Menurut Yuliana 2000 di Kampus IPB Darmaga, P. leucomystax dapat ditemukan di sekitar Sawah Baru, Arboretum Fahutan, Hutan percobaan dan
Sawah Cikabayan. Jenis ini ditemukan sedang menempel di daun, cabang atau bagian tumbuhan lainnya, tetapi pada ketinggian 2 m di atas permukaan tanah.
2. 4 Perilaku Amfibi
Amfibi memiliki beragam perilaku sebagai respon terhadap rangsangan yang diterima. Amfibi memiliki perilaku yang unik dan beranekaragam dalam hal
perkembangbiakan. Kebanyakan jenis-jenis amfibi di daerah tropis berkembangbiak pada saat musim hujan, agar kelembaban dari telur dapat terjaga
dan dapat menetas dengan baik pada saat makanan melimpah bagi berudu Goin et al.
1978; Stebbins dan Cohen 1995. Aktivitas harian amfibi dipengaruhi oleh kebutuhan katak untuk
memperoleh makanan, kawin dan tempat berlindung, menghindari pemangsa dan mempertahankan kondisi fisiologis yang memadai Dole 1965. Kebanyakan
amfibi memiliki beberapa perilaku yang hampir sama karena sifat morfologinya serupa. Kulit amfibi bersifat permeabel yaitu mudah menyerap cairan yang ada di
sekitarnya dan mudah menguapkan cairan, sehingga sangat mudah mengalami dehidrasi saat terjadi penguapan yang menyebabkan hilangnya cairan yang ada.
Oleh karena itu, banyak amfibi yang bersifat nokturnal aktif pada malam hari dan memiliki shelter tempat berlindung yang basah sepanjang hari dan mulai
aktif hanya pada malam hari Duellman dan Trueb 1986. Pengaruh dari ukuran habitat dan terpisah pada penyebaran populasi sering
ditunjukkan pada bermacam-macam spesies yang berbeda antar kelompok spesies Claire et al. 1995. Menurut Sinsch 1990 dalam Pope 2001; Stebbins dan
Cohen 1995 banyak ordo anura yang bergerak pada lokasi yang berbeda selama periode aktivitas tahunan mereka untuk menggunakan sumberdaya khusus yang
dimiliki untuk melakukan hibernasi, bereproduksi dan mendapatkan nutrisi. Amfibi
terestrial mempunyai daya adaptasi tersendiri dan perlahan-lahan
dalam mengatasi kehilangan cairan dalam tubuh ketika mempertahankan kelembaban kulit pada saat pertukaran udara. Amfibi terestrial umumnya
nokturnal, dengan mempertahankan temperatur harian yang tinggi dan
kelembaban yang rendah. Pada siang hari biasanya amfibi mempunyai kandungan kelembaban yang lebih tinggi dari pada lingkungan sekitarnya yang terbuka dari
sinar matahari dan udara yang hangat. Tempat berlindung pada siang hari yaitu di bawah batu, batang pohon, daun jerami, celah-celah yang terlindung dan daun-
daun Duellman dan Trueb 1986 Menurut Roy 1997 P. leucomystax Katak pohon bergaris sering
ditemukan hinggap dan merayap pada pagar bambu atau pada rumput yang tinggi di sekitar aliran air. Perilaku tersebut memudahkan untuk penelitian tentang
spesies terestrial atau akuatik dan untuk mengetahui perilaku kawin mereka. Menurut Duellman dan Trueb 1986 amfibi biasanya tergantung pada air dan
umumnya menempati lingkungan yang berlawanan dengan fisiologi dasarnya. Hal ini dikarenakan amfibi merupakan satwa ektoterm dan mempunyai permukaan
tubuh yang permeabel yaitu mudah menyerap cairan yang ada di sekitarnya dan mudah menguapkan cairan, sehingga mereka lebih mudah terpengaruh oleh
lingkungan yang berubah-ubah dibandingkan dengan makhluk berkaki empat tetrapods lainnya. Kebanyakan amfibi ditemukan berpindah ke air pada saat
sudah siap untuk berpasangan. Peletakan telurnya terjadi setelah sampai di air, setelah keduanya siap untuk kawin. Pelepasan telur harus dilakukan cepat karena
tidak ada pasangan yang ampleksus kawin yang dijumpai di sungai lebih dari sekali Dole dan Durant 1974. Perilaku agresif sudah banyak dilaporkan pada
banyak spesies amfibi dan biasanya terjadi pada jantan sejak dimulainya musim kawin Wells 1977 dalam Shepard 2004.
Menurut Duellman dan Trueb 1986 banyak jenis amfibi aktif selama dan pertengahan musim hujan dan biasanya mereka aktif pada malam harinya. Pada
dasarnya terdapat 2 macam strategi memakan pada amfibi. Banyak anura menggunakan strategi diam dan menunggu, strategi ini digunakan oleh setiap
individu dikarenakan adanya pengaruh dari kelimpahan mangsa yang ada. Metode pengintaian tersebut mungkin untuk melindungi diri dari mekanisme sensor yang
dimiliki predator. Strategi makan dari amfibi adalah biasanya mereka memilih mangsanya terlebih dahulu, kemudian berjalan mendekati mangsanya, menangkap
dan menelannya. Kebiasaan makan amfibi dipengaruhi oleh beberapa faktor luar diantaranya yaitu keberadaan makanan musiman dan keberadaan pesaing.
Sedangkan faktor dalamnya seperti toleransi ekologi dan komposisi morfologi individu, pada setiap spesies mempunyai perbedaan ukuran yang signifikan dari
jenis dan jumlah mangsa yang dimakan pada habitat yang berbeda.
2. 5 Pergerakan Amfibi