Hakikat Keterampilan Lompat Jauh Perilaku Kognitif

mencapai posisi yang lebih tegak, 4 gunakan gerakan kompensasi lengan dengan baik, 5 capailah jangkauan gerak yang baik, 6 gerak lahir agar dibuat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya kedapannya, 7 latihlah juga gerakan pendaratan, di samping gerakan- gerakan yang lain, 8 kuasai gerak yang betul dari gerakan lengan dan kaki dalam meluruskan serta mengbengkokannya. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pelompat jauh harus memperhatikan beberapa faktor di bawah ini : 1 awalan harus dilakukan dengan kecepatan penuh dan tidak merubah langkah kaki, 2 tolakan harus dilakukan oleh kaki yang paling kuat, 3 gerakan melayang di udara arus diusahakan badan melayang selama mungkin dalam keadaan yang seimbang, 4 gerakan mendarat dengan kedua kaki jatuh di bak pasir bersama-sama dalam posisi jongkok, kedua lengan dijulurkan ke depan dan berat badan dibawa ke depan.

c. Hakikat Keterampilan Lompat Jauh

Prestasi lompat jauh di samping harus mempunyai kemampuan fisik yang optimal, juga harus meningkatkan ketrampilan dalam mengkoordinasikan beberapa teknik dasar. Keberhasilan penampilan olahraga seseorang tergantung pada pencapaian kompetensi dari masing- masing kategori. Bukan hanya keterampilan gerak yang harus dikuasai, tetapi juga pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan Pate dkk, 1984 : 179-180. Dalam perkembangannya setiap individu berbeda-beda dalam berperilaku untuk menghadapi suatu keterampilan. Perilaku manusia dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu : a perilaku kognitif, dan b perilaku motorik.

a. Perilaku Kognitif

Ide dasar dari perilaku kognitif adalah bahawa seorang atlet mengorganisasi rangsang atau persepsinya ke dalam suatu pola atau bentuk secara keseluruhan. Semua rangsangan terkait antara satu dengan yang lainnya, dan kesemua rangsang itu mempunyai karakteristik yang diperoleh dari hubungannya dengan lainnya. Rangsangan itu secara langsung terkait dengan sebuah latar belakang, sehingga makna rangsang diamati dalam kaitannya dengan sebuah medan. Karena itu teori kognitif menekankan pada pentingnya kesadaran atlet terhadap keseluruhan medan yang bersangkutan. Menurut Oxendine 1968, 1984 dalam Rusli Lutan, 1988 : 136 ada tiga aspek penting dari aktifitas individu untuk mengolah rangsa ngan yang diterimanya : 1 menghubungkan satu rangsang dengan yang lain; 2 merumuskan kesimpulan sementara tentang kaitan antara cara dan tujuan; 3 berperilaku untuk mencapai suatu tujuan. Para psycholog kognitif percaya bahwa latihan adalah suatu proses di mana atlet menemukan dan memahami hubungan. Pengalaman sensori yang ditimbulkan oleh situasi eksternal diorganisasikan hingga menjadi berarti dan bermanfaat. Latihan terjadi melalui pengertian dan menjelajahi merupakan hal utama dari pengertian, atlet harus memahami masalah yang akan diatasi dan harus menggunakan pendekatan ilmiah dalam latihan. Latihan diakibatkan oleh perubahan dalam cara seseorang merasakan lingkungannya sebagai hasil dari wawasan. Dalam hal teori kognitif konsep pribadi self concept merupakan hal yang penting. Sesuai dengan pandangan perceptual, orang menunjukkan reaksi mereka mempertahankan atau meningkatkan konsep pribadi mereka. Konsep pribadi berkaitan dengan bidang persepsi. Menurut Robb dalam Rahantoknam, 1988 : 28-29 persepsi individu tentang dirinya tergantung 1 hakekat dari fisik yang dimiliki 2 lamanya ia hidup, 3 pengalaman yang telah diperolehnya, 4 pelaksanaan dari kebutuhan sekarang merasakan apa yang perlu dirasakan, 5 nilai dan tujuan yang dianut individu.

b. Perilaku Motorik