dengan menggunakan kaliper Gambar 6. Setelah itu katak diberi perlakuan metode yang sesuai dengan hasil uji coba metode yang telah dilakukan
sebelumnya. Setelah selesai, katak dilepas kembali di lokasi dimana katak tersebut dijumpai.
Gambar 6. Ukuran SVL Snout Vent Length pada katak garis hijau : a - b.
Dari hasil uji coba metode maka didapatkan metode yang terbaik untuk menentukan pola pergerakan dan penggunaan ruang yaitu dengan menggunakan
metode pemsangan tali pada punggung katak. Pergerakan diukur berdasarkan posisi dari setiap individu setiap 3 jam selama 24 jam. Jejak katak yang terekam
dari tali diikuti dan pada setiap titik pengamatan diberi tanda yaitu pada setiap lokasi dimana katak melakukan pergerakan. Data yang dicatat meliputi koordinat
titik setiap 3 jam, mikrohabitat yang digunakan oleh katak serta aktivitas yang dilakukan pada setiap lokasi ditemukannya jenis tersebut. Selain itu dilakukan
pula pengukuran terhadap faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perilaku harian dari Katak pohon bergaris. Beberapa faktor tersebut antara lain:
substratlingkungan tempat ditemukan, tipe vegetasi, ketinggian, posisi horisontal terhadap badan air, posisi vertikal terhadap permukaan air, suhu udara 1,50 m
dari permukaan tanah, kondisi cuaca tidak hujan, gerimis, dan hujan deras, suhu air, kelembaban udara, pH air, sifat naungan dan penutupan oleh vegetasi atau
obyek lain, dan data fisik lainnya. Selain data di atas dilakukan pula pengambilan data sekunder dari studi literatur yang meliputi kondisi umum lokasi penelitian,
data iklim dan curah hujan di lokasi penelitian, serta peta Kampus IPB Darmaga.
3. 4 Analisis Data
Data yang didapatkan dianalisis dalam bentuk deskriptif dan kuantitatif. Setiap aktivitas yang dilakukan pada setiap lokasi ditemukannya jenis P.
leucomystax dijelaskan secara deskriptif. Jarak pergerakan dari individu P.
a b
leucomystax diperoleh dengan mengukur jarak antar titik-titik yang diambil setiap
3 jam pengamatan. Hasil pengukuran jarak tersebut digunakan untuk memetakan pergerakan katak selama satu hari. Untuk analisis, semua pergerakan 0,05 m
dianggap sebagai nol karena dengan jarak pergerakan tersebut dapat diartikan sebagai pergerakan yang dilakukan di tempat atau katak hanya bergeser dari posisi
awal. Pergerakan dari individu diplotkan selama 24 jam untuk menentukan apakah individu akan kembali pada posisi awal saat beristirahat, dan untuk menentukan
besarnya tumpang tindih dari kisaran tempat mencari makan foraging. Pergerakan katak dianalisa secara secara terpisah untuk setiap jenis
kelamin. Analisis dilakukan secara kuantitatif yaitu untuk melihat net displacement
dan nilai alur kelurusan dari pergerakan straightness of the movement trail
. Net displacement yaitu jarak yang ditempuh katak selama 24 jam. Net displacement diperoleh berdasarkan pengukuran titik dari interval akhir
dan awal selama periode 24 jam. Nilai alur kelurusan diperoleh dengan menghitung rasio dari jarak kumulatif total katak bergerak selama 24 jam dengan
jarak antara titik awal ke titik akhir pengamatan Schwarzkopf dan Alford 2002. Nilai alur kelurusan digunakan untuk melihat pola pergerakan katak selama 24
jam, apakah bergerak menjauhi titik awal ataukah hanya bergerak di sekitar titik awal saja. Nilai alur kelurusan adalah 0 – 1, dimana 1 mengindikasikan katak
bergerak ke luar dalam pola alur lurus, sementara 0 menunjukkan tidak adanya pergeseran.
Selain itu, dilakukan pula uji hipotesis dengan menggunakan metode penghitungan chi kuadrat, dengan rumus :
Dimana : χ
2
: Chi kuadrat E : Frekuensi yang diharapkan
O : Frekuensi yang diobservasi Apabila
χ
2
hitung lebih besar daripada χ
2
tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Nilai alur kelurusan
=
Total jarak antara titik awal ke titik akhir Jarak kumulatif total pergerakan katak
Σ
χ
2
hitung = O – E
2
E
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4. 1 Letak dan Luas