kelompok asal yang kemudian siswa-siswa tersebut akan dibagi lagi dalam kelompok ahli dimana dalam kelompok ahli tersebut siswa akan melakukan
diskusi mengenai materi yang telah ditentukan oleh guru. Setelah berdiskusi di kelompok ahli siswa akan kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan
kepada teman-teman di kelompok asal mengenai hasil yang dia dapatkan dalam diskusi di kelompok ahli.
2.2.5 Metode Ceramah Bervariasi
2.2.6 Metode Ceramah
Menurut Djamarah 2010:97 metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah digunakan
sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak
didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti di
pedesaan yang kurang fasilitas. Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik
kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta
masalah secara lisan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara
penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: a. Kelebihan Metode Ceramah
1. Guru mudah menguasai kelas. 2. Mudah mengorganisasikan tempat dudukkelas.
3. Dapat diikuti oleh siswa yang berjumlah besar. 4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. b. Kelemahan Metode Ceramah
1. Mudah menjadi verbalisme pengertian kata-kata. 2. Yang visual menjadi rugi, yang auditif mendengar yang besar
menerimanya. 3. Bila sering digunakan dan terlalu lama akan membosankan.
4. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.
5. Menyebabkan siswa menjadi pasif. Menurut Murwani 2006:64, diantara metode pembelajaran siswa, metode
ceramah banyak digunakan oleh guru dalam berbagai situasi dan tujuan. Pada masa lalu dan mungkin sampai skarang, banyak orang berpendapat seseorang
yang berprofesi sebagai guru berdiri di depan kelas, sementara yang lain duduk diam mendengarkan dan melaksanakan perintahnya. Metode ini hingga sekarang
masih berlaku. Pusat pengetahuan hanya ada pada sang guru. Metode seperti ini kurang mengaktifkan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan belajar tentang
nilai-nilai. Ada beberapa kerugian dari mendengarkan dalam metode ceramah, diantaranya adalah:
1. Pengetahuan yang disampaikan hanya didasarkan pada apa yang dimiliki penceramahnya, ibarat komunikasi maka hanya satu arah tanpa peran
partisipan dan tak ada umpan balik dari pendengarnya. 2. Ada kesenjangan pengetahuan antara penceramah dan pendengarnya.
Anggapannya peserta adalah orang yang tidak berpengetahuan sama sekali sehingga harus diisi.
3. Peserta hanya menerima informasi secara pasif, maka mereka akan cepat bosan dan lelah.
4. Metode kuliah menekankan pada transfer informasi dan fakta, lebih banyak mengadakan pesan-pesan dari informasi dibandingkan dengan faktanya.
5. Rentang waktu peserta untuk dapat berkonsentrasi penuh sangat terbatas, apalagi ceramah dengan suara monoton. Rata-rata orang melupakan 50 dari
apa yang mereka dengar. 6. Penceramah biasanya tidak memiliki cara untuk memastikan seberapa jauh
para peserta menangkap dan memahami apa yang disampaikan oleh penceramah, apalagi jika tidak ditinjau ulang selama ceramah atau setelah
ceramah.
2.2.7 Metode Diskusi