Hubungan antara Latihan Plymetrics, Power Otot, dan Lompat Jauh

terampil akan dapat melakukan awalan, tolakan, melayang, dan melakukan pendaratan dengan baik.

5. Hubungan antara Latihan Plymetrics, Power Otot, dan Lompat Jauh

Keterkaitan antara jenis-jenis latihan plyometrics dan power kaki dapat dipakai sebagai prediktor terhadap peningkatan performance atau kemajuan latihan atlet, sedangkan lompat jauh merupakan jenis olahraga yang mengandalkan daya ledak otot tungkai sebagai ukuran baku yang menyertai simpulan keterkaitan itu. Latihan plyometrics yang teratur dengan pembebanan yang tepat merupakan salah satu bentuk dan jenis latihan untuk peningkatan power kaki yang baik, hal ini didukung oleh hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa latihan plyometrics ternyata dapat memperbaiki kemunduran James C. Radiliffe, 1985, Sunarko, 1992. Dengan meningkatnya explosive power otot pada tungkai atlet berarti akan mempengaruhi hasil kemajuan prestasi atlet lompat jauh yang lebih baik. Lompat jauh merupakan jenis olahraga yang mengkombinasikan antara kecepatan dan eksplosif power, sehingga pada saat mengambil awalan pelompat harus dapat melakukan lari secepat-cepatnya tanpa harus kehilangan tenaga untuk melakukan tolakan explosive power pada papan tumpuan. Kombinasi antara kecepatan awalan lari dan explosive power pada saat tolakan tumpuan memungkinkan pelompat dapat memperoleh hasil lompatan yang maksimal.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan khususnya yang terkait dengan program latihan plyometrics dengan hasil yang masih bervariasi. Peneltiian Sunarko, 1992 atlet yang diberi latihan plyometrics dengan frekuensi 3 kali seminggu, selama 12 minggu menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kaki yang terukur melalui kekuatan otot kaki, power kaki, dan kecepatan reaksi, namun demikian jika dilihat secara menyeluruh variasi antar atlet sangat tinggi. Lebih lanjut, diterangkan bahwa mungkin bentuk ukuran loncat mendarat dalam prosedur latihan yang diterapkan kurang akomodatif Sunarko, 1992 mungkin bentuk dan ukuran loncat-mendarat dalam prosedur latihan yang diterapkan kurang akomodatif Sunarko, 1992. Penelitian yang dilakukan oleh Kathleen A. Swanik, and Stephen J. Straub 2002 : 22 tentang pengaruh latihan plyometrics terhadap otot yang dilakukan dua kali seminggu selama enam minggu berturut-turut, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan vertical jump pada atlet muda. Penelitian yang dilakukan Setyo Rahayu 1993 tentang pengaruh latihan plyometrics loncatan dengan kotak dan tanjakan terhadap kemampuan daya ledak dan kekuatan anggota gerak bawah, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan di mana, latihan plyometrics loncatan dengan tanjakan lebih efektif dapat meningkatkan kemampuan daya ledak dan kekuatan statis anggota gerak bawah.