d. Menjaga lembaga penyelenggaran pendidikan dari keinginan internal dan
tekanan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
e. Memeroleh tunjangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan guru.
2.7 Guru profesional
Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen pada anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan
terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan
sesuai dengan profesinya itu. Sikap professional seorang guru hendaknya memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun
dalam pekerjaan yang sama. Sifat profesional berbeda dengan sifat paraprofesional atau tidak profesional sama sekali. Sifat yang dimaksud adalah
seperti yang dapat ditampilkan dalam perbuatan, bukan yang dikemas dalam kata- kata yang diklaim oleh pelaku secara individual. Profesionalisasi merupakan
proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang
diiinginkan oleh profesi tersebut. Profesionalisasi mengandung makna dan dimensi utama, yaitu, peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis.
Aksentasinya dapat dilakukan melalui penelitian, diskusi antar rekan profesi, penelitian dan pengembangan, membaca karya akademik kekinian, dan
sebagainya.
Menurut Danim 2002 Pengukuran terhadap profesionalisasi dalam lingkup tenaga pendidik dan kependidikan guru pada prinsipnya dapat dilakukan melalui
tiga pendekatan yaitu: 1
Pendekatan karakteristik Pendekatan karakteristik meliputi: a kemampuan intelektual yang diperoleh
melalui pendidikan, b memiliki pengetahuan spesialisasi, c memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung,
d memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan communicable, e memiliki kapasitas
mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self organization, f
mementingkan kepentingan orang lain altruism, g memiliki kode etik, h memiliki sanksi dan tanggun jawab komunita, i mempunyai sistem upah,
dan j memiliki budaya profesional; 2
Pendekatan institusional Pendekatan institusional meliputi: a memunculkan suatu pekerjaan yang
penuh waktu atau full time, b menetapkan sekolah sebagai tempat menjalani proses pendidikan atau pelatihan, c mendirikan asosiasi profesi, seperti
PGRI, IPBI, PKB, dan MGMP, d melakukan agitasi secara politis untuk memperjuangkan adanya perlindungan hukum terhadap asosiasi atau
perhimpunan, dan e mengadopsi secara formal kode etik yang ditetapkan;
3 Pendekatan legalistic
Pendekatan legalistic meliputi: a registrasi registration, adalah suatu aktivitas yang jika seseorang ingin melakukan pekerjaan profesional, terlebih
dahulu rencananya harus diregistrasikan pada kantor registrasi miliki negara,