Dasar Hukum Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru

Menurut Danim 2002 Pengukuran terhadap profesionalisasi dalam lingkup tenaga pendidik dan kependidikan guru pada prinsipnya dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu: 1 Pendekatan karakteristik Pendekatan karakteristik meliputi: a kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan, b memiliki pengetahuan spesialisasi, c memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung, d memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan communicable, e memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self organization, f mementingkan kepentingan orang lain altruism, g memiliki kode etik, h memiliki sanksi dan tanggun jawab komunita, i mempunyai sistem upah, dan j memiliki budaya profesional; 2 Pendekatan institusional Pendekatan institusional meliputi: a memunculkan suatu pekerjaan yang penuh waktu atau full time, b menetapkan sekolah sebagai tempat menjalani proses pendidikan atau pelatihan, c mendirikan asosiasi profesi, seperti PGRI, IPBI, PKB, dan MGMP, d melakukan agitasi secara politis untuk memperjuangkan adanya perlindungan hukum terhadap asosiasi atau perhimpunan, dan e mengadopsi secara formal kode etik yang ditetapkan; 3 Pendekatan legalistic Pendekatan legalistic meliputi: a registrasi registration, adalah suatu aktivitas yang jika seseorang ingin melakukan pekerjaan profesional, terlebih dahulu rencananya harus diregistrasikan pada kantor registrasi miliki negara, b sertifikasi sn, yaitu pengakuan negara terhadap kemampuan dan keterampilan kompetensi yang dimiliki, dan c lisensi licensing, yaitu rekomendasi negara untuk mempraktikkan kemampuan dan keterampilan kompetensi yang dimilikinya Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas sorang guru harus menjadikan pekerjaan mengajar sebagai pekerjaan yang professional bukan sekedar menjalankan tugas dan tidak sepenuh hati, nantinya akan berdampak pada hasil belajar siswa .

2.8 Keterampilan Guru dalam Mengajar

Standar proses pendidikan yang di tetapkan pemerintah diantaranya setiap guru danatau pengelola sekolah dapat menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran. Banyak komponen- komponen yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, namun tidak mungkin upaya meningkatkan kualitas pendidikan dilakukan dengan memperbaiki setiap komponen secara serempak. Selain komponen-komponen itu keberadaannya sangat banyak dan sulit menentukan kadar keterpengaruhan setiap komponen. Salah satu komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses dan kualitas pendidikan adalah komponen guru. Guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kualitas dan