91
5.2 Analisis Efisiensi Kredit Perikanan
Analisis efisiensi kredit perikanan dilakukan pada 11 sampel nelayan motor tempel di bawah 30 GT yang ada di wilayah Kecamatan Wonokerto,
Kabupaten Pekalongan. Kelompok nelayan ini dipilih secara purposive karena di wilayah ini catatan penerimaan kredit terdata dengan baik. Jumlah sample
sebanyak 11 orang mewakili populasi keseluruhan karena jumlah yang menerima kredit perikanan ini sebanyak 11 orang. Nelayan penerima kredit ini akan
dianalisis sebagai Decision Making Unit DMU atau pengambil keputusan. Komposisi input terdiri dari kredit yang diterima nelayan per DMU per tahun, dan
biaya total melaut per nelayan per tahun. Sedangkan sebagai unit output digunakan variabel produksi atau hasil tangkapan yang diperoleh oleh nelayan
DMU per tahun. Inti dari analisis efisiensi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kredit perikanan yang diberikan kepada nelayan mempengaruhi performa
atau keragaan perikanan secara keseluruhan. Komposisi data input dan output yang digunakan dalam analisis ini terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Input-output DMU nelayan motor tempel penerima kredit Kecamatan Wonokerto, Pekalongan.
DMU Kredit juta
Biaya juta Produksi ton
1 3,5 0,2874 18 2 7 0,1385 100
3 6 0,1235 100 4 5 0,207 70
5 20 0,5455 90 6 5 0,4155 110
7 7 0,2487 54 8 7 0,2115 5
9 15 0,2775 25
10 5 0,2233 36 11 7 0,246 45
92
Hasil analisis efisiensi dengan menggunakan software DEA dilakukan dengan menggunakan dua skenario analisis yaitu minimizing input dan
maximizing output. Untuk skenario pertama yaitu analisis efisiensi dengan meminimisasi input untuk mendapatkan output yang sama, skenario kedua
mencari efisiensi dengan memaksimisasi output dengan input given. Analisis dengan dua skenario tersebut juga dilakukan pada saat variabel trip tidak
dimasukkan sebagai input, dan pada saat trip dimasukkan sebagai variabel input. Pada kondisi pertama tanpa trip dilakukan untuk memperoleh hasil analisis
frontier, dan juga mencegah kemungkinan terjadinya autokorelasi karena adanya dua input yang saling mempengaruhi yaitu biaya dan trip. Kondisi kedua
dilakukan untuk memahami dinamika effort dalam hal ini trip untuk analisis kebijakan.
Kedua analisis dengan asumsi berbeda minimizing input dan maximizing output ini ternyata memberikan hasil yang tidak berbeda. Analisis DEA tipe
pertama menunjukkan bahwa dari ke 11 DMU di atas, hanya ada 2 DMU yaitu DMU 3 dan 6 yang memiliki tingkat efisiensi 100 . Dari 11 DMU yang
dianalisis ternyata hanya 4 DMU yang memiliki skor efisiensi di atas 50 , sisanya sebanyak 7 DMU memiliki skor efisiensi di bawah 50 . Hal ini
menunjukan bahwa dampak kredit perikanan melalui mekanisme perbankan konvensional seperti BRI Unit Desa dan sejenisnya hanya memberikan efektivitas
terhadap peningkatan keragaan perikanan sekitar 20 dari total populasi nelayan. Analisis tahap ini memang belum melihat perbedaan karakteristik ekonomi dari
masing-masing DMU yang dianalisis, karena analisis DEA pada tahap ini hanya melihat dampak kredit secara agregat terhadap keragaan perikanan dalam suatu
93
wilayah perikanan. Analisis karakteristik ini akan dilakukan lebih rinci nanti pada bagian berikutnya.
Analisis DEA juga menunjukkan adanya pola jumlah atau besaran kredit yang mampu memberikan peningkatan keragaan perikanan ke arah yang lebih
baik efisiensi. Dari hasil analisis diketahui bahwa kredit yang bisa meningkatkan efisiensi usaha pada kedua asumsi di atas adalah sebesar antara Rp 5 juta sampai
dengan Rp 7 juta per tahun. Dengan kata lain jika kredit lebih dari Rp 7 juta per tahun maka biaya total trip akan meningkat dengan risiko produksi per tahun
menurun sehingga menjadi tidak efisien. Sementara jika kredit yang diberikan di bawah Rp 5 juta per tahun tidak sesuai dengan skala ekonomi usaha nelayan
karena kredit sebesar ini tidak mampu mendongkrak usaha perikanan karena kurang signifikan terhadap pengurangan biaya melaut.
Tabel 10 Skor efisiensi nelayan motor tempel penerima kredit dengan asumsi minimizing input
Unit Score
3 100 6 100
2 89,17 4 75,91
7 43
10 38,46 11 35,9
5 26,11 1 23,47
9 11,13 8 4,08
Untuk melihat sejauh mana posisi nelayan penerima kredit yang tidak efisien dengan nelayan penerima kredit yang efisien, maka dilakukan analisis
efficiency plot yang menggambarkan letak efisiensi dari masing-masing DMU.
94
Hasil analisis efficiency plot pada asumsi minimizing input menunjukkan bahwa unit 3 dan 6 berada pada garis frontier efisien berhimpitan pada garis merah,
diikuti oleh unit 2 dan 4. DMU no 8 berada jauh dari garis efficiency plot yang menunjukan DMU yang paling tidak efisien.
Skor Efisien si
kredit juta
Gambar 24 Efisiensi plot nelayan motor tempel penerima kredit dengan asumsi minimizing input
Analisis DEA memungkinkan mencari potensi perbaikan atas unit-unit DMU yang tidak efisien. Artinya jika satu unit DMU tidak efisien kira-kira berapa
komponen input dan output yang bisa ditambah atau dikurangi dalam persen untuk mencapai target level input dan output yang efisien.
Hasil analisis potential improvement atau kemungkinan peningkatan potensial menunjukkan bahwa lihat tabel efisiensi report dan gambar total
potential improvement di bawah : untuk kredit, pada dasarnya tidak ada ruang sama sekali untuk ditingkatkan jumlahnya dari yang ada sekarang, bahkan dari
data DMU yang dianalisis tampak bahwa terdapat potensi pengurangan nilai
95
kredit yang seharusnya diberikan yaitu antara 14,29 sampai dengan 95,92 . Untuk biaya total juga tidak ada potential improvement atau harus dikurangi
nilainya antara kisaran 10,83 sampai dengan 95,92 . Sementara untuk nilai produksi, ternyata sama sekali tidak ada ruang untuk ditingkatkan atau zero
potential improvement. Seluruh report analysis ini dapat dilihat di lampiran. Secara total, potential improvement untuk input dan output dapat dilihat pada
Gambar 25. Dari diagram pie pada Gambar 25 tampak bahwa secara total tidak ada ruang untuk meningkatkan kredit, bahkan harus diturunkan sebesar 50,21
per tahun, produksi total sama sekali tidak bisa ditingkatkan, sedangkan biaya total dikurangi sebesar 49,79 .
49.79 0.00
50.21 Kredit
Biaya Produksi
Gambar 25 Diagram pie nelayan motor tempel penerima kredit untuk total potential improvement dari input dan output dengan minimizing input
Untuk melihat distribusi skor DMU dalam kurva sebaran normal dapat dilihat pada Gambar 23. Pada Gambar 23 dapat dilihat bahwa distribusi skor
sebagian berada pada sebelah kiri distribusi antara 0 sampai 50 dengan jumlah 7 unit, sementara hanya 2 berada pada kisaran 70 sampai 90 dan 2 unit
pada kisaran 100 .
96
Gambar 26 Distribusi skor dari DMU nelayan motor tempel penerima kredit
Pada analisis dengan variabel input yang sama yaitu kredit dan biaya pada model kedua yaitu maximizing output, diperoleh hasil efisiensi yang tidak berbeda
jauh dengan model minimizing input sebagaimana terlihat pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11 Skor efisiensi nelayan motor tempel penerima kredit dengan asumsi maximixing output
Unit Score
3 100,00 2 100,00
6 82,13 4 78,40
11 45,00 7 43,20
10 40,32 1 36,00
5 21,70 9 11,13
8 5,00
97
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa analisis DEA dengan unit input dan output yang sama, namun dianalisis dengan memaksimumkan
output tidak diperoleh hasil yang berbeda. Namun demikian, model DEA dengan memaksimumkan output memungkinkan kita untuk melihat analisis frontier yaitu
posisi setiap DMU terhadap DMU yang efisien sebagaimana terlihat pada Gambar 27.
Biayaproduksi
Kreditproduksi
Gambar 27 Analisis frontier plot nelayan motor tempel penerima kredit pada model maximizing output.
Dari Gambar 27 di atas kita dapat melihat sejauh mana posisi nelayan penerima kredit yang tidak efisien dengan nelayan penerima kredit yang efisien.
Analisis frontier yang menggambarkan posisi kedekatan peer position satu DMU dengan DMU lainnya. Gambar 27 menunjukkan posisi masing-masing
DMU dalam garis frontier. Garis frontier adalah garis merah yang membentuk siku L-shaped pada sudut titik nol, sementara garis biru adalah garis referensi
98
efisiensi. Hasil analisis frontier pada asumsi maximizing output menunjukkan bahwa unit 3 dan 6 berada pada garis frontier efisien berhimpitan pada garis
merah, diikuti oleh unit 2 dan 4. DMU no 8 berada jauh dari garis frontier yang menunjukan DMU yang paling tidak efisien. Garis referensi menunjukkan bahwa
untuk mengarah ke efisiensi ditunjukkan pada garis yang mengarah ke aksis horizontal. Artinya, DMU 1 misalnya bisa ditingkatkan efisiensi jika rasio
biayaoutput dikurangi. Artinya tanpa menambah kredit, dengan mengurangi komponen biaya yang tidak efisien, maka DMU 1 bisa lebih efisien dan akan
mengikuti DMU 6 dan 3 pada posisi efisiensi. Dari Gambar 27 juga terlihat bahwa posisi ”peer” dari DMU 7 dan 11 adalah DMU 6, artinya jika DMU 7 dan 11
tersebut ingin efisien, maka referensi yang terdekat adalah melihat keragaan yang dilakukan oleh DMU 6. DMU 8 di sisi lain posisinya jauh dari ”peer” manapun
sehingga sulit meningkat efisiensi tanpa mengurangi secara drastis, total komponen biayanya baik dari kredit maupun komponen non-kreditnya.
Untuk melihat perbedaan pengaruh variabel maka dilakukan analisis tahap kedua dengan memasukan variabel trip dalam model, dengan input data sebagai
berikut Tabel 12.
Tabel 12 Data input dan output dengan trip
DMU TripTahun
Kredit juta Produksi ton
1 180 3,5
18 2 180
7 100
3 144 6
100 4 144
5 70
5 120 20 90
6 96 5
110 7 144
7 54
8 180 7 5
9 144 15 25
10 144 5
36 11 180
7 45
1 trip = 1 hari melaut
99
Meskipun demikian, penggunaan variabel ini ternyata tidak menunjukkan perbedaan yang berarti, namun peningkatan nilai efisiensi malah terjadi
penurunan, dan hanya pada 1 unit DMU , yaitu DMU 6 Tabel 13 di bawah dan efisiensi report di lampiran. Pada analisis model ini, secara total ternyata trip
harus dikurangi sebesar 51,37 kisaran 34,55 sampai dengan 97,58 , sementara kredit harus dikurangi 48,63 kisaran 24,24 sampai dengan
96,75 , produksi total sudah tidak ada masalah, tidak dapat ditingkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa input yang digunakan untuk mengekstraksi sumber daya
perikanan termasuk kredit di dalamnya relatif lebih banyak dari yang seharusnya dibutuhkan rata-rata kelebihan di atas 35 . Kombinasi kredit dan trip
berkontribusi terhadap kelebihan input sekitar 50 . Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa terjadi input
yang eksesif di perikanan pantura baik pada skala mikro kecamatan maupun skala makro regional Pantura secara keseluruhan.
Tabel 13. Skor efisiensi DMU nelayan motor tempel penerima kredit pada model tambahan input trip
Unit Score
6 100 3 75,76
5 65,45 2 64,94
4 63,64 7 35,06
10 32,73 11 29,22
1 23,38 9 15,15
8 3,25
100
Trip Produksi
Kredit Trip
Produksi Kredit
Gambar 28 Diagram pie total potential improvement nelayan motor tempel penerima kredit pada model tambahan input trip
Selanjutnya dilakukan analisis efisiensi pada perikanan motor tempel di bawah 30 GT yang tidak menerima kredit, dengan data input dan output yang
tidak hanya memasukkan trip, namun juga memasukkan tambahan input tenaga kerja dan horse power kapal PK. Hal ini dilakukan karena dalam analisis
frontier DEA tidak dapat dilakukan hanya untuk single input dan single output dalam kondisi tanpa kredit artinya hanya ada satu input yaitu trip dan satu output
yaitu produksi. Tambahan input tenaga kerja dan horse power kapal PK adalah untuk mengantisipasi panambahan input agar menjadi lebih dari satu input
multiple input. Data keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 14.
101
Tabel 14 Data input output untuk setiap DMU pada perikanan di bawah 30 GT tanpa kredit
DMU Produksi kg
trip Triptahun
Tenaga Kerja orang PK
1 150 220 6 20
2 100 192 3 40
3 500 144 23 46
4 150 144 5 120
5 150 264 6 60
6 200 264 8 120
7 150 220 8 23
8 40 220 8 23
9 200 264 20 46
10 90 264
3 40 11 500
220 15 21
12 150 264
20 46 1 trip = 1 hari melaut
Analisis DEA pada perikanan motor tempel di bawah 30 GT tanpa kredit ini ternyata mendapatkan hasil pada Tabel 15.
Tabel 15 Skor efisiensi setiap DMU perikanan di bawah 30 GT tanpa kredit
Unit Skor
11 100 2 100
3 100 10 90
4 90 1 75
5 75 6 75
7 56,25 9 31,94
12 23,95 8 15
Dari Tabel 15 juga tampak bahwa pada kondisi tanpa kredit, dari 12 DMU perikanan tangkap di bawah 30 GT yang dianalisis, menghasilkan 3 DMU dengan
skor efisiensi 100 , 2 DMU dengan skor efisiensi 90 , 3 DMU dengan skor
102
efisiensi 75 , 1 DMU dengan skor efisiensi 56,25 dan 3 DMU dengan skor efisiensi di bawah 50 .
Untuk distribusi skor DMU dalam kurva sebaran normal dapat dilihat pada Gambar 29 di bawah ini. Dari Gambar 29 dapat dilihat bahwa distribusi skor
sebagian berada pada sebelah kanan distribusi antara 50 sampai 100 dengan jumlah 9 unit, ada 6 berada pada kisaran 70 sampai 90 dan 2 unit pada
kisaran 100 , sementara yang di bawah 50 ada 3 DMU. Pada analisis potential improvement untuk kategori kapal motor tanpa kredit ternyata tidak ada
ruang sama sekali untuk menambah produksi per trip, bahkan untuk trip per tahun harus dikurangi sebesar 37,52 , tenaga kerja harus dikurangi sebesar 18,8 dan
PK kapal harus dikurangi sebesar 43,68 .
Gambar 29 Distribusi skor dari DMU nelayan motor tempel tanpa kredit
Sementara itu untuk analisis potential improvement pada perikanan tangkap di bawah 30 GT tanpa kredit dapat dilihat pada Gambar 30.
103
37.52
18.8 43.68