Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

jika memenuhi indikator-indikator antara lain a, kualitas hasil kerja, b ketepatan waktu, c inisiatif, d kecakapan, dan e komunikasi yang baik”. Berdasarkan uraian di atas secara umum bahwa kinerja adalah kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang guru untuk memperoleh hasil kerja yang optimal. Dengan demikian istilah kinerja mempunyai pengertian adanya suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalam suatu pekerjaan. Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbalan dalam hal ini telah diwujudkan pemerintah melalui program sertifikasi guru berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008. Kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian dikenal dengan penilaian kinerja. Menurut Whittaker dalam Sedarmayanti, 2009:195 mengemukakan bahwa penilaian kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan kegagalan pelaksanaan kegiatanprogramkebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi organisasi. Pengukuran kinerja memiliki peran penting sebagai alat manajeman yang bertujuan untuk: 1. Memastikan pemahaman pelaksanan akan ukuran yang digunakan untuk mencapai kinerja. 2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang disepakati. 3. Memantaudan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk melakukan perbaikan kinerja. 4. Memberi penghargaan dan hukuman yang obyektif atas kinerja pelaksana yang telah diukur sesuai sistem pengukuran kinerja yang disepakati. 5. Menjadi alat komunikasi antar pegawai dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi. 6. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif. 8. Membantu memahami proses kegiatan organisasi. 9. Menungkap permasalahan yangn terjadi, dan menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan. Menurut Siagian 2008:229 mengemukakan bahwa: terciptanya sistem penilaian kerja yang baik sangat bergantung pada persiapan yang benar-benar matang, yakni: 1 Berkaitan langsung dengan pekerjaan, yaitu: penilaian ditujukan pada perilaku dan sikap yang menentukan keberhasilan menyelesaikan suatu pekerjaan