4. Lompat Jauh a. Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor perlombaan dalam cabang olahraga atletik. Menurut Yusuf Adi Sasmita 1992 : 62 menyatakan bahwa;
Seorang pelompat berusaha untuk melakukan tumpuan loncatan ke depan dengan menolak pada balok tumpuan dengan sekuat tenaga untuk dapat
mendarat di bak lompa t sejauh-jauhnya. Untuk itu pelompat harus memiliki kemampuan fisik yang optimal terutama unsur kecepatan, power dan
kekuatan. Menurut Jarner 1986 : 78 kecepatan dan kekuatan merupakan fa ktor primer dalam menentukan jarak loncatan. Dengan memiliki kecepatan
yang maksimal akan mempengaruhi saat awalan sedangkan dengan kekuatan dan power akan mempengaruhi saat tolakan.
Untuk memperoleh suatu hasil yang optimal dalam lompat jauh, ada beberapa kondisi fisik yang perlu diperhatikan antara lain : kecepatan,
kekuatan, daya ledak, ketepatan, kelentukan, dan koordinasi gerakan, selain itu pelompat juga harus menguasai dan memahami teknik lompat jauh dengan
melakukannya secara tepat, luwes dan cepat.
b. Teknik Dasar Lompat Jauh
Lompat jauh seperti nomor atletik lainnya, juga memiliki teknis dasar yang harus dilakukan untuk memperoleh prestasi yang optimal. Gerak-
gerakan dasar yang harus diakukan memang sangat sederhana.tetapi dilakukan latihan yang intensif guna mencapai otomatis gerakan dalam fase-
fase teknik dasar lompat jauh tersebut. Beberapa ahli dalam bidang atletik khususnya nomor lompat jauh mengemukakan sebagai berkut : Bernhart
1993 : 64 bahwa teknik dasar dalam lompat jauh meliputi : ancang-ancang, persiapan untuk melompat, melayang, dan fase pendaratan. Ballestoers J. M.
1979 : 3 mengatakan bahwa nomor lompat jauh meliputi lari awalan, diikuti gerak tolakan tungkai, gerak melayang, gerak jatuh atau mendarat IAAF
2000 : 1 menyebutkan bahwa lompat jauh dapat dilakukan dengan fase : awalan, tumpuan, saat melayang dan pendaratan.
Dari pendapat para ahli di atas khususnya nomor lompat jauh dapat disimpulkan bahwa teknik dasar lompat jauh itu terdiri dari : awalan,
tumpuan, saat melayang, dan pendaratan semua aktivitas ini merupakan satu kesatuan gerakan yang berkelanjutan dan tidak terputus-putus dalam
pelaksanannya.
1 Awalan Approach
Awalan pada lompat jauh pada dasarnya adalah suatu usaha untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya sebelum kaki mencapai
balok tumpuan. Kecepatan yang diperoleh dari hasil awalan disebut dengan kecepatan horizontal yang digabungkan dengan kecepatan vertikal
pada waktu melakukan tolakan yang menghasilkan tolakan ke atas depan pada lompatan jauh. Tujuan awal sebelum melompat adalah untuk
meningkatkan percepatan mendatar secara maksimum dan tanpa menimbulkan hambatan sewaktu melakukan tolakan Jarver, 1985 : 34.
Keberhasilan melakukan awalan merupakan hal yang sangat mendasar yaitu untuk mendapat kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan.
Awalan harus dilakukan secepat-cepatnya serta jangan mengubah langkah saat akan menolak. Gerakan awalan dilakukan dengan konsentrasi yang
baik dan rileks agar gerakan selanjutnya yaitu menumpu pada papan tolakan tidak menimbulkan keragu-raguan jarak awalan tidak seluruhnya
digunakan untuk memberikan momentum, tetapi empat langkah terakhir dipakai untuk mempertahankan kecepatan yang telah dicapai sambil
memusatkan perhatian pada tolakan tungkai dan balok tumpu. Kecepatan awalan meskipun sangat penting dalam lompat jauh, tetapi
tidak 100 tenaganya digunakan untuk mempercepat lari awalan. Tenaga yang maksimal harus dikerahkan pada saat menumpu pada balok tumpuan
Sunaryo Basuki, 1979 : 95. Jarak awalan harus didapatkan dengan tepat, agar dipilih jarak awalan
yang sesuai dengan cara mencoba secara berulang-ulang pada jarak yang sudah diperkirakan sebelumnya. Tujuannya agar sewaktu melakukan
awalan sambil menuju ke papan tolak tidak terjadi kesalahan yang mendasar.
Awalan adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada saat mempersiapkan tumpuan, kecepatan pada awalan
merupakan kecepatan maksimal, tetapi tidak seperti kecepatan yang digunakan pada lari 100 meter, kecepatan awalan untuk lompat jauh
berbeda dengan kecepatan untuk lari sprint, dimana kecepatan untuk
awalan lompat jauh harus memperhitungkan kecepatan pada saat persiapan menumpu. Jarak awalan antara 14 langkah sampai 24 langkah
30-50 meter, awalan bisa dilakukan dengan ukuran langkah genap maupun ganjil.
Untuk menentukan jarak awalan sampai pada papan tolak ada beberapa teknik yaitu :
a Kaki yang terkuat ditempatkan di depan, cara mengetahuinya adalah siswa berdiri tegak dengan kaki sejajar, kemudian dorong badannya ke
depan dengan tangan dari belakang pada waktu terjadi dorongan otomatis adalah salah satu kaki jatuh ke depan, kaki yang jatuh ke
depan tadi merupakan kaki yang terkuat kalau masih ragu ulangi beberapa kali untuk memastikan kaki tersebut.
b Kaki terkuat diletakkan persis di tengah papan tolak, lakukan dari awalan dengan kecepatan maksimal antara 7 sampai 9 langkah lari
bukan langkah jalan. Setelah mencapai 7 atau 9 langkah, maka lakukan tumpuan dengan salah satu kaki kemudian ditandai.
c Setelah mendapatkan ukuran yang ditandai, untuk pengecekan ketepatan di balok tumpu, awalan dimulai dari tanda kemudian berlari
dengan kecepatan maksimal ke arah papan tolakan. Lakukan beberapa kali sampai betul-betul menumpu tepat di balok. Apabila ada kurang
atau kelebihan beberapa centi, tanda bisa diajukan atau dimundurkan sesuai dengan kekurangan tadi.
Menurut Sunaryo Basuki 1979 : 97 awalan loncat jauh harus dijalankan dengan lancar dan kecepatan tinggi tanpa adanya gangguan dengan
mengubah langkah diperkecil atau diperbesar hanya untuk memperoleh ketepatan bertumpu pada balok. Perubahan langkah tersebut dapat
mengakibatkan berkurangnya kecepatan dan terganggunya pembentukan momentum gaya untuk melompat. Kejadian ini akan menghambat laju
tolakan dan prestasi tertinggi tidak mungkin tercapai. Hal-hal yang perlu dilakukan pada waktu melakukan awalan adalah :
a hindarkan dorongan dengan memperpendek langkah b usahakan menekankan gerak pada tungkai ayun
c pastikan kaki tolak bertumpu dengan tepat tanpa mengubah langkah
Gambar 14. Teknik Awalan Approach Ulrich Jonath, dkk. 1995 : 41 Lompat jauh merupakan jenis olahraga yang mengkombinasikan antara
kecepatan dan eksposif power sehingga pada saat mengambil awalan harus dapat melakukan lari secepat-cepatnya tanpa harus kehilangan
tenaga untuk melakukan tolakan power pada papan tumpuan. Kombinasi
antara kecepatan awalan lari dan power pada saat tolakan tumpuan memungkinkan pelompat dapat memperoleh hasil lompatan yang
maksimal.
2 Tolakan atau Tumpuan take of
Tumpuan adalah perpindahan dari gerakan horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara tepat. Tolakan merupakan gerakan perpindahan
yang sangat cepat antara lari awalan dan gerakan melayang di udara. Dalam hal ini terjadi perubahan atau perpindahan gerakan mendatar atau
horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara tepat Aip Syaifudin, 1997 : 91. Gerakan tolakan harus dilakukan dengan tungkai
yang kuat agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan kecepatan maju. Kecepatan maju yang penuh pelompat harus
mengarahkan gerakannya dari balok tolakkan ke atas dengan sudut terbaik yaitu 45
Roji, 1996 : 41. Memperoleh tinggi lompatan yang sudah cukup tanpa mengorbankan kecepatan dilakukan sudut badan tidak
terlalu condong ke depan pada waktu lari cepat, tetapi juga tidak menengadah seperti saat menolak pada tolakan nomor lompat tinggi
karena dapat menghambat jatuhnya lompatan. Berat badan sedikit ke depan dengan gerakan lengan membantu menambah ketinggian dan
pandangan ke depan. Sebelum kaki menumpu ke papan tolak, pada irama tiga langkah terakhir
yaitu “pendek-panjang-pendek”. Waktu menumpu antara 0,10 detik
sampai 0,13 detik. Ada tiga perbedaan fase pada saat menumpu 1 penumpuan kaki tumpu. 2 fase amortisasi, 3 meluruskan kaki tumpu.
Gambar 15. Fase Gerakan Menumpu IAAF, 2000 : 2. Pada waktu akan melakukan tumpuan, kaki tumpu aktif mencakar atau
menggaruk bertumpu dengan sangat kuat dan cepat, lutut agak ditekuk 45
pada saat fase amortisasi, kaki ayun aktif mengayun tinggi ke depan atas, sambil mengayunkan kedua tangan dari belakang ke depan atas, dan
pandangan ke arah depan atas.
3 Sikap Badan di Udara Action in The Air
Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakkan. Gerakan ini sangat erat hubungannya
dengan kecepatan awalan dan kekuatan tungkai yang digunakan sebagai kaki tolak. Yang penting pada saat badan di udara ini bukan cara
melayangnya yang di utamakan, tetapi terpeliharannya keseimbangan badan dan mengusahakan melayang di udara selama mungkin serta
menyiapkan letak tungkai dalam posisi yang menguntungkan pada waktu
mendarat. Ketika akan mendarat kedua lengan dibawa ke depan disertai kedua lutut ditekuk, berat badan dibawa ke depan. Sikap badan di udara
fase melayang dapat dilakukan dengan berbagai macam gaya melayang yang menjadi pembeda karakter dari gaya-gaya lompat jauh, antara lain :
a Gaya Jongkok
Lompat jauh gaya jongkok umumnya banyak dilakukan oleh anak- anak sekolah dasar, atau atlet pemula karena dianggap gaya yang
paling mudah untuk dipelajari. Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
Pada waktu lepas dari papan tolakan, sikap badan dalam keadaan jongkok, lutut agak ditekuk ke depan, kedua tangan diluruskan ke
depan, kedua tangan diluruskan ke depan hampir menyentuh ujung kaki. Pada waktu akan mendarat pada bagian kaki dengan bagian tumit
terlebih dahulu, kedua tangan ke depan.
Gambar 16 : Teknik Melayang Gaya Jongkok IAAF, 200 : 3
b Gaya Menggantung SchneeperThe Hang
Gaya menggantung ini sama seperti sikap badan pada orang yang sedang menggantung dengan badan pada orang yang sedang
menggantung dengan badan dilentingkan ke belakang. Cara melakukannya adalah sebagai berikut : Kaki ayun diangkat ke depan
atas, bersamaan dengan pinggul dibawa ke depan pada sikap menengadah, kaki bergantung lemas, selanjutnya kedua tungkai dan
kaki bersma-sama dijulurkan ke depan dengan kepala menunduk seperti akan mencium lutut, siap untuk mendarat.
Gambar 17 : Teknik Melayang Gaya Menggantung The Hang IAAF, 2000 : 3
c Gaya Jalan di Udara Walking in The Air
Kaki ayun diangkat ke depan untuk membantu mengangkat berat badan ke atas depan kemudian diturunkan dan ditarik ke belakang
bersamaan dengan kaki tumpu diayun ke depan seperti langkah di udara, diakhiri dengan kaki ayun belakang ke depan menyusul kaki
tumpu dan dijulurkan ke depan posisi siap untuk mendarat
Gambar 18. Teknik Melayang Gaya Walking in The Air IAAF, 2000 : 3
4 Pendaratan Landing
Sikap mendarat pada lompat jauh, baik untuk gaya jongkok, menggantung maupun gaya jalan di udara secara teknik sama. Pada waktu akan
mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan.
Mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan ditekuk, berat badan dibawa ke depan supaya tidak
jatuh ke belakang, kepala ditundukkan kedua tangan ke depan
Gambar 19. Teknik Mendarat Landing Ulrich Jonath, dkk. 1995 : 41
Titik berat badan diusahakan dapat melampaui titik pendaratan kaki di bak pasir, usahakan kedua kaki tidak tegang atau kaku, melainkan lemas dan
rileks. Diusahakan agar jangan sampai lengan jatuh atau tangan jatuh di belakang badan karena akan merugikan pelompat sendiri. Posisi kedua
lengan dilakukan ayunan ke depan sehingga memberikan gerak keseimbangan yang lebih baik.
Menurut Engkos Kosasih 1994 : 27 kesalahan yang sering terjadi dalam lompat jauh adalah : 1 Memperpanjang atau memperbanyak langkah
terakhir sebelum bertolak atau bertumpu, 2 bertolak atau bertumpu dengan tumit dan dengan kecepatan yang tidak memadai, 3 badan
miring jauh ke depan atau ke belakang, 4 fase melayang yang tidak seimbang, 5 salah satu kaki turun mendahului kaki lain pada pendaratan.
Pendapat lain dari Jes Kerver 1985 : 43 mengemukakan tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam lompat jauh adalah : 1 cegah peluncuran kaki
yang terlampau awal dengan cara memperlambat langkah gerakan melayang, 2 hindarkan jatuhnya tubuh ke belakang, dengan cara menekuk
kedua lutut begitu tumit menyentuh pasir, 3 cegah gerakan rotasi ke depan yang terlalu awal dari tubuh dengan cara mempertahankan
kelurusan tubuh sampai saat sebelum mendarat. Ballesteros J.M. 1980 : 55 juga mengemukakan tentang hal-hal yang
harus diperhatikan dalam melakukan lompat jauh adalah : 1 pelihara kecepatan saat bertolak atau bertumpu, 2 capailah dorongan cepat dan
dinamis dari balok tumpuan, 3 rubahlah sedikit posisi lari, bertujuan
mencapai posisi yang lebih tegak, 4 gunakan gerakan kompensasi lengan dengan baik, 5 capailah jangkauan gerak yang baik, 6 gerak
lahir agar dibuat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya kedapannya, 7 latihlah juga gerakan pendaratan, di samping gerakan-
gerakan yang lain, 8 kuasai gerak yang betul dari gerakan lengan dan kaki dalam meluruskan serta mengbengkokannya.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pelompat jauh harus memperhatikan beberapa faktor di bawah ini : 1
awalan harus dilakukan dengan kecepatan penuh dan tidak merubah langkah kaki, 2 tolakan harus dilakukan oleh kaki yang paling kuat, 3
gerakan melayang di udara arus diusahakan badan melayang selama mungkin dalam keadaan yang seimbang, 4 gerakan mendarat dengan
kedua kaki jatuh di bak pasir bersama-sama dalam posisi jongkok, kedua lengan dijulurkan ke depan dan berat badan dibawa ke depan.
c. Hakikat Keterampilan Lompat Jauh