VI. PEMBAHASAN 6. 1 Uji Coba Efektifitas Dua Metode
6. 1. 1 Metode Pemakaian Cat dan Pewarna Makanan
Metode pemakaian cat pada telapak kaki katak, adalah salah satu metode yang pernah dilakukan untuk melihat pergerakan katak lihat Eggert et al. 1999
mengenai perbandingan dua metode untuk mempelajari pergerakan amfibi terestrial; Davies dan MacDonald 1979 mengenai variasi hubungan intraspesifik
pada Litoria chloris. Cat yang digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh Eggert et al. tahun 1999 dan Davies dan MacDonald tahun 1979 adalah sejenis
bahan yang dapat berpendar apabila terkena cahaya fluorescent pigment sehingga akan memudahkan untuk melihat pola pergerakan dari individu yang
diberi perlakuan. Penelitian ini menggunakan jenis cat yang berbeda, karena cat yang digunakan oleh peneliti di luar negeri tidak dapat diperoleh di Bogor.
Perbedaan jenis cat yang digunakan ini diduga menyebabkan gagalnya penggunaan cat pada penelitian ini. Jenis cat yang digunakan pada penelitian ini
selain tidak bertahan lama juga dikhawatirkan bersifat racun bagi katak. Pada uji coba pertama, cat yang diberikan pada katak jantan yang diberi
perlakuan hanya mampu bertahan sampai lima lompatan saja. Keesokan harinya, katak yang diberi perlakuan tersebut ditemukan mati kekeringan. Beberapa faktor
diduga menyebabkan kematian katak tersebut, yaitu: kurangnya makanan dan air dalam terrarium, dan sifat cat yang mungkin beracun pada katak tersebut. Pada uji
coba pertama ini katak diberi perlakuan dua hari setelah tertangkap dan dalam kondisi perut yang rata tanpa benjolan seperti pada katak yang sudah makan.
Selain itu, tidak adanya air di dalam terarium menyebabkan katak kekeringan. Kulit katak bersifat permeabel, yaitu dapat menyerap cairan yang ada disekitarnya
dan mudah menguapkan cairan apabila kelembaban disekitarnya sangat rendah. Ketahanan tubuh yang rendah ditambah dengan kondisi terarium yang tidak
memadai diduga menyebabkan kematian katak tersebut. Tidak adanya informasi mengenai bahan yang terkandung dalam cat dan efek samping dari penggunaan
cat tersebut, sehingga tidak dapat diketahui apakah cat beracun bagi katak apabila menempel pada kulitnya.
Pada uji coba kedua, kondisi terrarium telah diperbaiki yaitu dengan pemberian air dan jangkrik untuk makanan katak. Perlakuan diberikan pada katak
jantan dan betina yang ditangkap pada malam hari, dan siang harinya langsung diberi perlakuan selang waktu antara penangkapan dan perlakuan yaitu 10 jam.
Cat dapat bertahan selama 9 menit dan jejak yang ditinggalkan cukup bertahan sampai beberapa lompatan. Setelah itu, katak langsung dilepaskan kembali,
sehingga tidak diketahui apakah katak pada uji coba kedua ini mati atau tidak. Namun, pengamatan menunjukan bahwa kondisi keaktifan katak setelah diberi
perlakuan terlihat tidak berbeda dengan kondisi keaktifan sebelum diberi perlakuan.
Pada uji coba metode pergerakan katak dengan menggunakan pewarna makanan, perlakuan diberikan pada sepasang katak jantan dan betina. Hasil yang
diperoleh hampir serupa dengan penggunaan cat yaitu bahan pewarna tidak bertahan dan langsung luntur saat terkena air Gambar 7. Kedua metode ini tidak
dapat digunakan karena tidak dapat digunakan di air. Walaupun P. leucomystax merupakan katak yang banyak beraktivitas di pohon namun dalam kegiatannya
seringkali bergerak ke arah air.
6. 1. 2 Metode Pemasangan Tali