Efisiensi rendemen Penentuan rancangan terbaik

28 biaya yang digunakan adalah Rp. 22.897,72 dan keuntungan yang diperoleh dari rancangan ketiga R3 adalah sebesar -Rp. 21.222,32 atau mengalami kerugian sebesar Rp. 21.222,32. Rancangan keempat R4 produksi bioetanol skala laboratorium menghasilkan bioetanol sebanyak 0,0848 liter. Asumsi harga jual bioetanol per liter adalah Rp. 15.000,00 maka penerimaan yang didapat pada rancangan pertama R1 adalah Rp. 1.271,44. Total biaya yang digunakan adalah Rp. 22.896,66 dan keuntungan yang diperoleh dari rancangan ketiga R3 adalah sebesar -Rp. 21.625,21 atau mengalami kerugian sebesar. Rp. 21.625,21. Rincian laba kotor semua rancangan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Laba kotor masing-masing rancangan produksi Rancangan Total penerimaan Rp Total pengeluaran Rp Laba kotor Rp R1 1.518,95 175,58 1.343,37 R2 1.151,51 176,09 975,42 R3 1.675,40 22.897,72 21.222,32 R4 1.271,44 22.896,66 21.625,21 Dari keempat rancangan percobaan yang dilakukan, total penggunaan biaya yang paling sedikit adalah pada rancangan percobaan pertama R1 yaitu proses produksi bioetanol dengan proses deliginifikasi secara kimiawi menggunakan kalsium hidroksida serta proses fermentasi dengan menggunakan bantuan mikroba Zymomonas mobilis – Pichia stipitis, sehingga rancangan pertama R1 merupakan rancangan yang paling efisien dari sisi biaya dengan total biaya Rp. 175,58 dan laba kotor sebesar Rp. 1.343,37. Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7.

3. Efisiensi rendemen

Rendemen merupakan perbandingan output dengan input yang digunakan. Rendemen disebut juga dengan faktor konversi, dimana seberapa banyak input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tertentu. Output yang dihasilkan pada penelitian ini berupa bioetanol, dan input yang digunakan adalah limbah tanaman jagung berupa batang, tongkol, kelobot dan daun jagung. Perhitungan nilai rendemen efisiensi rendemen disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Perhitungan nilai rendemen masing-masing rancangan percobaan Rancangan Input kg Output liter Rendemen literkg R1 0,659 0,1013 0,12 R2 0,659 0,0768 0,09 R3 0,659 0,1117 0,14 R4 0,659 0,0848 0,10 Masing-masing rancangan percobaan akan menggunakan bahan baku limbah tanaman jagung sebanyak 0,659 kilogram dan akan menghasilkan bioetanol dalam jumlah yang berbeda-beda. Pada rancangan percobaan pertama R1 bioetanol yang dihasilkan sebanyak 0,101 liter. Rancangan percobaan kedua R2 bioetanol yang dihasilkan sebanyak 0,076 liter, rancangan percobaan ketiga R3 bioetanol yang dihasilkan sebanyak 0,112 liter dan pada rancangan keempat R4 bioetanol yang dihasilkan sebanyak 0,085 liter. Rendemen yang dihasilkan dari rancangan pertama R1 adalah 0,12. Pada rancangan kedua R2 rendemennya adalah 0,09. Pada rancangan ketiga R3 rendemennya 29 adalah 0,14. Pada rancangan keempat R4 rendemennya adalah 0,10. Penggunaan bahan baku yang efisien adalah penggunaan bahan baku paling sedikit, namun menghasilkan output yang maksimum dan mendekati nilai 1 untuk rendemennya. Berdasarkan perhitungan dari keempat rancangan percobaan, efisiensi rendemen didapat pada rancangan ketiga R3 dengan nilai 0,14 yaitu proses produksi bioetanol dengan proses deliginifikasi secara biologis menggunakan bantuan white rot fungi jenis Phanerochaete chrysosporium serta proses fermentasi dengan menggunakan bantuan mikroba Zymomonas mobilis – Pichia stipitis. Neraca massa untuk efisiensi rendemen dapat dilihat pada Lampiran 8.

4. Penentuan rancangan terbaik

Penentuan rancangan terbaik dari keempat rancangan percobaan yang telah ditentukan menggunakan metode bayes. Parameter yang dijadikan penilaian adalah waktu, biaya serta rendemen. Ketiga parameter ini dipilih sebagai pemenuhan kondisi untuk analisis berikutnya yaitu analisis finansial. Ketiga parameter tersebut memiliki nilai kepentingan yang berbeda. Parameter yang digunakan dalam penilaian menggunakan metode bayes ini merupakan salah satu ruang lingkup dalam penelitian yang dilakukan, dimana ketiga efisiensi tersebut akan dijadikan syarat untuk dilakukan analisis finansial pada tahapan berikutnya. Nilai kepentingan yang digunakan adalah dalam nilai antara 1 sampai dengan 7, dimana nilai 1 merupakan nilai yang sangat sangat baik dan nilai 7 merupakan nilai yang sangat tidak baik. Penentuan rancangan terbaik berdasarkan perhitungan menggunakan metode bayes adalah mencari total nilai yang paling mendekati nilai 1 karena nilai 1 merupakan nilai yang sangat sangat baik. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 7, diketahui bahwa rancangan terbaik dari seluruh alternatif rancangan percobaan yang dilakukan adalah rancangan pertama R1, yaitu proses produksi bioetanol dengan proses deliginifikasi secara kimiawi menggunakan kalsium hidroksida serta proses fermentasi dengan menggunakan bantuan mikroba Zymomonas mobilis – Pichia stipitis. Tabel 7. Penentuan rancangan terbaik dengan metode bayes Alternatif Kriteria Nilai Alternatif Keputusan Rangking Alternatif Keputusan Waktu Biaya Rendemen R1 4 3 4 3,75 1 R2 3 5 5 4,17 3 R3 5 4 3 4,08 2 R4 5 5 5 5,00 4 Bobot 0,42 0,25 0,33 Keterangan: N = Nilai Kepentingan 1 sampai 7 dimana: 1 = sangat baik 5 = cukup tidak baik 2 = baik 6 = tidak baik 3 = cukup baik 7 = sangat tidak baik 4 = cukup B = Bobot 30 Total Nilai i = Nilai Krit dimana: Total Nilai i = total nilai akhir dari alternatif ke-i Nilai ij = nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j Krit j = tingkat kepentingan bobot kriteria ke-j i = 1,2,3,...,n; n = jumlah alternatif j = 1,2,3,...,m; m = jumlah kriteria

B. ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN 1. Potensi Pasar