1. 1. 2 Uji Coba Pemasangan Benang Katun
fisik katak setelah pemberian cat tersebut. Setelah uji coba selesai katak dilepaskan kembali di lokasi tempat awal tertangkap.
3. 3. 1. 1. 2 Uji Coba Pemasangan Benang Katun
Teknik pemasangan benang katun merupakan cara yang cukup murah untuk mengikuti pergerakan katak dengan jarak yang pendek pergerakan lebih
dari 50 m. Teknik ini digunakan pada katak terestrial yang memiliki ukuran SVL ≥ 60 mm Dole 1965; Heyer et al. 1994. Berdasarkan hasil penelitian Dole
1965 berat total dari tali dan selongsong benang yang diikatkan pada punggung katak adalah 8,5 gram dengan panjang benang 50 m biasanya cukup untuk 2-3
hari. Namun jika katak sangat aktif maka panjang benang tersebut hanya cukup untuk 1-2 jam saja.
Benang katun di simpan dalam selongsong benang agar saat benang terurai maka tidak akan terbelit pada kaki katak, sehingga katak tersebut dapat bergerak
dengan mudah. Benang katun dipilih karena benang ini akan lapuk bila terkena air selama beberapa saat, sehingga diharapkan bila katak tidak tertangkap kembali
maka benang akan lepas dengan sendirinya. Selongsong diikatkan di punggung katak menggunakan benang elastis yang ukurannya sesuai dengan bentuk tubuh
katak Gambar 5. Katak yang sudah diberi perlakuan dilepaskan dan diamati jejak tali yang dihasilkan dari pergerakan katak selama 3 jam.
Gambar 4. Metode Pemasangan Tali di Punggung Katak Dole 1965.
Uji coba metode pemasangan benang katun pada punggung katak dilakukan di Laboratorium Ekologi Satwaliar dan di taman depan rumah penulis.
Uji coba dilakukan pada katak jantan dan betina yang ditangkap dari Taman Rektorat dan Fakultas Teknologi Pertanian.
Pada uji coba ini digunakan beberapa alat dan bahan untuk mencari alat yang paling sesuai untuk penelaahan pergerakan P. leucomystax, diantaranya
yaitu: a.
Gulungan benang diikatkan pada batang pohon dengan ujung benang diikatkan pada punggung katak
b. Benang katun digulung dalam selongsong pulpen dan selongsong benang
sebagai wadah penyimpannya. Alat diikatkan pada punggung katak dengan menggunakan benang elastis.
c. Penggulung benang dari plester kain dan botol minyak kayu putih sebagai
wadah penyimpannya. Alat diikatkan pada punggung katak dengan menggunakan kawat yang digunakan untuk tangkai tanaman hias.
d. Palet alat untuk menggulung benang pada mesin jahit sebagai tempat
menggulung benang dan botol sitrun sebagai wadah penyimpannya. Alat diikatkan dengan menggunakan kawat untuk tangkai tanaman hias.
e. Palet sebagai tempat menggulung benang dan botol sitrun sebagai wadah
penyimpannya. Alat diikatkan dengan menggunakan kawat berlapis alumunium.
f. Benang katun digulung dalam selongsong suntikan dan tutup parfum
sebagai wadah penyimpannya. Alat diikatkan pada punggung katak dengan menggunakan kawat berlapis karet.
g. Palet sebagai tempat menggulung benang dan botol sitrun sebagai wadah
penyimpannya. Alat diikatkan dengan menggunakan selotip paralon. h.
Bagian tengah palet sebagai tempat menggulung benang dan tutup parfum sebagai wadah penyimpannya. Alat diikatkan dengan menggunakan kawat
selotip pralon.
Gambar 5. Uji coba pengaruh penggunaan alat terhadap pergerakan P. leucomystax.
3. 3. 1. 2 Uji Coba Pengaruh Penggunaan Alat terhadap Pergerakan P.