Model Problem Based Learning

4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: a urutan langkah- langkah Syntax; b adanya prinsip-prinsip reaksi; c sistem sosial; d sistem pendukung. 5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. 6. Membuat persiapan mengajar desain instruksional dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

2.4.2. Macam-Macam Model Pembelajaran

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan telah mengatur tentang standar proses dalam pembelajaran, yang meliputi pemilihan model pembelajaran. Model pembelajaran yang disarankan dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah model Problem Based Learning, Discovery Learning, dan Project Based Learning. Model-model pembelajaran akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Model Problem Based Learning

Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai dasar dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran problem based learning merupakan model pembelajaran yang proses penyampaian materinya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Model pembelajaran problem based learning tepat digunakan pada kelas yang kreatif dan peserta didik yang berpotensi akademik tinggi, namun kurang cocok diterapkan pada peserta didik yang perlu bimbingan tutorial. Model problem based learning sangat potensial untuk mengembangkan kemandirian peserta didik melalui pemecahan masalah Mulyatiningsih, 2013:236. Margetson dalam Rusman 2013 mengemukakan bahwa kurikulum PBM membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Kurikulum PBM memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding pendekatan yang lain. Langkah-langkah dalam pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut: 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian memberi tugas atau permasalahan untuk dipecahkan, masalah tersebut adalah masalah yang memiliki jawaban kompleks atau luas. 2. Guru menjelaskan prosedur yang harus dilakukan dan memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam proses pemecahan masalah. 3. Guru membantu siswa menyusun laporan hasil pemecahan masalah yang sistematis. 4. Guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi dan refleksi proses- proses yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah Mulyatiningsih, 2013:236-237. Kekuatan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut: 1. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah Problem Posing dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari real world. 2. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman- teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya. 3. Makin mengakrabkan guru dengan siswa, karena ada kemungkinan satu masalah harus diselesaikan siswa melalui eksperimen. Hal ini juga akan membiasakan siswa dalam menerapkan metode eksperimen Warsono dan Hariyanto, 2012:152. Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut: 1. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah. 2. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang. 3. Aktivitas siswa yang dilaksanakan diluar sekolah sulit dipantau guru Warsono dan Hariyanto, 2012:152. Ciri-ciri masalah pembelajaran Problem Based Learning menurut Sofan dan Lif 2010:72 adalah sebagai berikut: 1. Guru harus menerapkan pengajaran yang menitikberatkan pada suatu kerangka dukungan untuk memperkaya inkuiri dan pertumbuhan intelektual siswa. 2. Peran guru adalah menyodorkan masalah-masalah otentik, memfasilitasi penyelidikan, dan mendukung pembelajaran siswa. 3. Guru harus menciptakan suasana kelas yang mendukung, agar terjadi pertukaran ide secara terbuka, tulus dan jujur. 4. Mampu mengajarkan keterampilan berpikir tingkat tinggi kepada siswa. 5. Mempunyai ciri khas dalam pembelajaran, yaitu: adanya pertanyaan atau masalah, berfokus pada interdisiplin, adanya penyelidikan otentik, menghasilkan karya nyata dan mempresentasikannya sehingga terjadi adanya kolaborasi. Model pembelajaran problem based learning disamping memiliki keunggulan juga memiliki kelemahan. Sanjaya 2006:218 menyatakan keunggulan problem based learning adalah sebagai berikut: 1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. 2. Pemecahan masalah menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, disamping juga dapat mendorong untuk melakukan sendiri. Baik terhadap hasil, maupun proses belajarnya. 6. Melalui pemecahan masalah bisa diperlihatkan bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku saja. 7. Pemecahan masalah dipandang lebih mengasikkan dan disukai siswa. 8. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan pengetahuan baru. 9. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 10. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar, sekalipun pada pendidikan formal telah berakhir. Kelemahan-kelemahan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning adalah sebagai berikut: 1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan, sehingga masalah yang dipelajari sulit dipecahkan, dan siswa akan merasa enggan untuk mencoba. 2. Keberhasilan pembelajaran ini membutuhkan cukup banyak waktu. 3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari Sanjaya 2006:218.

2. Model Discovery Learning