tertentu; 2 Praktis, yaitu: penilaian yang dipahami dan diterima oleh pihak yang menilai dan dinilai, tentang segi-segi pekerjaan yang dinilai dan teknik penilaian
yang digunakan; 3 Standar yang jelas, yaitu; indentifikasi unsur-unsur kritikal suatu pekerjaan, bersumber dari analisis pekerjaan dan bernilai komparatif; 4
Kriteria obyektif, yaitu; apabila dua orang yang melakukan pengamatan memberikan penilaianrelatif sama.
Berdasarkan uraian di atas penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling umum digunakan dengan kriteri-kriteria yang
jelas dalam pencapaian sasaran pelaksanaannya. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu pegawai apa yang diharapkan pengawas untuk membangun
pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau
sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada.
Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menetapkan indikator-indikator tertentu, dengan mempertimbangkan lima aspek utama dalam pencapaiannya, yaitu: 1
aspek input, 2 output, 3 outcome, 4 benefit, dan 5 impact. Indikator kinerja dapat di kelompokan kedalam:
1. Kelompok indikator masukan Input, adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan Output, misalnya sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya,
2. Kelompok indikator keluaran Outputs, adalah segala sesuatu berupa, produkjasa fisik danatau non fisik sebagai hasil langsung dari pelaksanaan
suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan. 3. Kelompok indikator hasil Outcomes,
adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah.
Outcomes merupakan ukuran seberapa jauh setiap produkjasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
4. Kelompok indikator manfaat Benefits, adalah kegunaan suatu keluaran Outputs yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya
fasilitas yang dapat diakses oleh publik. 5. Kelompok indikator dampak Impacts, adalah ukuran tingkat pengaruh sosial,
ekonomi, lingkungan atau capaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan.
2.2 Kinerja Guru
Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru,
wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat 2,
menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan
proses pembelajaran,
menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab
IV Pasal 20 a tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya,
guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja
guru. Sedangkan berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: 1 merencanakan pembelajaran; 2 melaksanakan pembelajaran;
3 menilai hasil pembelajaran; 4 membimbing dan melatih peserta didik; 5 melaksanakan tugas tambahan.
Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun
persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher
performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG. Alat penilaian kemampuan
guru, meliputi: 1 rencana pembelajaran teaching plans and materials atau disebut dengan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; 2 prosedur
pembelajaran classroom procedure; dan 3 hubungan antar pribadi
interpersonal skill. Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru
menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam melaksanakan
pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan pembelajaran
yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada
saat dilakukan evaluasi. Berdasarkan uraian pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi kinerja
guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi interpersonal dengan siswanya. Kemampuan
yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu: 1 merencanakan program belajar mengajar; 2 melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar; 3 menilai
kemajuan proses belajar mengajar; 4 membina hubungan dengan peserta didik.
2.3 Evaluasi Kinerja Guru
Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja guru agar mencapai standar
tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja performance management. Manajemen kinerja guru terutama berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah
untuk selalu melakukan komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya. Robert Bacal 2001
mengemukakan “bahwa manajemen kinerja sebagai sebuah proses komunikasi
yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang
jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem. Artinya, ia memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikut
sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan“.
Selanjutnya, Robert Bacal mengemukakan pula bahwa dalam manajemen kinerja diantaranya
meliputi perencanaan
kinerja, komunikasi
kinerja yang
berkesinambungan dan evaluasi kinerja. Perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru dan kepala sekolah
bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan guru pada tahun mendatang, menentukan bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan
merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman bersama tentang pekerjaan itu.
Komunikasi yang berkesinambungan merupakan proses di mana kepala sekolah dan guru bekerja sama untuk saling berbagi informasi mengenai perkembangan
kerja, hambatan dan permasalahan yang mungkin timbul, solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, dan bagaimana kepala sekolah
dapat membantu guru. Arti pentingnya terletak pada kemampuannya mengidentifikasi dan menanggulangi kesulitan atau persoalan sebelum itu menjadi
besar. Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja, yang
merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. Ini dipakai