Analisis Systems Dynamic Manajemen Risiko dalam Perencanaan Pemberian Kredit

40 Keuntungan lain dari metode DEA adalah bahwa analisisnya dapat melihat sumber ketidakefisienan dengan mengukur peningkatan potensial potential improvement dari masing-masing input. Jika metode ekonometrik membutuhkan data yang banyak dan tidak bermasalah pada variabel dengan angka nol, maka DEA tidak membutuhkan data yang banyak namun rentan terhadap angka nol dan angka kecil mendekati nol. Hal ini karena DEA menggunakan metode linear programming dengan pembobotan, sehingga angka kecil dan mendekati nol menyebabkan fluktuasi bobot menjadi amat tinggi dan bisa tak terhingga. Angka negatif juga tidak boleh dalam analisis DEA karena mengimplikasikan sebuah kombinasi yang tidak terdapat dalam gugus tertutup closed set atau dengan kata lain, input dan output tidak boleh negatif.

2.4 Analisis Systems Dynamic

Tasrif 2004 menyatakan bahwa model sistem dinamik merupakan model yang dapat memberikan pemahaman understanding tentang sebab terjadinya persoalan manajemen dan melalui pemahaman ini dapat dirancang suatu kebijakan untuk memperbaiki persoalan tersebut policy directions. Menurut Sterman 1982 prinsip-prinsip untuk membuat model dinamik adalah sebagai berikut: 1 Keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus dibedakan di dalam model. 2 Adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan di dalam model. 41 3 Aliran-aliran yang berbeda secara konseptual di dalam model harus dibedakan. 4 Hanya informasi yang benar-benar tersedia bagi manusia di dalam sistem yang harus digunakan dalam pemodelan keputusan-keputusannya. 5 Struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model haruslah sesuai dengan praktek-praktek manajerial. 6 Model haruslah robust dalam kondisi-kondisi ekstrim. Dengan prinsip-prinsip Sterman 1982 tersebut maka perancangan suatu model systems dynamic dapat ditunjukkan dalam Gambar 7 Tasrif, 2004 : Concept from Written literature Principle of Feedback loops Policy evaluation Mental and Written information Purpose Structure Parameter Model Policy Changes Alternative Behavior Miscellaneous Numerical data Discrepancies In behavior Behavior Comparison of model behavior and real world behavior Time series data Gambar 7 Perancangan model systems dynamic Model perancangan sistem dinamik inilah kemudian akan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan konteks pengelolaan perikanan. 42

2.5 Manajemen Risiko dalam Perencanaan Pemberian Kredit

Disertasi ini akan membahas juga tentang perencanaan berbasis manajemen risiko dalam pemberian kredit sektor perikanan. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 58PBI, terdapat delapan jenis risiko yang harus dikelola secara baik oleh bank yaitu : risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, strategis, reputasi, dan risiko kepatuhan. Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan counterparty untuk memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktifitas fungsional bank seperti perkreditan, aktivitas treasury dan investasi, pembiayaan perdagangan yang tercatat dalam banking book maupun trading book . Kerugian risiko kredit ini meliputi eksposur atau sejumlah tertentu yang terkena risiko, tingkat pengembalian atau recovery rate, investasi dalam obligasi dan pemberian pinjaman yang terkena risiko kredit. Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki bank, yang dapat merugikan bank adverse movement . Yang dimaksud variabel pasar antara lain adalah suku bunga, harga, dan nilai tukar. Secara dimensional risiko pasar dapat dijabarkan dalam bentuk risiko tingkat suku bunga interest rate risk dan risiko nilai tukar valuta asing foreign exchange rate. Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi bank yang mengandung risiko suku bunga. Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada saat bank memiliki posisi terbuka. Sebagai contoh, jika suatu bank memiliki posisi long pada USD dan nilai USD terhadap 43 Rupiah IDR mengalami depresiasi USD melemahIDR menguat, maka bank akan menerima IDR yang lebih sedikit untuk sejumlah mata uang asing yang ditukarkan. Sama halnya apabila bank memiliki posisi short dan IDR terdepresiasi terhadap USD USD menguatIDR melemah, maka bank akan membayar lebih untuk sejumlah mata uang asing yang ditukarkan. Risiko harga adalah risiko di mana bank harus membayar lebih untuk membeli suatu instrumen keuangan dan harga instrumen keuangan tersebut telah menurun. Pengertian lain dari risiko harga adalah dimana nilai asset keuangan yang dibeli dan dipegang pada harga yang lebih tinggi dijual dengan harga yang lebih rendah sehingga menimbulkan kerugian. Dari sudut pandang nasabah bank yang produksi dari komoditinya mendapat pembiayaan kredit dari bank, maka fluktuasi dan volatilitas harga komoditi di pasar akan dapat menimbulkan terjadinya risiko gagal bayar atau default akibat menurunnya repayment capacity nasabah. Implementasi manajemen risiko bagi bank bertujuan antara lain untuk dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan setiap risiko yang dapat muncul dari semua aktivitas dan transaksi operasional bank. Dengan menerapkan manajemen risiko yang dilaksanakan secara baik berarti bank dalam kegiatan operasionalnya telah memenuhi ketentuan internal maupun ketentuan dari Bank Indonesia. Dalam dunia perbankan manajemen risiko memiliki ruang lingkup yang luas dan menyeluruh, mulai dari pengawasan aktif komisaris dan direksi terhadap kegiatan operasional bank, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, 44 kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian internnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka proses pembentukan dan implementasi manajemen risiko harus dilakukan secara terpadu yang meliputi: 1 Penetapan kriteria risiko yang dapat diterima oleh bank berdasarkan tujuan kelayakan kredit dan aktivitas usaha lainnya. Limit risiko maksimum yang dapat ditolerir harus dikaitkan dengan jumlah total modal bank yang akan terkena risiko, baik secara keseluruhan maupun per jenis produk layanannya. 2 Penilaian dan analisis keseluruhan risiko bank harus selalu dilakukan setiap periode tertentu sesuai dengan jenis risiko, kebutuhan, dan perkembangan bank. 3 Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan produk dan aktivitas kegiatan usaha yang baru serta perubahan dari keseluruhan profil risiko bank. Dengan demikian dalam konsep perencanaan pemberian kredit sudah memasukkan unsur manajemen risiko baik risiko suku bunga, risiko harga dari barang atau komoditas yang dibiayai dengan kredit, dan risiko kredit. Dalam teori portofolio, risiko didefinisikan sebagai deviasi standar tingkat keuntungan σ. Hal ini disebabkan karena σ menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan expected value . Semakin besar nilai σ semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan, yang berarti semakin tinggi risikonya. 45 Nilai yang diharapkan tidak lain adalah merupakan rata-rata atau mean. Tingkat keuntungan yang diharapkan diukur dengan notasi ER. Sedangkan ukuran risiko dihitung dengan formula : ∑ = − − = n i i n R R 1 2 1 σ 2.13 dimana: = σ Deviasi standar atau risiko 2 1 R R i n i − ∑ = = adalah kuadrat selisih individu return dengan rata-rata return. n = jumlah data. Perencanaan pemberian kredit berbasis risiko ini sejalan dengan kewajiban bank umum setelah Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.58PBI2003 tentang Penerapan Risiko bagi Bank Umum dan surat edaran BI No.521DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang efektif mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2005. Risiko yang akan diperhitungkan dalam perencanaan pemberian kredit ini adalah risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko harga. Menurut Caouette et al., 2002, risiko kredit sendiri dapat dibagi atas dua hal yaitu : 1 Expected Loss EL, yang merupakan kerugian kredit yang telah diantisipasi. EL ini diestimasi oleh rata-rata mean dari distribusi. EL ini adalah biaya yang harus ditanggung oleh bank akibat melakukan aktivitas bisnis perkreditan cost of doing business dan ditutup atau dicadangkan dengan reserves atau penyisihan penghapusan aktiva produktif PPAP. 46 2 Unexpected Loss UL merupakan volatilitas dari kerugian kredit di mana UL inilah yang merupakan risiko kredit yang harus ditanggung oleh bank karena melakukan aktivitas bisnis perkreditan dan ditutup dengan modal. UL ini diukur dengan perhitungan Value at Risk VaR pada tingkat level signifikansi tertentu, misalnya 95. Bank International for Setlement BIS tahun 2001 membagi expected loss menjadi empat faktor yaitu : 1 Probability of Default PD, merupakan probabilitas dari borrower counterparty terjadi default. PD merupakan jawaban dari pertanyaan berapa probabilitas dari borrower akan terjadi default. 2 Exposure at Default EAD merupakan estimasi dari jumlah outstanding kredit ketika terjadi default. Dengan kata lain EAD adalah jika terjadi default, berapa nilai kerugian exposure yang diharapkan terjadi. 3 Loss Given Default LGD adalah estimasi dari jumlah kerugian dalam prosentase dari EAD, yang didasarkan pada jaminan dan lending seniority biasanya dinotasikan dengan angka 1 – Recovery Rate. Dengan kata lain LGD adalah jika terjadi default, berapa kerugian yang diharapkan. 4 Maturity merupakan faktor kunci yang mempengaruhi risiko kredit dari obligasi dan loan. Semakin pendek maturity dari loan semakin kecil risiko kreditnya. Penggunaan analisis risiko ini kemudian harus dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan usaha perikanan dan keterbatasan studi. Secara rinci analisis ini dibahas dalam Bab 3: Metode Penelitian. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian