemilikan
manajerial akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan karena manajer menanggung proporsi kekayaan sebagai pemegang saham. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian Putri dan Yuyetta 2013 yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.
4.6.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Earnings Management
Pengujian hipotesis berdasarkan Tabel 4.4 pada variabel kepemilikan institusional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,3393. Dengan nilai signifikansi
di atas 0,05 berarti kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini tidak sejalan dengan Rachmawati dan
Triatmoko 2007 yang mennyatakan bahwa kehadiran pihak institusi dalam struktur kepemilikan saham perusahaan sebagai pemegang saham akan mampu
mengurangi perilaku manajemen laba yang dilakukan oleh manajer. Kepemilikan institusional seharusnya memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak
manajemen melalui proses monitoring secara efektif. Namun berdasarkan hasil
penelitian, ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dianggap kurang optimal dalam mengurangi tindakan manajemen laba karena ruang lingkupnya
tidak berada pada internal perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Yuyetta 2013 yang menyatakan bahwa
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
74
4.6.2 Pengaruh Leverage terhadap Earnings Management
Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt ratio yaitu
rasio yang mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang. Leverage digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
mengunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan Sadalia, 2010: 128. Sesuai dengan
hasil uji regresi berganda pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa leverage memiliki
nilai koefisien sebesar 0,000462 dan nilai signifikansi sebesar 0,897. Hal ini berarti bahwa variabel
leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
Leverage yang tinggi berarti perusahaan memiliki proporsi utang yang lebih besar dibandingkan dengan total asetnya. Perusahaan yang memiliki
rasio leverage yang tinggi cenderung tidak melakukan manajemen laba atau
dengan kata lain leverage yang tinggi tidak terbukti dapat memotivasi manajemen
dalam melakukan tindakan manajemen laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siallagan 2015 yang menyatakan bahwa
leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan