sudah menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan pada mereka. Sementara kebutuhan energi akan meningkat karena mereka lebih banyak
melakukan aktivitas fisik, misalnya olahraga, bermain dan lain-lain.
2.3.1 Kaitan Pola Makan dengan Status Gizi
Ketidakseimbangan antara asupan makanan dan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih
maupun gizi kurang. Menurut Istiani 2013, konsumsi makanan seseorang berpengaruh terhadap status gizi orang tersebut. Status gizi baik terjadi bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efesien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan
kesehatan secara optimal. Sedangkan status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terja-
di bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan.
2.3.2 Pemberian Makan pada Anak Umur 7-15 Tahun
Anak umur 7-15 tahun sudah mempunyai daya tahan tubuh yang cukup. Tetapi kebutuhan nutrien justru bertambah, karena mereka sering melakukan
berbagai aktivitas, seperti bermain di luar rumah, olahraga, pramuka, dan kegiatan sekolah lainnya. Kebutuhan energi pada golongan umur 10-15 tahun lebih besar
daripada golongan umur 7-9 tahun, karena pertumbuhan yang lebih pesat dan aktivitas yang lebih banyak.
Pemberian makan pada anak bertujuan: 1 memberikan nutrien yang cukup sesuai dengan kebutuhan, yang dimanfaatkan untuk tumbuh kembang yang
optimal, penunjang berbagai aktivitas, dan pemulihan kesehatan setelah sakit; dan 2 mendidik kebiasan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan, belajar
menyukai, memilih, dan menentukan jenis makanan yang bermutu Markum, dkk, 2002.
2.3.3 Pengaturan Makan pada Anak Umur 7-15 Tahun
Jadwal pemberian makan merupakan kelanjutan dari jadwal masa bayi dengan sedikit penyesuaian, menjadi sebagai berikut: 3 kali makan utama pagi,
siang, dan malamsore, diantaranya diberikan makanan kecil atau jajanan, dan bila mungkin tambahan susu Markum, dkk, 2002. Secara lebih terinci jadwal
makan yang dianjurkan adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2 Contoh Pola Makanan Anak Umur 7-12 Tahun
Umur 7-9 tahun
BB 23kg 1900 kkal
10-12 tahun BB 30 kg 2100
kkal Jam pemberian makan
g urt g urt
06.00 : susu + gula 07.00 : nasi 1
telur 10.00 : kue
12.00 : nasi 1 hewani 2
nabati 3 sayuran
buah 16.00 : bubur kacang
hijau 4 18.00 : nasi
hewani nabati
sayuran buah
21.00 : susu + gula biskuit 5
200 100
50 50
150 50
25 50
50 200
150 50
25 50
50 200
20 1 gelas
¾gelas 1 butir
1 potong 1 gelas
1 potong 1 potong
½ gelas 1 potong
1 gelas 1 gelas
1 potong 1 potong
½ gelas 1 potong
1 gelas 2 buah
200 1 gelas 150 1 gelas
50 1 butir 50 1 potong
200 1 ½ gelas 50 1 potong
25 1 potong 75 ¾ gelas
50 1 potong 200 1 gelas
150 1 gelas 50 1 potong
25 1 potong 75 ¾ gelas
50 1 potong 200 1 gelas
20 2 buah
Sumber : Subbagian Gizi anak FKUIRSCM
Keterangan : 1 Dapat diganti dengan makanan penukarnya seperti roti, jagung, kentang, sagu.
2 Diartikan sumber protein hewani : daging, telur, hati, ikan laut, ikan tawar. 3 Diartikan sumber protein nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan.
4 Dapat diganti dengan makanan penukar sebanyak 25 gram. 5 Berat biskuit “Regal” : 8-10 grbuah
Berat biskuit “ Farley” : 15-16 grbuah urt : ukuran rumah tangga
g : gram
2.4 Metode Food Recall 24 jam