28
Penelitian ini memberikan solusi model dan perhitungan risiko kredit khusus di sektor perikanan yang dikembangkan dari model umum perhitungan
risiko kredit. Tinggi rendahnya Customer Risk Rating akan menentukan lending policy
dan pricing yang diberikan kepada nasabah, karena pada hakekatnya CRR akan sangat tergantung pada zonasi perairan, yang sangat berpengaruh terhadap
repayment capacity dari nasabah. Model tipologi perencanaan kredit perikanan
yang berbasis manajemen risiko yang dikembangkan pada penelitian ini yang dinamakan Resources Credit Risk Assesment RESCRA adalah sejalan dengan
Triple Bottom Line dalam pengelolaan lingkungan yang menyelaraskan
sustainabilitas faktor-faktor economy, social dan environment sebagaimana matrik dari UNEP 2004 di atas.
Implikasi dari implementasi model RESCRA bagi perbankan untuk pemberian kredit di sektor perikanan akan meningkatkan tidak hanya Corporate
Social Responsibility tetapi juga Corporate Resorces Responsibility Bank yang
bersangkutan.
2.2 Pengelolaan Sumber Daya Perikanan
Fauzi 2003 menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya perikanan mengalami evolusi yang cukup panjang dari sekedar pendekatan biologi ke arah
pendekatan yang lebih komprehensif seperti pendekatan ekonomi, bioekonomi, sosial community dan pendekatan sistem. Pada pendekatan biologi, pengelolaan
perikanan lebih diarahkan pada peningkatan produksi yang lestari yang paling maksimum yang dapat dihasilkan dari sumber daya ikan. Pendekatan ini
kemudian dikenal dengan sebagai pendekatan yang berbasis maximum sustainable
29
yield . Secara umum pendekatan ini didasarkan pada konsep daya dukung
lingkungan atau carrying capacity sehingga diasumsikan bahwa produksi ikan akan mengalami pertumbuhan nol ketika stok mencapai carrying capacity. Dalam
fungsi logistik, pertumbuhan ikan akan maksimum pada tingkat setengah dari carrying capacity.
Gambar 4 berikut ini menjelaskan proses pertumbuhan ikan sebagaimana dijelaskan di atas.
x Fx
K 1
2 K
a
x Fx
K 1
2 K
a
t x
t
K
1
r
2
r
b
t x
t
K
1
r
2
r
b
Gambar 4 Kurva pertumbuhan ikan dan maksimum pertumbuhan Fauzi, 2004
Oleh karena variabel ikan stok yang digambarkan dalam variabel x di atas tidak bisa diobservasi, maka persamaan tersebut harus ditransformasi ke
dalam variabel yang bisa diamati, antara lain input effort dan produksi output. Jika dimisalkan bahwa pertumbuhan ikan mengikuti fungsi logistik:
1 x
rx x K
t ∂
= −
∂
2.1 Di mana r adalah pertumbuhan alamiah dan K adalah daya dukung, maka dengan
mengasumsikan produksi perikanan sebagai
h qxE
=
dimana q adalah koefisien
30
daya tangkap dan E adalah input upaya maka perubahan stok ikan dalam periode waktu tertentu dapat ditulis menjadi:
1 x
rx x K
qxE t
∂ =
− −
∂
2.2 Dalam kondisi keseimbangan jangka panjang, maka persamaan di atas akan
menghasilkan
1 qE
x K
r ⎛
⎞ =
− ⎜
⎟ ⎝
⎠
2.3 Sehingga jika disubstitusikan kembali ke fungsi produksi ikan
akan menghasilkan fungsi hubungan antara input dan output yang disebut sebagai
kurva yield-effort atau secara rinci menjadi:
h qxE
=
1 qE
h qKE
r ⎛
⎞ =
− ⎜
⎟ ⎝
⎠
2.4 Persamaan di atas akan menghasilkan kurva berbentuk kuadratik dalam Effort
sebagaimana terlihat pada Gambar 5 berikut. Berdasarkan kaidah di atas, pengelolaan perikanan ditentukan berdasarkan produksi tertinggi yang terjadi
pada tingkat input sebesar
MSY
E dan output sebesar
MSY
h .
31
Upaya Effort P
rodu ks
i le
st ar
i
MSY
E
MSY
h h E
max
E Upaya Effort
P rodu
ks i
le st
ar i
MSY
E
MSY
h h E
max
E
Gambar 5 Kurva yield effort untuk perikanan Fauzi,2004
Salah satu kekurangan mendasar dari pendekatan biologi tersebut adalah terabaikannya variabel-variabel ekonomi seperti biaya penangkapan ikan dan
penerimaan yang diperoleh dari perikanan. Oleh karenanya Gordon 1954 yang diacu dalam Fauzi 2004 kemudian mengenalkan pendekatan ekonomi yang
kemudian disebut sebagai pendekatan Maximum Economi Yield atau MEY. Pada prinsipnya pendekatan MEY dapat dijabarkan dalam Gambar 6. Sebagaimana
terlihat pada Gambar 6, pengelolaan sumber daya perikanan yang optimal terjadi pada saat selisih antara penerimaan Total Revenue=TR dan pengeluaran Total
Cost = TC terbesar yakni jarak BC, dengan tingkat input effort yang optimal
sebesar
o
E
32
Upaya Effort TR
TC Rp
E
∞ MSY
E E
B iaya,
Pe n
erim aan
B
C
max
π
Upaya Effort TR
TC Rp
E
∞ MSY
E E
B iaya,
Pe n
erim aan
B
C
max
π
Gambar 6 Pendekatan bioekonomi MEY Fauzi, 2004
Meski kemudian defisiensi variabel ekonomi sudah terakomodasi dalam model sederhana tersebut, variabel input yang digunakan masih sebatas variabel
man-made capital seperti jumlah kapal dan sebagainya yang diwakili oleh effort
E. Padahal dalam kenyataannya ada variabel lain yang mempengaruhi faktor input
tersebut di atas yakni financial capital. Beberapa peneliti pernah mencoba menganalisis peranan finansial kapital ini dalam pengelolaan perikanan. Zulham
2005 misalnya melihat pengaruh kredit perikanan terhadap fenomena overfishing
yang terjadi di pantai utara Jawa Tengah. Namun model yang digunakan tidak secara langsung memasukan variabel kredit tersebut ke dalam
persamaan di atas. Ritonga 2004 juga pernah menganalisis peranan kredit perikanan di wilayah Pantura Jawa Barat dan pantai selatan Jawa Tengah, namun
analisis yang dilakukan masih terbatas pada analisis kualitatif sehingga belum
33
sepenuhnya mengakomodasi peranan financial capital dalam pengelolaan perikanan. Dengan kata lain model yang secara langsung memasukan interaksi
variabel finansial ini ke dalam model standar bioekonomi perikanan belum banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Pengembangan model ini
kemudian diuraikan secara rinci pada Bab 3 : Metode Penelitian.
2.3 Analisis Efisiensi Kebijakan Kredit Perikanan