1. Membantu proses penyusunan informasi 2. Memberikan landasan yang penting bagi upaya pembedahan atas merek-
merek pesaing 3. Menonjolkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen sehingga
akan memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli 4. Menciptakan sikap atau perasaan positif yang akan akan membangkitkan
sensasi sehingga membuat pengalaman mengkonsumsi produk menjadi berbeda dari produk merek lainnya
5. Menjadi landasan bagi perluasan dengan menciptakan kesesuaian antar merek dengan produk baru
Aset-aset merek lain. Aset-aset merek lain seperti hak paten, cap dagang
trade mark dan saluran distribusi akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangi para kompetitor menggerogoti loyalitas konsumen. Contoh cap
dagang akan melindungi ekuitas merek dari kompetitor yang mungkin membuat bingung konsumen dengan menggunakan nama, namun jika nilai paten dengan
mudah dapat ditransfer ke merek lain, maka kontribusinya terhadap ekuitas merek akan rendah. Saluran distribusi merupakan dasar bagi ekuitas merek bila distribusi
itu dilandaskan pada merek dan bukan pada perusahaan. Merek yang kuat akan mendapatkan keuntungan dalam urusan penempatan barang di toko-toko swalayan
dan kerjasama dalam menetapkan program-program pemasaran.
2.3. Citra Merek Brand Image
Dalam dinamika pasar yang penuh persaingan, citra merek mempunyai peran yang sangat penting karena membedakan satu perusahaan atau produk
dengan yang lain. Produk mudah sekali ditiru, tetapi merek, khususnya citra
merek yang terekam dalam benak konsumen, tidak dapat ditiru. Tanpa citra yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru,
mempertahankan pelanggan yang sudah ada, serta meminta mereka membayar dengan harga tinggi. Merek yang tangguh harus mampu mencapai ketiga sasaran
ini Berdasarkan persepsi konsumen inilah citra merek terbentuk Susanto et al., 2004. Sehingga dalam persaingan yang semakin ketat untuk menjadi pemimpin
pasar, peran sebuah merek akan menjadi sangat penting karena atribut-atribut kompetisi lainnya relatif mudah ditiru oleh pesaing Durianto et al., 2004.
Citra merek adalah ringkasan dari persepsi konsumen Susanto et al., 2004. Kotler 2002 menyebutkan bahwa citra merek brand image mempresentasikan
keseluruhan persepsi dari konsumen terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Selanjutnya Kotler 2002
mendefinisikan citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran, kesan dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek.
Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif
terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Oleh karena itu, kegunaan utama dari merek adalah membangun citra yang positif
terhadap produk Susanto et al., 2004. Membangun sama dengan mengelola citra merek suatu produk. Produk dapat berbentuk barang, jasa, maupun ide. MSG
merupakan suatu merek produk yang berupa ide yang harus dipasarkan ke masyarakat dalam mencapai citra mereknya dimata konsumen.
Citra yang baik, buruk, atau kacau adalah realitas yang dibangun konsumen atau masyarakat. Citra yang terbentuk dapat terjadi secara alami atau
direkayasa. Davis 2000 membagi pengelolaan citra merek dalam empat tahapan, yakni mengembangkan visi, menetapkan citra atau positioning produk,
membangun strategi, dan membudayakan citra merek. Realitas yang dihadapi masyarakat sering menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara citra yang
diinginkan perusahaan dengan persepsi konsumen. Oleh karena itu, memberikan yang terbaik dari produk yang dihasilkan merupakan strategi terampuh untuk
meningkatkan produk sehingga berdampak pada kuatnya produk dalam benak konsumen, yang pada gilirannya menciptakan citra merek brand image produk
tersebut.
2.4. Kaitan