54
6. Proyeksi Arus Kas
Aliran kas, dalam manajemen keuangan perusahaan, dianggap lebih relevan bagi investor dibandingkan laba. Hal ini dikarenakan dengan kas, investor dapat melakukan
investasi dan melaksanakan kewajiban finansialnya. Proyeksi arus kas meliputi proyeksi kas masuk, kas keluar, dan aliran kas bersih. Proyeksi arus kas industri bioetanol limbah
tanaman jagung ini dapat dilihat pada Tabel 21 dan rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 21. Proyeksi arus kas
Tahun ke- Total Kas Masuk
Total Kas Keluar Aliran Kas Bersih
0 7.435.087.755 7.435.087.755
- 1 1.251.206.361
- 1.251.206.361
2 1.251.206.361 -
1.251.206.361 3 1.251.206.361
- 1.251.206.361
4 1.251.206.361 -
1.251.206.361 5 1.252.286.361
- 1.252.286.361
6 1.251.206.361 1.080.000 1.250.126.361 7 1.251.206.361
- 1.251.206.361
8 1.251.206.361 -
1.251.206.361 9 1.251.206.361
- 1.251.206.361
10 1.251.206.361 -
1.251.206.361
7. Titik Impas Break Even Point BEP
Titik impas atau break even point adalah titik dimana biaya produksi sama dengan total penerimaan. Titik impas menunjukkan pada tingkat biaya atau jumlah produksi berapa
suatu usaha masih bisa layak untuk dilaksanakan. Pada industri bioetanol limbah tanaman jagung, titik impas atau break even point berada pada tingkat produksi 58.825 kilogram atau
pada Rp. 882.374.128,00. Informasi lebih rinci mengenai titik impas industri bioetanol limbah tanaman jagung ini dapat dilihat pada Lampiran 13.
8. Kriteria Kelayakan Investasi
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam analisis finansial meliputi Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, Payback Period
PBP, dan analisis sensitivitas. Kriteria-kriteria ini digunakan untuk melihat kelayakan industri secara finansial. Perhitungan kriteria-kriteria ini didasarkan pada aliran kas bersih
net cash flow pada proyeksi arus kas. Discount factor yang digunakan adalah 14 persen.
a. Net Present Value NPV
Net present value NPV adalah metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dan nilai sekarang penerimaan kas bersih operasional maupun
terminal cash flow di masa yang akan datang pada tingkat bunga tertentu Husnan dan Suwarsono 2000, Hernanto 1991. Perhitungan angka yang dihasilkan menunjukkan
besarnya penerimaan bersih selama sepuluh tahun setelah dikalikan dengan discount factor yang dihitung pada masa kini. Nilai NPV pada industri bioetanol limbah
55 tanaman jagung ini adalah Rp. 80.845.077,00. Berdasarkan kriteria investasi metode
NPV, suatu investasi dikatakan layak untuk dijalankan, bila nilainya lebih besar dari nol. Nilai yang dihasilkan oleh industri bioetanol tersebut jauh lebih besar dari nol,
sehingga pendirian industri ini layak berdasarkan nilai NPV. Angka tersebut menunjukkan bahwa investasi yang ditanam perusahaan sepanjang sepuluh tahun ke
depan memperoleh manfaat bersih menurut nilai mata uang sekarang sebesar Rp. 80.845.077,00. Rincian mengenai NPV industri ini dapat dilihat pada Lampiran 16.
b. Interest Rate of Return IRR
Internal rate of return IRR adalah tingkat suku bunga pada saat NPV sama dengan nol dan dinyatakan dalam persen Gray et al. 1993. Proyek layak dijalankan
bila nilai IRR lebih besar atau sama dengan dari nilai suku bunga yang berlaku. Perhitungan nilai IRR yang dihasilkan menunjukkan bahwa perusahaan mampu
mengembalikan modal dalam tingkat suku bunga yang berlaku. Tingkat bunga IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh perusahaan untuk
modal yang digunakan. Suku bunga yang digunakan pada penelitian ini adalah 14 persen. Nilai IRR industri bioetanol limbah tanaman jagung ini adalah 14,24. Hal ini
berarti investasi yang dilakukan mampu mengembalikan modal dalam tingkat suku bunga 14,24 per tahun. Menurut kriteria IRR, industri bioetanol limbah tanama
jagung layak untuk didirikan. Rincian mengenai IRR industri ini dapat dilihat pada Lampiran 16.
c. Net Benefit Cost Ratio Net BC