reliabilitas  terhadap  instrumen    pada  uji  coba  I  dan  II  diperoleh  r
hitung
sebesar  0,780  dan  0,779  maka r
hitung
r
tabel
0,304,  maka  instrumen dinyatakan reliabel.
3.5.3. Taraf Kesukaran
Soal  yang  baik  adalah  soal  yang  tidak  terlalu  mudah  atau  tidak terlalu  sukar.  Soal  yang  terlalu  mudah  tidak  merangsang  siswa  untuk
mempertinggi  usaha  memecahkannya,  sebaliknya  soal  yang  terlalu  sukar menyebabkan  siswa  putus  asa  untuk  memecahkannya  karena  diluar
jangkauanya Suharsimi, 2008:207. Besarnya indek kesukaran antara 0,00 – 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal tersebut
terlalu  sukar,  sedangkan  soal  dengan  indeks  1,0  menunjukan  bahwa  soal terlalu  mudah.  Rumus  untuk  mencari  indeks  kesukaran  P  menurut
Suharsimi 2008:208 adalah sebagai berikut:
Pengertian: P   : Indeks kesukaran.
B  : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar. JS  : Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut: 0,00  P  0,30
: Soal Sukar. 0,31  P  0,70
: Soal Sedang. 0,71  P  1,00
: Soal Mudah.
P
=
� �
Tabel 3.3 Rekap Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba
Kriteria soal Soal Siklus I
Soal Siklus II Nomor item
Jumlah Nomor item
Jumlah
Sukar 22,35
2
Sedang 2,3,5,6,7,8,9,1
0,11,12,13,15, 17,18,20,21,2
2,24,25,26,27, 28,29,31,32,3
4,35 27
1,2,3,4,5,7,13, 14,17,23,25,26
,27,28,31 15
Mudah 1,4,14,16,19,2
3,30,33 8
6,8,9,10,11,12, 15,16,18,19,20
,21,24,29,30,3 2,33,34
18
Total 35
Total 35
Sumber: Data hasil analisis uji coba soal I dan II lampiran 21 dan 23. 3.5.4.
Daya Pembeda
Daya  pembeda  soal  adalah  kemampuan  soal  untuk  membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah  Suharsimi,  2008:211.  Angka  yang  menunjukkan  besarnya  daya pembeda  disebut  indeks  diskriminasi  D.  Indeks  diskriminasi  dicari
dengan  membedakan  kelompok  atas  dan  kelompok  bawah.  Pembagiannya adalah,  seluruh  peserta  tes  dideretkan  mulai  dari  skor  teratas  sampai
terbawah.  Selanjutnya    dibedakan  50  kelompok  atas  JA  dan  50 kelompok bawah JB.
Rumus  untuk  mencari  indeks  diskriminasi  D  adalah  sebagai berikut:
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D 
 
Pengertiannya yaitu sebagai berikut: J
: Jumlah peserta tes. JA  : Banyaknya peserta kelompok atas.
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA  : Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar. BB   : Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar.
PA  : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. PB  : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Suharsimi, 2008:213. Klasifikasi  daya  pembeda  menurut  Suharsimi  2008:218,  yaitu  sebagai
berikut: D
: 0,00  -  0,20  = Soal jelek. D
: 0,21  -  0,40  = Soal cukup. D
: 0,41  -  0,70  = Soal baik. D
: 0,71  -  1,00  = Soal baik sekali. D
: Negatif = Soal tidak baik dan sebaiknya tidak digunakan.
Hasil analisis daya pembeda soal uji coba siklus I dan siklus II adalah pada tabel sebagi berikut:
Tabel 3.4 Rekap Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba
Klasifikasi Daya Pembeda
Soal Siklus I Jumlah
Soal Siklus II Jumlah
Negatif 4
1 Jelek
1,5,7,8,10,12,1 3,14,20,25,32,
34,35 13
2,3,9,10,11,15,1 6,18,19,20,22,2
5,26,29,32,33,3 5
17
Cukup 2,6,9,15,16,19,
22,23,26,29,30 ,33
12 1,4,6,7,8,12,13,
14,17,24,27,28, 30,31
14
Baik 3,11,17,18,21,
24,27,28,31 9
5,21,23,34 4
Sangat baik Jumlah soal yang dapat
digunakan 34
35 Jumlah soal yang dibuang
1 Sumber: Data hasil analisis uji coba soal I dan II lampiran 21 dan 23.
Tabel  3.4  di  atas  menunjukkan  hasil  analisis  uji  Validitas,  uji Reliabilitas,  Taraf  Kesukaran,  dan  Daya  Pembeda  soal.  Jumlah  soal  yang
digunakan  sebagai  instrumen  evaluasi  dalam  penelitian  siklus  I  adalah  26 soal. Penelitian siklus II, soal yang digunakan sebanyak 24 soal.
3.6. Metode Pengumpulan Data