40 Biodelignifikasi atau delignifikasi secara biologis dilakukan dengan
menumbuhkan organisme pada media lignoselulosa sehingga terjadi pengurangan lignin dan selulosa. Dalam perlakuan awal secara biologis, kapang pelapuk putih yang
dianggap paling efektif. Kapang pelapuk putih jenis Phanerochaete chrysosporium menghasilkan enzim lignoselulolitik yang bertanggung jawab dalam pendegradasian
lignin.
b. Sakarifikasi dan fermentasi simultan
Tahap berikutnya setelah melalui delignifikasi adalah tahap sakarifikasi dan fermentasi simultan. Sakarifikasi merupakan proses dimana oligosakarida sebagai
hasil dari tahap likuifikasi dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim tunggal atau enzim campuran menjadi glukosa. Secara umum sintesis bioetanol yang berasal dari
biomassa terdiri atas dua tahap utama, yaitu hidrolisis dan fermentasi. Pada metode terdahulu proses hidrolisis dan fermentasi dilakukan secara terpisah atau separated
hydrolysis and fermentation SHF dan yang terbaru adalah proses simultaneous saccharification and fermentation atau sakarifikasi dan fermentasi simultan SSF.
Proses hirdrolisis dan fermentasi akan menjadi lebih efektif dan efisien jika dilaksanakan secara berkelanjutan tanpa melalui tenggang waktu yang lama, proses ini
dikenal sebagai proses sakarifikasi dan fermentasi simultan SSF. Sakarifikasi dan fermentasi simultan adalah kombinasi antara hidrolisis dengan enzim dan fermentasi
yang dilakukan dalam suatu reaktor. Proses ini memiliki keuntungan yaitu polisakarida yang terkonversi menjadi monosakarida tidak kembali menjadi polisakarida karena
monosakarida langsung difermentasi menjadi etanol Samsuri et al. 2007. Mikroorganisme yang digunakan untuk fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae,
Zymomonas mobilis, serta Pichia stipitis.
c. Destilasi
Setelah proses fermentasi selesai, dilakukan destilasi untuk memisahkan etanol. Distilasi merupakan pemisahan komponen berdasarkan titik didihnya. Titik didih
etanol murni adalah 78
o
C, sedangkan air adalah 100
o
C kondisi standar. Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78–100
o
C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan
konsentrasi 95 volume. Dari proses distilasi akan dihasilkan etanol dengan kadar etanol maksimal 95.
Untuk aplikasi bahan bakar, etanol hasil destilasi harus dimurnikan yaitu dengan cara dikeringkan. Pengeringan etanol dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara
pengeringan etanol yang ada adalah antara lain pengeringan menggunakan kapur CaO, garam, benzene dan penggunaan ”molecular sieve”. Namun dalam penelitian ini
tidak sampai pada dehidrasi atau pengeringan.
41
5. Perencanaan Tata Letak Dan Kebutuhan Ruang Industri