Latar Belakang Analisis brand image produk msg (monosodium glutamate) bagi konsumen rumah tangga wilayah Kecamatan Senen Jakarta Pusat

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

MSG adalah garam natrium sodium dari asam glutamat salah satu asam amino esensial penyusun protein yang berbentuk kristal halus berwarna putih, tidak mempunyai rasa, tetapi mempunyai fungsi sebagai penegas citarasa flavor enhancer makanan. 1 MSG ditemukan oleh Profesor Kikunae Ikeda pada tahun 1908 di Jepang dari penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Sejak penemuan itu, Jepang memproduksi asam glutamat melalui ekstraksi dari bahan alamiah, tetapi karena permintaan pasar terus melonjak, tahun 1956 mulai ditemukan cara produksi L-glutamic acid melalui fermentasi. L- glutamic acid inilah inti dari MSG, yang berbentuk butiran putih mirip garam. 2 Sejak tahun 1963, Jepang bersama Korea mempelopori produksi masal MSG yang kemudian berkembang ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Setidaknya sampai tahun 1997 sebelum krisis, setiap tahun produksi MSG Indonesia mencapai 254.900 tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 24,1 per tahun. 3 Di Indonesia sendiri MSG pada umumnya diproduksi dari hasil gula tetes tebu molase. Gula tetes tebu yang banyak mengandung glutamin itu diproses sedemikian rupa hingga mengeluarkan asam glutamat. 4 Perkembangan MSG tidak terlepas dari berbagai kontroversi. Menurut Lembaga Konsumen Jakarta LKJ-PIRAC, MSG dapat menembus plasenta pada 1. http:isa-tpg.blogspot.com 2. http:io.ppi-jepang.orgarticle-php?id=18 Agustus 2004 3. http:io.ppi-jepang.orgarticle-php?id=18 Agustus 2004 4. http:www.sedap-sekejap.comartikel2000edisi2filestekno.htm saat kehamilan, menembus jaringan penyaring antara darah dan otak, dapat menyebabkan kelainan hati, trauma, hipertensi, stres, demam tinggi dan proses penuaan. Penelitian FDA Food and Drug Administration tahun 1970 mendapati MSG dapat memicu reaksi-reaksi seperti gatal dan bintik-bintik merah pada kulit, mual dan muntah, sakit kepala migren, asma, gangguan hati, ketidakmampuan belajar serta depresi. 5 Namun demikian banyak ilmuwan makanan yang setuju bahwa MSG sendiri tidak berbahaya pada kesehatan. Secara lebih luas, MSG memegang peranan penting dalam industri makanan. Sebagai flavor enhancer, MSG banyak menghemat biaya produksi para penyedia makanan baik makanan jadi maupun bahan makanan. Semakin banyak MSG yang ditambahkan, semakin sedikit ”actual food” yang harus digunakan oleh produsen untuk membuat produknya menjadi lezat. 6 Muchtadi 2004 menyatakan walaupun terdapat beberapa hasil penelitian dengan menggunakan hewan percobaan baik di Indonesia maupun di luar negeri yang menunjukkan pengaruh negatif dari MSG bagi hewan tersebut, namun berbagai lembaga yang sangat berkompeten baik di Amerika Serikat maupun di Eropa dan bahkan badan-badan dunia seperti FAO dan WHO, mengklasifikasikan MSG sebagai bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi. 7 Pada tahun 1987, Joint Expert Committee on Food Additives JECFA of the UN-FAO dan WHO, menempatkan MSG dalam kategori ramuan pangan yang paling aman the safest category of food ingredients. Laporan dari European Communiities EC Scientific Committee for Foods tahun 1991 memperkuat pernyataan tentang keamaman MSG dan mengklasifikasikan “acceptable daily intake” MSG sebagai 5. Http:isa- tpg.blogspot.com 6. Http:isa-tpg.blogspot.com 7. Http:isa-tpg.blogspot.com “not specified”. Istilah “not specified” menunjukkan bahwa MSG sebagai ramuan pangan benar-benar aman bagi tubuh. Laporan dari The Council on Scientific Affairs of the American Medical Association pada tahun 1992 menyebutkan bahwa glutamat dalam bentuk bebas atau dalam bentuk garam MSG tidak memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan. 8 Sebagai tambahan, laporan dari The Federal of American Societies for Experimental Biology FASEB pada tahun 1995, antara lain menebutkan bahwa : 1 sejumlah orang tertentu dapat bereaksi terhadap MSG dan menimbulkan gejala seperti sakit kepala, mual- mual dan jantung berdebar. Akan tetapi gejala tersebut terutama terjadi pada orang yang mengkonsumsi MSG dalam jumlah banyak 3 gram atau lebih dengan kondisi perut kosong tanpa disertai makanan la in. Untuk diketahui, secara normal satu sajian makanan diberi tambahan MSG kurang dari 0,5 gr; dan 2 MSG tidak terbukti berkontibusi pada penyakit Alzheimer’s dan penyakit kronis lainnya. Terlepas dari kontroversi itu, ada hal menarik dari perkembangan MSG di Indonesia. Sekarang ini, Indonesia merupakan produsen terbesar MSG di dunia setelah RRC. Tiap tahun Indonesia mengekspor MSG ke Amerika, Eropa, Australia, Jepang, Korea, Singapura dan menghasilkan devisa lebih dari 60 juta dolar US per tahun. 9 Hal ini menunjukkan bahwa produk industri agro tersebut mampu memberikan kontribusi yang besar dan memberikan nilai devisa yang sangat besar bagi negara. Tabel 1 menunjukkan data ekspor MSG di Indonesia mengalami peningkatan tahun 1997 hingga 2001,yaitu dari 55.668 ton menjadi 117.752 ton, dengan negara tujuan ekspor adalah Jepang Depperindag, 2004. 8. http:isa-tpg.blogspot.com 9. http:isa-tpg.blogspot.com Tahun 2004, ekspor menurun menjadi 84.664 ton, namun tidak mengubah posisi Indonesia sebagai produsen terbesar MSG di dunia setelah RRC. Impor MSG Indonesia mengalami penurunan yang cukup pesat dari tahun 1997 hingga 2001, yaitu sebesar 732 ton menjadi 96 ton, lalu sempat naik di tahun 2002 sebesar 1.778 ton dan menurun kembali sebesar 1.703 ton hingga tahun 2003. Impor kembali naik.menjadi 2.662 ton di tahun 2004 Tabel 1. Seiring dengan semakin meningkatnya produksi MSG di Indonesia dari tahun 1997 hingga 2004, namun tingkat konsumsi MSG Indonesia menunjukkan angka yang semakin menurun, meskipun demikian, rata-rata konsumsi dalam negeri Indonesia per tahunnya masih jauh lebih besar dari konsumsi luar negeri ekspor selama tahun 1997 hingga 2004, yaitu sebesar 99.709,5 ton berbanding 140.054 ton. Hal ini memberikan peluang bagi para produsen MSG untuk terus meningkatkan produksinya demi memenuhi kebutuhan konsumen lokal. Tabel 1. Perkembangan Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor MSG di Indonesia 1997-2004 Thn Ekspor ton Nilai Ekspor USD Impor ton Nilai Impor USD Produksi ton Konsumsi ton ? Stok 1997 1998 1999 2000 2001 55.688 126.735 91.127 111.807 117.752 73.583.292 82.618.182 82.913.349 94.441.331 96.368.008 732 266 113 938 96 841.157 297.624 96.753 687.561 73.004 249.821 313.399 237.975 248.316 248.316 257.431 273.460 282.514 194.864 186.929 146.960 137.447 130.659 121.622 106.480 95.471 - 731 - 265 - 112 - 938 - 95 + 18.312 + 74.574 + 102.379 Rata - rata thn 99.709,5 63.757.323 1.036 743.102 263.904 140.054 Sumber : Depperindag, 2004 Pada tahun 2002 hingga 2004 Tabel 1 terjadi surplus atau kelebihan stok setelah jumlah produksi MSG dikurangi dengan jumlah konsumsi lokal dan ekspor. Terjadinya surplus disebabkan oleh adanya kebijakan dan strategi yang dilakukan oleh para pelaku usaha produk MSG dalam memasarkan produknya. Kebijakan dan strategi tersebut antara lain adalah dengan memasarkan dan menjual produk secara bertahap tidak menyeluruh untuk menetapkan strategi harga, dimana berdasarkan hukum permintaan dan penawaran bahwa semakin tinggi permintaan terhadap suatu produk, maka semakin tinggi pula peluang produsen produk tersebut dalam menentukan penawaran harga. Impor MSG dilakukan pada merek MSG tertentu yang disesuaikan dengan taste atau selera dari permintaan pasar kebutuhan restoran, berbagai industri makanan seperti chiki, dll. Perkembangan produksi, konsumsi, ekspor dan impor MSG di Indonesia periode 1997-2004 dapat dilihat pada Tabel 1. Seiring dengan masih besarnya permintaan luar negeri terhadap produk MSG, dan masih tingginya konsumsi masyarakat Indonesia terhadap MSG dibandingkan konsumsi luar negeri, maka semakin meningkat pula produsen yang memproduksi MSG di Indonesia Tabel 2. Hal ini membuat para produsen produk tersebut saling berlomba untuk memperebutkan pangsa pasar dan memacu mereka dalam mempertahankan dan mengembangkan produknya di pasaran yang pada akhirnya menimbulkan persaingan antar perusahaan produk sejenis. Dari beragamnya produsen MSG seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, yang akan dibahas oleh peneliti adalah hanya produsen MSG dengan merek yang bersaing dan merek yang masih tetap eksis beredar di pasaran serta merek MSG yang hanya memenuhi kebutuhan lokal. Hasil survey yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa merek MSG yang mudah ditemui dimana saja dan paling banyak dijual dipasaran adalah merek Sasa, Miwon dan Ajinomoto dimana ketiga merek tersebut merupakan merek MSG yang paling dikenal konsumen dan paling sering dikonsumsi dikalangan rumah tangga. Hal ini dikarenakan oleh gencarnya produsen produk tersebut dalam mempromosikan dan memperkenalkan merek produknya dipasaran melalui iklan dan saluran komunikasi pemasaran lainnya yang membuat ketiga merek MSG tersebut Sasa, Ajinomoto, dan Miwon tetap eksis dipasaran. Berikut pada Tabel 2 adalah Nama- nama Produsen di Indonesia yang memproduksi MSG. Tabel 2. Nama-nama Produsen Penghasil MSG monosodium glutamat di Indonesia Nama Produk Produsen Ajinomoto PT AJINOMOTO INDONESIA Ajitide IMP, Inosine, Crude Adenosine PT Ajinomoto Co. Inc Cjtide GMP dan Cjtide IG PT Cheil Jedang Indonesia IMP CJTIDE PT Cheil Jedang Indonesia Indorasa PT INDOMIWON CITRA INTI Inti Moto, Inti rasa, Vesop, Vesoo, Inti-No-Moto, Goody PT Palur Raya Kal, Kal Premium PT Indo Fermex Mi-Pung Mi-Poong PT CHEIL SAMSUNG INDONESIA Miwon, Bio-Miwon, PT MIWON INDONESIA Sasa PT SASA INTI SASA PLUS PT SASA INTI Sumber: http:www.halalmui.or.idmuisearch_prod?nod=5view=80 MSG merupakan salah satu produk penyedap rasa yang cukup banyak beredar di pasaran. Hal ini dapat dilihat dari beragamnya merek MSG yang bersaing seperti Sasa, Miwon, Ajinomoto, Indorasa, Biomiwon, dll. Merek- merek yang bersaing ini sangat mempengaruhi konsumen dalam memilih dan melakukan pembelian terhadap produk bahan tambahan pangan tersebut. Pemahaman tentang perilaku konsumen terutama pemahaman tentang proses keputusan konsumen dalam melakukan pembelian produk MSG, penting dilakukan untuk mengetahui salah satu merek MSG yang positif yang dipilih konsumen untuk dikonsumsi berdasarkan atribut produk. Peran dari setiap atribut pada merek MSG sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian dan dapat memberikan kesan, kepercayaan, serta menimbulkan minat beli bagi konsumen yang pada akhirnya akan membentuk image atau citra produk MSG tersebut. Peran setiap atribut pada produk juga dapat menciptakan suatu merek yang kuat, dimana perusahaan atau produk dengan merek yang kuat cenderung lebih mudah memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan persepsi pelanggan. Bukan hanya merek yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, akan tetapi kesan dan kepercayaan yang diberikan konsumen terhadap produk yang ditawarkan menjadi lebih penting. Kesan yang diberikan oleh konsumen akan sangat berarti untuk perusahaan, karena akan membentuk image citra dari merek produk tersebut. Informasi mengenai brand image citra merek produk MSG diperlukan oleh perusahaan terkait sebagai dasar dalam pengembangan usahanya dan tentunya dapat memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan pasar MSG di masa yang akan datang.

1.2. Perumusan Masalah