1. 2 Uji Coba Pengaruh Penggunaan Alat terhadap Pergerakan P. 2 Pola Pergerakan Harian dan Penggunaan Ruang P. leucomystax
Gambar 5. Uji coba pengaruh penggunaan alat terhadap pergerakan P. leucomystax.
3. 3. 1. 2 Uji Coba Pengaruh Penggunaan Alat terhadap Pergerakan P.
leucomystax
Uji coba dilakukan dengan melihat perbandingan pergerakan antara katak yang memakai alat dengan yang tidak. Perlakuan diberikan pada katak jantan dan
betina masing-masing satu ekor. Berat katak jantan yang diberi perlakuan yaitu 8,5 gram dan SVL 54,75 mm sedangkan berat katak jantan yang tidak diberi
perlakuan yaitu 6,5 gram dan SVL 49,50 mm. Katak betina yang diberi perlakuan yaitu 30,5 gram dan SVL 77,50 mm sedangkan katak betina yang tidak diberi
perlakuan beratnya 24 gram dan SVL 74,25 mm. Pengamatan dilakukan dalam terarium habitat buatan untuk katak. Dalam pengamatan katak jantan dan betina
dipisahkan. Uji coba ini dilakukan setiap 6 jam sekali selama 24 jam, dimana dilakukan perekaman menggunakan video recorder selama 30 menit untuk
masing-masing tempat Gambar 5.
3. 3. 2 Pola Pergerakan Harian dan Penggunaan Ruang P. leucomystax
Pengamatan dilakukan pada 12 individu 6 jantan, 6 betina yang tersebar pada beberapa lokasi di Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga Gambar 3
yaitu di Fakultas Kehutanan 1 pasang, Arboretum Lanskap dan Graha Widya Wisuda 1 pasang, Taman Rektorat 1 pasang, Gedung Fakultas Pertanian 1
pasang, sekitar lapangan voli Fakultas Teknologi Pertanian 1 pasang dan Gymnasium 1 pasang. Setiap katak yang diamati ditangkap dengan cara
menangkap langsung sepasang katak jantan dan betina yang ditemukan pada setiap lokasi penelitian. Katak yang ditangkap terlebih dahulu ditimbang dan
diukur panjang tubuh dari ujung moncong sampai anus Snout Vent LengthSVL
dengan menggunakan kaliper Gambar 6. Setelah itu katak diberi perlakuan metode yang sesuai dengan hasil uji coba metode yang telah dilakukan
sebelumnya. Setelah selesai, katak dilepas kembali di lokasi dimana katak tersebut dijumpai.
Gambar 6. Ukuran SVL Snout Vent Length pada katak garis hijau : a - b.
Dari hasil uji coba metode maka didapatkan metode yang terbaik untuk menentukan pola pergerakan dan penggunaan ruang yaitu dengan menggunakan
metode pemsangan tali pada punggung katak. Pergerakan diukur berdasarkan posisi dari setiap individu setiap 3 jam selama 24 jam. Jejak katak yang terekam
dari tali diikuti dan pada setiap titik pengamatan diberi tanda yaitu pada setiap lokasi dimana katak melakukan pergerakan. Data yang dicatat meliputi koordinat
titik setiap 3 jam, mikrohabitat yang digunakan oleh katak serta aktivitas yang dilakukan pada setiap lokasi ditemukannya jenis tersebut. Selain itu dilakukan
pula pengukuran terhadap faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perilaku harian dari Katak pohon bergaris. Beberapa faktor tersebut antara lain:
substratlingkungan tempat ditemukan, tipe vegetasi, ketinggian, posisi horisontal terhadap badan air, posisi vertikal terhadap permukaan air, suhu udara 1,50 m
dari permukaan tanah, kondisi cuaca tidak hujan, gerimis, dan hujan deras, suhu air, kelembaban udara, pH air, sifat naungan dan penutupan oleh vegetasi atau
obyek lain, dan data fisik lainnya. Selain data di atas dilakukan pula pengambilan data sekunder dari studi literatur yang meliputi kondisi umum lokasi penelitian,
data iklim dan curah hujan di lokasi penelitian, serta peta Kampus IPB Darmaga.